Teknologi Tepat Guna (TTG)

I. Teknologi Tepat Guna (TTG)

Teknologi Tepat Guna Teknologi Tepat Guna (TTG) lahir sebagai jawaban (respons positif) para ilmuan, peneliti, pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, kebutuhan, dan tantangan hidup masyarakat. Tujuan Teknologi Tepat Guna: Menerapkan konsep-konsep manajemen modern ke dalam praktek (dunia nyata dan perilaku masyarakat) dalam upaya optimalisasi hasil produksi/pendapatannya. Teknologi tepat guna merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat Desa. Teknologi tersebut harus berpotensi memenuhi kriteria, yaitu: (a) mengkonversi sumberdaya alam, (b) menyerap tenaga kerja, (c) memacu industri rumah tangga, dan (d) meningkatkan pendapatan masyarakat. Secara nasional, bahwa untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional, mempercepat kemajuan desa dan menghadapi persaingan global dipandang perlu melakukan percepatan pembangunan perdesaan melalui pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang yang didukung oleh penerapan dan pengembangan teknologi tepat guna.

Konferensi Nasional Teknologi Tepat Guna 2014 dilakukan dalam dua kelompok Konferensi, yaitu Kelompok Kebijakan dan Kelembagaan serta Kelompok Pemanfaatan dan Pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna. Jumlah peserta yang hadir sekitar 100 orang, berasal dari lembaga pemerintah pusat dan daerah, peneliti dan akademisi dari perguruan tinggi, maupun praktisi pengusaha kecil menengah dan lembaga swadaya masyarakat. Para peserta Konferensi menyepakati pula hal-hal khusus di ranah Kebijakan, Kelembagaan, serta Pemanfaatan dan Pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna sebagai berikut:

1. Mendorong pengembangan dan pemanfaatan Teknologi Tepat Guna untuk kemandirian masyarakat desa sesuai dengan amanat Undang undang Desa Nomor 6 Tahun 2014.

2. Mendorong penguatan landasan hukum pengembangan dan pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna dari semula, Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2001 tentang Penerapan dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna menjadi Peraturan Pemerintah tentang Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat Guna. Kebijakan tersebut diperlukan sebagai landasan strategis nasional agar teknologi tepat guna Indonesia mampu berkontribusi mendukung Implementasi Undang- Undang Desa No 6 Tahun 2014.

3. Mendorong agar gerakan nasional pemanfaatan dan pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna untuk penanggulangan kemiskinan dapat dimasukan dalam RPJMN.

4. Mendorong adanya kebijakan finansial/perbankan yang berpihak kepada UMKM, khususnya dalam hal kemudahan perolehan dan bunga pinjaman, sehingga

penyediaan, implementasi maupun scaling up dan scaling down (fine tunning) Teknologi Tepat Guna sesuai kebutuhan dan berkesinambungan.

5. Diusulkan adanya Program Aksi Nasional untuk Pengembangan Pemanfaatan dan Pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna dengan melibatkan lebih banyak stakeholders (multipihak) secara sinergi, didasari semangat kemitraan antara

90 | Modul Pelatihan Pratugas Pendamping Desa 90 | Modul Pelatihan Pratugas Pendamping Desa

6. Mendorong pemanfaatan Teknologi Tepat Guna untuk penanggulangan kemiskinan dengan cara mengintegrasikan program pemerintah, seperti:

Pembangunan Wilayah Perbatasan, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Lokal, Pengembangan Perdesaan dan lain lain.

Penguatan kelembagaan TTG meliputi:

1. Diperlukan adanya lembaga yang dibentuk berdasarkan kebijakan pemerintah dan berlandasan hukum, yang mampu berfungsi menjembatani kepentingan

masyarakat terhadap teknologi tepat guna;

2. Memberikan arahan kepada Pemerintah Daerah untuk membangun lembaga intermediasi Teknologi Tepat Gunadalam bentuk Pos Pelayanan Teknologi

(Posyantek) di kecamatan dan Warung Teknologi (Wartek) di desa, namun masih perlu dukungan kuat berbagai pihak baik di level pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa;

3. Telah terbentuk Forum Komunikasi Nasional Teknologi Tepat Guna dan Forum Komunikasi Posyantek Nusantara sebagai ajang interaksi penyedia teknologi, pengguna teknologi, pemerintah daerah maupun lembaga intermediasi;

4. Telah terbentukClearing House Teknologi Tepat Guna Isi dari Clearing House ini adalah data dan informasi Teknologi Tepat Guna hasil litbang lembaga riset, perguruan tinggi, maupun inovasi akar rumput yakni hasil karya berbagai unsur masyarakat termasuk juga didalamnya panduan atau pedoman pemanfaatan dan pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna. Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI sebagai Clearring House: www.ttg ; www.lipi.go.id . Jl. KS. Tubun No. 5 Subang 41213, email: ttg@mail.lipi.go.id .

Pemanfaatan dan Pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna:

1. Diperlukan revitalisasi pemahaman baru mengenai terminologi teknologi tepat guna yang bukan terbatas pada alat (piranti keras dan lunak) atau teknologi semata akan tetapi lebih merupakan sebuah konsep pikir yang dimaknai sebagai pendekatan penerapan teknologi secara komprehensif dengan mempertimbang- kan elemen teknologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang mengedepankan pencapaian kesejahteraan masyarakat.

2. Diperlukan pedoman teknis Implementasi Teknologi Tepat Guna di masyarakat dengan mengapresiasi ke-khasan wilayah (secara sosial, ekonomi dan

lingkungan) sebagai tindakan pra-implementasi Teknologi Tepat Guna perlu dilakukan penyiapan masyarakat pengguna sehingga strategi implementasi akan selalu selaras dengan kebutuhan dan kondisi sosial-ekonomi masyarakat.

3. Dalam melakukan pemasyarakatan teknologi tepat guna, mutlak harus disertai dengan pendampingan untuk memastikan keberhasilan alih teknologi sesuai dengan tujuan Teknologi Tepat Guna yakni mensejahterakan masyarakat.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 91

4. Diperlukan langkah strategis Pemetaan Teknologi Tepat Guna secara nasional untuk mengenali potensi dan kebutuhan masyarakat terhadap Teknologi Tepat Guna untuk kemudian dibangun Data Base yang mudah diakses oleh siapapun;

5. Membangun jejaring multisektor untuk peningkatan akses masyarakat ke dukungan teknologi, finansial, pasar, dan perlindungan hak kekayaan intelektual. Contoh konkrit keberpihakan Pemerintah Daerah yang layak diacu adalah Program Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan di Kabupaten Musi Banyuasin yang mengadopsi konsep PNPM dan mengintegrasikan teknologi tepat guna di dalam sebuah sistem yang mengarah pada pengejawantahan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa;

6. Dasar pemikiran dari segala tindak strategis, seyogyanya adalah bagaimana membantu negara menyelesaikan permasalahan dengan mengembangkan serta

mengimplementasikan teknologi tepat guna bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat;

7. Diperlukan lembaga inkubasi teknologi yang dapat membantu masyarakat dalam memanfaatkan Teknologi Tepat Guna untuk peningkatan kesejahteraan.