Pengaruh Keluarga terhadap Pola Pencarian Pengobatan

BAB V PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada akhir bulan Agustus sampai dengan awal bulan September. Penelitian tidak terlaksana sesuai dengan perencanaan awal karena terkendala oleh libur semester Universitas Sumatera Utara. Penelitian baru bisa dimulai ketika memasuki minggu pengisian kartu rencana studi KRS. Penelitian tetap harus dilanjutkan sampai dimulainya perkuliahan karena sedikitnya mahasiswa yang datang ke kampus pada saat pengisian KRS. Penelitian dilakukan dengan memilih sampel secara accidental random sampling , artinya responden yang terpilih adalah orang-orang yang dijumpai secara acak. Dalam proses penelitian ini, peneliti ditemani oleh kenalan yang berkuliah di fakultas tempat dilakukannya penelitian ini. Responden yang terpilih tidak ada yang batal diwawancarai, walaupun ada beberapa responden yang awalnya menolak namun akhirnya tetap bersedia untuk diwawancarai.

5.1 Pengaruh Keluarga terhadap Pola Pencarian Pengobatan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, distribusi jawaban responden berdasarkan variabel pengaruh keluarga adalalah ada 85 orang 89,5 responden yang menyatakan bahwa keluarga menyarankan untuk datang kepelayanan kesehatan jika, responden yang menyatakan bahwa mendatangi pelayanan kesehatan jika ada anggota keluarga yang menyarankan ada 82 orang 86,3, responden yang menyatakan bahwa pengalaman berobat anggota keluarga menjadi acuan dalam berobat ada 70 orang 73,7, dan responden yang menyatakan bahwa anggota Universitas Sumatera Utara keluarga membantu mengontrol dalam meminum obat ada 80 orang 84,2. Distribusi jawaban tersebut belum dapat menggambarkan pengaruh keluarga terhadap pola pencarian pengobatan, karena untuk mengetahui pengaruh keluarga harus memperhatikan tindakan responden dalam pola pencarian pengobatannya. Hasil penelitian ini menunjukkan secara statistik dengan menggunakan uji regresi linear bahwa nilai p=0,105 0,05, artinya keluarga tidak memberikan pengaruh yang bermakna pada pola pencarian pengobatan mahasiswa rumpun fakultas non-eksakta Universitas Sumatera Utara di Kota Medan. Hasil tersebut mungkin dikarenakan kebanyakan mahasiswa tidak lagi tinggal bersama orang tuanya. Banyak mahasiswa Univeritas Sumatera Utara yang berasal dari luar Kota Medan sehingga mereka harus mengontrak rumah atau kos. Hal ini menyebabkan kurangnya interaksi antara mahasiswa tersebut dengan keluarganya. Kurangnya interaksi dengan keluarga menyebabkan berkurangnya informasi tentang keadaan masing-masing. Ketika mahasiswa tersebut sakit, keluarganya tidak akan langsung tahu karena kurangnya interaksi antara keduanya. Sehingga keluarganya tidak memberikan pengaruh dalam pencarian pengobatan. Selain itu, keadaan jauh dari keluarga menyebabkan berkurangnya fungsi kontrol keluarga, sehingga mahasiswa tersebut tidak bertindak sesuai dengan saran keluarganya. Kurangnya pengaruh keluarga dalam pola pencarian pengobatan mahasiswa rumpun fakultas non-eksakta juga bisa disebabkan oleh kecenderungan untuk mencari sumber informasi yang paling dekat, misalnya teman kos atau teman kuliah. Selain itu kebanyakan orang akan bertindak sesuai informasi yang pertama didapatnya. Universitas Sumatera Utara Orang tersebut baru akan mencari informasi lain jika informasi yang pertama didapat tidak memberikan hasil yang sesuai dengan harapan. Seperti kebanyakan remaja pada umumnya, mahasiswa merasa mampu dalam mengambil keputusan sendiri yang sesuai dengan kemauannya. Ini merupakan salah satu upaya remaja dalam mengembangkan sense of personal identiy. Hal ini menyebabkan mahasiswa tersebut bertindak untuk menunjukkan bahwa dirinya mempunyai jati diri sendiri yang berbeda dengan keluarganya. Notoatmodjo 2003 menyatakan dukungan yang berasal dari lingkungan keluarga sangat berpengaruh besar untuk mendorong sesama anggota keluarga untuk melaksanakan sesuatu perilaku yang baru. Sama halnya dengan pola pencarian pengobatan yang dilakukan oleh seseorang. Sebelum seseorang itu melakukan sesuatu, sering terlebih dahulu meminta pendapat orang lain untuk mempertimbangkan apakah tindakan itu baik atau tidak untuk dilakukan. Setiap individu sejak lahir berada di dalam suatu kelompok terutama kelompok keluarga. Kelompok ini akan membuka kemungkinan yang sangat besar untuk dipengaruhi dan mempengaruhi anggota-anggota keluarga. Hasil ini bertentangan dengan penelitian Tinendung 2009 tentang pencarian pengobatan pada suku Pak-pak di Sidiangkat yang menemukan bahwa masyarakat cenderung mendengarkan pengalaman keluarga. Pengalaman yang berarti telah membuktikan baik sengaja maupun tidak dan cerita dari anggota keluarga, terutama orang tua akan membuat kita semakin percaya dan yakin terhadap sesuatu hal. Demikian juga dalam pola pencarian pengobatan, yang besar prosesnya didukung oleh pengalaman dan kepercayaan. Universitas Sumatera Utara Hidayat 2012 menyatakan bahwa pola pencarian pengobatan pada masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh keluarga terjadi turun-temurun.. Masyarakat cenderung melakukan pengobatan yang sama dengan anggota keluarganya. Hal ini disebabkan oleh minimnya sumber informasi atau pengetahuan tentang pengobatan yang didapatkan oleh masyarakat sehingga keluarga menjadi satu-satunya acuan dalam hal mencari pengobatan. Atas hal ini penulis mengasumsikan bahwa keluarga tidak memberikan pengaruh kepada mahasiswa rumpun fakultas non-eksakta Universitas Sumatera Utara disebabkan oleh banyaknya sumber informasi atau pengetahuan yang mungkin diterima oleh mahasiswa tersebut. Sehingga keluarga tidak lagi menjadi satu-satunya acuan dalam hal pencarian pengobatan. Asumsi penulis sesuai dengan penelitian Pakpahan 2012 tentang pengaruh media sosialisasi terhadap pengetahuan dan sikap mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU tentang pap smear. Penelitian tersebut menyatakan bahwa media sosialisasi keluarga tidak memberikan pengaruh terhadap pengetahuan dan sikap mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU tentang pap smear.

5.2 Pengaruh Teman Bermain terhadap Pola Pencarian Pengobatan