Faktor Pendukung Dan Penghambat

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat

1. Faktor Pendukung

Kolaborasi gurubimbingan konseling dan guru tahfidz dalam meningkatkan konsep diri positif siswa penghafal Al-Qur’an di SMP Muhammadiyah boarding school yogyakarta selama ini sudah berjalan cukup baiak, terutama dalam perkembangan siswa, hal ini di dukung oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Dukungan dari kepala sekolah SMP muhammadiyah boarding school yogyakarta, dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling dan guru tahfidz untuk meningkatkan konsep diri siswa penghafal Al-Qur’an.

b. Koordinasi yang baik dari dari kepala sekolah SMP muhammadiyah boarding school yogyakarta terhadap masyarakat madrasah.

c. Peran aktif dari guru bimbingan konseling dan guru tahfidz dalam melaksanakan kolaborasi antara guru bimbingan konseling dan guru tahfidz dalam setiap program yang telah dibentuk.

d. Adanya kesadaran dari siswa kelas VIII di SMP muhammadiyah boarding school yogyakarta dalam mengikuti program yang dibentuk untuk meningkatkan konsep diri positif siswa penghafal Al-Qur’an.

e. Tersedianya ruangan bimbingan konseling untuk melayani keluhan baik

dari peserta didik maupun dari guru. 92

92 Hasil Wawancara dengan Dwi, Guru Bimbingan Konseling SMP Muhammadiyah Boarding Scholl Yogyakarta, Pada Tanggal 18 Februari 2016

2. Faktor penghambat

Adapun yang penjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan kolaborasi Guru Bimbingan Konseling dan Guru Tahfidz dalam meningkatkan konsep diri posistif, yaitu :

a. Kesibukan Guru Bimbingan Konseling dan Guru Tahfidz yang berbeda- beda sehingga koordinasi diantara keduanya menjadi terbatas.

b. Guru Bimbingan Konseling haya tersedia dua orang untuk mengatasi seribu siswa, dalam hal ini kita butuhkan kolaborasi bkan hanya antara guru bimbingan konseling dan guru tahfidz saja melainkan juga dengan guru-guru yang lain.

c. Kurangnya tenaga pengajar, guru bimbingan konseling hanya berjumlah

2 orang, sedangkan guru tahfidz berjumlah 13 itu sangatlah kurang bila dibandungkan dengan jumlah siswa yang mencapai seribu siswa.

d. Kurangnya kesadaran sebagian siswa dalam mengikuti setiap program yang dibentuk seperti layanan bimbingan konseling yang diadakan oleh guru bimbingan konseling.

e. Kurangnya pemahaman sebagian guru mengenai tugas dan fungsi guru bimbingan konseling di SMP muhammadiyah boarding school yogyakarta, sehingga itu berdampak pada kinerja yang dilakukan oleh

guru bimbingan konseling. 93

93 Ibid, pada tanggal 18 Februari 2016

Guru bimbingan konseling dengan guru tahfidz dalam menangani faktor- faktor tersebut yaitu dengan cara menjalin komunikasi dan saling memberikan dukungan satu sama lainnya.

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa bentuk kolaborasi yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling dan guru tahfidz dalam meningkatkan konsep diri siswa penghafal Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

1. Bentuk usaha formal, meliputi bentuk usaha yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling yaitu: layanan orientasi, layanan informasi dan layanan konseling individu. Sedangkan bentuk uasah yang dilakukan oleh guru tahfidz yaitu: lapor lahfidz, rollling guru, dan pemberian ibroh.

2. Bentuk usaha informal, meliputi pemberian teladan, pembiasaan dan pemberian motivasi.

Sedangkan bila dilihat dari jenisnya kolaborasi yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling dan guru tahfidz yaitu kolaborasi tertier, yaitu kolaborasi dilakukan hanya ketika ada masalah yang harus diselesaikan saja.

3. Saran

1. Kepala sekolah

a. Semi efektifnya pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP Muhammadiyah boarding school yogyakarta, maka alangkah baiknya a. Semi efektifnya pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP Muhammadiyah boarding school yogyakarta, maka alangkah baiknya

b. Demi optimalnya kinerja bimbingan dan konseling di SMP Muhammadiyah boarding school yogyakarta, maka alangkah baiknya apabila disempurnakan dalam sarana bimbingan dan konseling.

c. Demi efektifnya pelaksanaan bimbingan dan konseling si SMP Muhammadiyah Boarding school yogyakarta, maka alangkah baiknya terdapat jam khusus bimbingan konseling minimzl 1 jam dalam 1 minggu.

2. Guru bimbingan dan konseling

a. Demi efektifnya layanan bimbingan konseling maka sebaiknya guru bimbingan konseling membuat program dalam melaksanakan layanan baik program tahunan, bulanan dan mingguan.

b. Untuk menunjang kinerja guru bimbingan dan konseling, maka perlu adanya sosialisasi bimbingan dan konseling sehingga siswa maupun warga sekolah lainnya dapat memahami fungsi dan tugas dari guru bimbingan dan konseling

3. Penulis selanjutnya Harapan untuk penulis selanjutnya dapat memperdalam kembali layanan bimbingan konseling dalam meningkatkan konsep diri siswa penghafal Al-Qur’an secara subjek dan objek yang berbeda.

4. Kata Penutup

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “kolaborasi guru bimbingan konseling dan guru tahfidz dalam meningkatkan konsep diri siswa penghafal Al-Qur’an di SMP Muhammadiyah boarding school yogyakarta ”. penulis telah mengupayakan yang terbaik dalam penyususnan skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa penulisan skripsi masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Atas kritik dan saran yang diberikan, penulis mengucapkan terimakasih. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan sehingga skripsi ini mampu diselesaikan. Semoga kripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan keilmuan bimbingan dan konseling selanjutnya, akhirnya hanya kepada Allah SWT kita berserah diri dan memohon perlindungan, semoga Allah SWT selalu memberikan ridhoNYA kepada kita. Amin.