52
0,626 lebih bear dari batas toleransi 0,05. Dengan demikian hasil analisis ini menerima H0, berarti terdapat kesetaraan kepuasan kerja antara auditor pria dan
wanita. Sedangkan hasil uji-Leven’s untuk varibel kepuasan kerja
menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,626 yang lebih besar dari batas toleransi 0,05. Hal ini menunjukkan data variabel kepuasan kerja untuk auditor pria dan
wanita memiliki variance yang sama.
4.2.4 Rangkuman Hasil
Dari keenam analisis diatas rangkuman dari hasil analisis independen-T test seperti pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Uji Independen T test
Variabel P value
α Keterangan Komitmen
Organisasi 0,236 0,05
H1 ditolak
Komitmen Profesi
0,785 0,05 H2
ditolak Motivasi 0,245
0,05 H3 ditolak
Kesempatan Kerja
0,906 0,05 H4
ditolak Pengalaman
Organisasi 0,629 0,05
H5 ditolak
Kepuasan Kerja 0,732
0,05 H6 ditolak
Berdsarkan hasil rangkuman tabel diatas dapat diketahui bahwa untuk atribut komitmen organisasi, komitmen profesi, motivasi, kesempatan kerja,
kepuasan kerja, dan pengalaman organisasi tidak terdapat perbedaan signifikan
Universitas Sumatera Utara
53
kinerja auditor pria dan wanita. Dengan demikian hipotesis 1, hipotesis 2, hipotesis 3, hipotesis 4, hipotesis 5 dan hipotesis 6 tidak diterima.
4.2.5 Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan kinerja auditor tidak ada perbedaan berdasarkan gender dilihat dari faktor komitmen organisasi, komitmen profesi,
motivasi, kesempatan kerja, kepuasan kerja, dan pengalaman organisasi. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa gender tidak mempengaruhi
secara signifikan dalam mengukur kinerja auditor di Kantor Akuntan Publik KAP. Hal ini menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan kinerja auditor
pria dan wanita. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan tidak adanya
perbedaan yang signifikan kinerja auditor pria dan wanita dalam hal komitmen organsisasi. Hal ini disebabkan antara pria dan wanita sama-sama memiliki ikatan
yang cukup kuat dengan pekerjaannya sehingga akan menimbulkan loyalitas yang tinggi dalam pekerjaannya. Hasilpenelitian ini konsisten dengan hasil penelitian
Trisnaningsih 2004 dimana tidak ada perbedaan atau terdapat kesetaraan kinerja auditor pria dan wanita dilihat dari faktor komitmen organisasi. Namun hasil
penelitian ini tidak mendukung penelitian Shorea 2005 bahwa terdapat perbedaan komitmen organisasi antara auditor pria dan wanita.
Hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan kinerja auditor pria dan wanita dalam hal komitmen profesi. Hal ini
menjelaskan bahwa pria dan wanita sama-sama memiliki ikatan yang kuat terhadap pekerjaannya. Kedudukan auditor pria dan wanita setara dalam
Universitas Sumatera Utara
54
menjalankan profesinya dan mendapatkan peluang yang sama dalam posisi atau jabatan di Kantor Akuntan Publik KAP. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian Trisnaningsih 2004 dimana terdapat kesetaraan antara auditor pria dan wanita terhadap komitmen profesi, namur tidak mendukung penelitian Shorea
2005. Pengujian hipotesis 3 menunjukkan hasil bahwa tidak ada perbedaan
signifikan kinerja auditor pria dan wanita dalam hal motivasi. Hal ini disebabkan KAP selalu memberikan kompensasi dan penghargaan kepada karyawannya
secara adil, dalam arti sesuai dengan hasil kerja para auditor, sehingga tidak terjadi perbedaan atau adanya kesetaraan antara pria dan wanita. Auditor pria dan
wanita sama-sama termotivasi untuk bekerja lebih giat lagi karena mendapatkan reward yang sebanding dengan pekerjaannya tanpa membedakan gender.Hasil
penelitian ini consisten dengan penelitian Trisnaningsih 2004 dimana terdapat kesetaraaan dalam hal motivasi antara auditor pria dan wanita, namun tidak
konsisten dengan penelitian Shorea 2005. Hasil pengujian hipotesis 4 menunjukkan hasil tidak terdapat perbedaan signifikan kinerja auditor pria dan
wanita dalam hal kesempatan kerja. Hal ini disebabkan auditor pria dan wanita saat ini memiliki kesetaraan dalam mendapatkan kesempatan kerja di lingkungan
KAP. Kantor Akuntan Publik dalam hal ini tidak lagi memandang gender dalam menempatkan auditornya untuk job atau pekerjaan tertentu selama auditor
tersebut mempunyai kapabilitas dan kompetensi yang memadai. Hasil ini mendukung penelitian Trisnaningsih 2004 yang menjelaskan bahwa tidak ada
perbedaan kesempatan kerja antara auditor pria dan wanita.
Universitas Sumatera Utara
55
Pengujian hipotesis 5 yang menyatakan tidak ada perbedaan kinerja auditor pria dan wanita terhadap kepuasan kerja. Hal ini menjelaskan bahwa
auditor pria dan wanita tidak memiliki perilaku yang berbeda dalam kepuasan atas pekerjaan mereka. Auditor pria dan wanita mendapatkan reward yang sama
sebanding dengan tingkat pekerjaan mereka. Hasil ini konsisten dengan penelitian Shorea 2005 dan tidak mendukung peneitian Trisnaningsih 2004.
Hasil pengujian hipotesis 6 menyatakan tidak ada perbedaan kinerja auditor pria dan wanita terhadap pengalaman organisasi. Kinerja auditor pria dan
wanita sama dilihat dari faktor pengalaman organisasi.Tolok ukur kinerja auditor sekarang ini dilihat dari kapabilitas dan kompetensi mereka dalam melakukan
auditing karena tingkat persaingan semakin tinggi. Hasil ini konsisten dengan penelitian Kuntari dan Kusuma 2001 dimana tidak ada perbedaan pengalaman
organisasi auditor pria dan wanita
Universitas Sumatera Utara
56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa : a.
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja auditor pria dan auditor wanita dalam hal komitmen organisasi. Hal ini disebabkan
antara pria dan wanita sama-sama memiliki ikatan yang cukup kuat dengan pekerjaannya sehingga akan menimbulkan loyalitas yang
tinggi dalam pekerjaannya. b.
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja auditor pria dan auditor wanita dalam hal komitmen profesi. Hal ini menjelaskan
bahwa pria dan wanita sama-sama memiliki ikatan yang kuat terhadap pekerjaannya.
c. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja auditor pria
dan auditor wanita dalam hal motivasi. Hal ini disebabkan KAP selalu memberikan kompensasi dan penghargaan kepada karyawannya
secara adil, dalam arti sesuai dengan hasil kerja para auditor, sehingga tidak terjadi perbedaan atau adanya kesetaraan antara pria dan wanita .
d. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja auditor pria
dan auditor wanita dalam hal kesempatan kerja. Hal ini disebabkan oleh auditor pria dan wanita saat ini memiliki kesetaraan dalam
mendapatkan kesempatan kerja di lingkungan KAP.
Universitas Sumatera Utara