Hidayat 2012 menyatakan bahwa pola pencarian pengobatan pada masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh keluarga terjadi turun-temurun..
Masyarakat cenderung melakukan pengobatan yang sama dengan anggota keluarganya. Hal ini disebabkan oleh minimnya sumber informasi atau pengetahuan
tentang pengobatan yang didapatkan oleh masyarakat sehingga keluarga menjadi satu-satunya acuan dalam hal mencari pengobatan.
Atas hal ini penulis mengasumsikan bahwa keluarga tidak memberikan pengaruh kepada mahasiswa rumpun fakultas non-eksakta Universitas Sumatera
Utara disebabkan oleh banyaknya sumber informasi atau pengetahuan yang mungkin diterima oleh mahasiswa tersebut. Sehingga keluarga tidak lagi menjadi satu-satunya
acuan dalam hal pencarian pengobatan. Asumsi penulis sesuai dengan penelitian Pakpahan 2012 tentang pengaruh
media sosialisasi terhadap pengetahuan dan sikap mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU tentang pap smear. Penelitian tersebut menyatakan bahwa media
sosialisasi keluarga tidak memberikan pengaruh terhadap pengetahuan dan sikap mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU tentang pap smear.
5.2 Pengaruh Teman Bermain terhadap Pola Pencarian Pengobatan
Distribusi jawaban responden berdasarkan variabel pengaruh teman adalalah ada 73 orang 76,8 responden yang menyatakan bahwa teman memberi saran
dalam hal pengobatan, responden yang menyatakan bahwa teman menyarankan untuk datang kepelayanan kesehatan jika sakit ada 72 orang 75,8, responden yang
menyatakan bahwa mendatangi pelayanan kesehatan jika ada teman yang menyarankan ada 71 orang 74,7, responden yang menyatakan bahwa pengalaman
Universitas Sumatera Utara
berobat teman menjadi acuan dalam berobat ada 52 orang 54,7, dan responden yang menyatakan bahwa teman membantu mengontrol dalam meminum obat ada 38
orang 40,0. Distribusi jawaban tersebut belum dapat menggambarkan pengaruh teman terhadap pola pencarian pengobatan, karena untuk mengetahui pengaruh teman
harus memperhatikan tindakan responden dalam pola pencarian pengobatannya. Hasil peneliian ini menunjukkan secara statistik dengan menggunakan uji
regresi linear bahwa nilai p=0,01 0,05, artinya teman memberikan pengaruh yang bermakna pada pola pencarian pengobatan mahasiswa rumpun fakultas non-eksakta
Universitas Sumatera Utara di Kota Medan. Nilai koefisien regresi B dari variabel pengaruh teman adalah 0,793, artinya
pengaruh teman akan meningkatkan pola pencarian pengobatan mahasiswa rumpun fakultas non-eksakta Universitas Sumatera Utara sebesar 0,793 kali lebih tinggi
dibandingkan tidak mendapatkan pengaruh teman dalam hal pola pencarian pengobatan pada populasi tersebut. Nilai R=0,848 pada variabel ini menunjukkan
bahwa teman memiliki hubungan yang sangat kuat nilai R 0,8 dengan variabel pola pencarian pengobatan.
Kondisi mahasiswa yang berasal dari Kota Medan memaksa mereka untuk tinggal sendiri atau kos. Hal ini bisa jadi menjadi penyebab lebih besarnya pengaruh
teman terhadap pencarian pengobatan pada mahasiswa. Teman kos yang tinggal bersama mereka bisa jadi menggantikan peran
keluarga dalam mempengaruhi perilaku mahasiswa, termasuk perilaku pencarian pengobatan. Orang-orang pertama kali memberi saran tentang pola pencarian
pengobatan adalah orang-orang yang pertama mengetahui seseorang itu sakit, yaitu
Universitas Sumatera Utara
teman kosnya. Sehingga saran teman kos itulah yang cenderung akan diikuti. Jika diperlukan, teman kos inilah yang akan mengantar pergi berobat, sehingga saran
mereka mau tidak mau akan diikuti. Kondisi perkuliahan menyebabkan mahasiswa lebih lama berinteraksi dengan
teman-temannya dibandingkan dengan keluarganya. Sehingga peluang teman untuk mempengaruhi seorang mahasiswa lebih besar dibandingkan keluarga.
Sebagai remaja, mahasiswa cenderung lebih mudah untuk dipengaruhi oleh teman-temannya. Ini dikarenakan interaksi dengan teman lebih banyak dibandingkan
dengan keluarganya. Selain itu proses interaksi dengan teman merupakan interaksi yang sederajat. Proses interaksi yang sederajat ini bisa memberikan pengaruh besar
karena terdapat persamaan usia, status, dan peran. Persamaan ini menimbulkan rasa saling percaya atas saran yang diberikan. Rasa saling percaya inilah yang
menyebabkan pengaruh teman menjadi signifikan terhadap perilaku seorang mahasiswa.
Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian Tiolena 2009 tentang faktor- faktor yang mempengaruhi keterlambatan pengobatan pada wanita kanker
menunjukkan bahwa teman memberikan dukungan dan pengaruh yang bermakna terhadap pencarian pengobatan pada wanita penderita kanker.
Dalam proses sosialisasi teman memiliki peran yang lebih besar terhadap perilaku remaja. Hal ini dikarenakan proses interaksi antara remaja dan teman
memiliki durasi yang lebih lama dibandingkan dengan keluarga. Terlebih pada mahasiswa yang selama berkuliah tidak tinggal dengan orang tuanya.
Universitas Sumatera Utara
Teman bermain memberikan pengaruh kuat dalam proses sosialisasi pada masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk
kepribadian seorang remaja. Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak sederajat berbeda usia, pengalaman, dan peranan,
sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Vembriarto dalam
Damanik 2012 menyatakan bahwa kelompok teman sebaya adalah tempat terjadinya proses belajar sosial atau adaptasi, yakni suatu proses dimana individu
mengadopsi dan beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan, sikap, gagasan, keyakinan, nilai-nilai, dan pola tingkah laku dalam bermasyarakat, dan mengembangkannya
menjadi suatu kesatuan sistem dalam diri pribadinya.
5.3 Pengaruh Media Massa terhadap Pola Pencarian Pengobatan