Bentuk Kolaborasi Guru Bimbingan Konseling Dan Guru Tahfidz
A. Bentuk Kolaborasi Guru Bimbingan Konseling Dan Guru Tahfidz
Kolaborasi yag dilakukan Guru Bimbingan Konseling dengan Guru Tahfidz merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan konsep diri positif siswa penghafal Al-Qur’an khususnya kelas VIII. Kolaborasi yang baik merupakan salah satu penentu keberhasilan dari suatu tujuan sebuah organisasi.
Kerjasama Guru Bimbingan Konseling dengan Guru Tahfidz terkadang tidak dilakukan secara bersamaan, tetapi sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Tugas guru bimbingan konseling lebih kepada bimbingan dan arahan yang langsung kepada pengaplikasian, sedangkan guru Tahfidz memberika arahan melalui pendekatan kagamaan dan pendalaman materi
mengenai peningkatan konsep diri positif saat melakukan setoran hafalan. 72
Kolaborasi yang dilakukan guru bimbingan konseling dengan guru tahfidz di SMP Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta ini terjalin dengan menyadari peran serta fungsinya masing-masing. Dengan memahami peran dan fungsinya guru bimbingan konseling dengan guru tahfidz dapat
72 Hasil Wawancara dengan Fatimah, Guru Tahfidz SMP Muhammadiyah Boarding Scholl Yogyakarta, Pada Tanggal 16 Februari 2016 72 Hasil Wawancara dengan Fatimah, Guru Tahfidz SMP Muhammadiyah Boarding Scholl Yogyakarta, Pada Tanggal 16 Februari 2016
Bentuk kolaborasi yang dilakukan di SMP Muhammadiyah Boarding school Yogyakarta berupa hubungan kerjasama yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling dengan guru tahfidz untuk meningkatkan konsep diri positif siswa penghafal Al-Qur’an dapat dilihat dari dua bentuk kerjasama sebagai berikut.
1. Bentuk Usaha Formal
Kolaorasi ini telah diatur dalam mekanisme kerja antar unit dengan acara administratif dan konsultif. Pembagian tugas antara Guru Bimbingan Konseling dan Guru Tahfidz tersusun dengan rapi di bawah komandon kepala sekolah.
Adapun tugas guru bimbingan konseling berdasarkan ketentuan administrasi di atas adalah sebagai berikut.
a) Menyiapkan data dan informasi tentang peserta didik
b) Memberikan layanan dan bimbingan kepada peserta didik baik secara individu maupun kelompok
c) Bekerjasama atau berkolaborasi dengan pihak terkait baik dari guru bidang studi maupun staf pegawai sekolah serta bekerjasama dengan orang tua peserta didik
d) Mengidentifikasi, mendiaknosa dan frognosa masalah peserta didik yang timbul di madrasah.
e) Mengevaluasi hasil layanan bimbingan konseling yang telah di laksanakan. 73
Guru bimbingan konseling yang ada di SMP Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta berjumlah 2 orang, Ustdzah Dwi Dan Ustadz Adip. Ustadzah Dwi mengampu seluruh siswa putri sedangkan Ustadz Adip mengampu seluruh siswa putra, tidak di pungkiri hal ini membuat Guru Bimbingan dan Konseling merasa kewalahan dalam menangani siswa karena kurangnya SDM dan keterbatasan waktu yang guru bimbingan konseling miliki.
“saya merasa agak keteteran mbak, soalnya di sini guru bimbingan konseling cuma ada dua orang, saya memegang siswa putri dan ustadz adip memegang siswa putra. Siswa yang saya pegang kurang lebih 600 siswa SMP dan SMA apalagi saya kan tidak tinggal disini jadi saya merasa kekurangan waktu untuk dekat dengan siswa”
Begitulah tutur Dwi ketika penulis mewawancarainya, waktu dan SDM menjadi kendala dalam menyusun dan melaksanakan program bimbingan konseling di SMP Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta, sehingga program yang dilaksanakan adalah program yang dirasa penting dan dibutuhkan oleh siswa, program yang direncanakan dan di laksanakan pun belum begitu ideal karena guru bimbingan konseling baru diadakan di SMP Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta satu setengah tahun yang lalu.
Adapun bentuk kolaborasi Guru Bimbingan Konseling secara operasional adalah melaksanakan program-program yang telah dibuat dengan
73 Hasil Wawancara dengan Dwi, Guru Bimbingan Konseling SMP Muhammadiyah Boarding Scholl Yogyakarta, Pada Tanggal 28 Januari 2016 73 Hasil Wawancara dengan Dwi, Guru Bimbingan Konseling SMP Muhammadiyah Boarding Scholl Yogyakarta, Pada Tanggal 28 Januari 2016
adalah : 74
1. Layanan Orientasi
Layanan ini diberikan sesuai dengan kebutuhan siswa dan biasanya dilakukan pada awal tahun ajaran baru.
a. Orientasi tentang sekolah, baik bagi siswa dan wali murid diberikan penjelasan mengenai sarana prasarana yang ada di sekolah.
b. Orientasi tentang teknik belajar, bagaimana siswa dapat dengan baik memilih dan memanfaatkan cara belajar.
c. Orientasi tentang pemahaman diri, hal ini bertujuan agar siswa dapat memahami dirinya, baik potensi, minat, bakat, maupun kepribadiannya, selain itu siswa juga di berikan pemahaman menganai cara bergaul yang baik dan benar di lingkungan sekolah juga kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang santri.
d. Orientasi tentang nilai, agar siswa mengetahui tentang norma yang berlaku di masyarakat dan bagaimana ia harus bersikap dengan norma tersebut.
74 Ibid, Pada Tanggal 28 Januari 2016 74 Ibid, Pada Tanggal 28 Januari 2016
2. Layanan informasi
Layanan ini secara umum memberikan pemahaman kepada siswa menegnai berbagai hal yang diperlukan dalam pembelajaran dan pergaulan di lingkungan sekolah. Materi yang diberikan kepada siswa antara lain: pendidikan karakter, bakat dan minat, pemahaman individu, tanggung jawab dan peningkatan motivasi belajar. Layanan ini bisa diberikan secara personal maupun kelompok.
Layanan personal yang diberikan kepada peserta didik ketika menghadapi suatu masalah yang memang membutuhkan bantuan dari guru bimbingan konseling. Sedangkan layanan kelompok dilakukan dalam bimbingan kelompok atau konseling kelompok. Di sini guru bimbingan konseling memberikan layanan untuk meningkatkan konsep diri positif serta sebagai langkah preventif untuk mengantisipasi timbulnya masalah baru.
Layanan informasi ini tidak hanya diberikan melalui layanan konseling saja, akan tetapi layanan ini dilakukan dengan cara guru bimbingan konseling bekerjasama dengan siswa yaitu menggunakan media bimbingan konseling salah satu media yang digunakan guru bimbingan konseling adalah
75 Hasil Wawancara dengan Dwi, Guru Bimbingan Konseling SMP Muhammadiyah Boarding Scholl Yogyakarta, Pada Tanggal 16 Februari 2016 75 Hasil Wawancara dengan Dwi, Guru Bimbingan Konseling SMP Muhammadiyah Boarding Scholl Yogyakarta, Pada Tanggal 16 Februari 2016
memberikan informasi kepada siswa 76
3. Layanan konseling individu
Layanan konseling individu yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling di SMP muhammadiyah Boarding School Yogyakarta bersifat kuratif sehingga layanan ini dilakaukan ketika siswa mengalami permasalahan.
Ada banyak cara yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling dalam melaksanakan layanan ini, mulai dari siswa yang datang langsung, guru bimbingan konseling yang menerima aduan dari temam siswa yang bermasalah, aduan dari guru bidang studi dan wali kelas.
Dalam melaksanakan konseling individu ada beberapa tahap yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling, diantaranyan :
a) Diagnosis masalah
Diagnosis masalah dilakukan dalam rangka menggali inti dan penyebab dari permasalahan yang siswa alami, sehingga guru bimbingan konseling mengetahui masalah utama dan masalah penyerta. Pada tahapan ini guru bimbingan konseling akan bekerja sama dengan pihak-pihak yang dianggap akan memberikan informasi mengenai permasalahan yang dialami siswa mulai dari teman kelas, pembina asrama, guru mata pelajaran dan wali
76 Ibid, pada tanggal 16 Februari 2016 76 Ibid, pada tanggal 16 Februari 2016
b) Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah diketahui inti permasalahan yang siswa alami, selanjutnya guru bimbingan konseling akan menentukan alternatif pemecahan masalah. Hal ini dilakaukan agar siswa bisa kembali kepada bribadi yang baik. Pemecahan permasalahan siswa tidak hanya dilakukan oleh guru bimbingan konseling tetapi guru bimbingan konseling akan bekerja sama dengan guru lain seperti guru tahfidz. Guru bimbingan konseling akan memberikan motivasi kepada siswa yang bermasalah dan melakukan pendekatan dengan beberapa teori, sedangkan guru tahfidz akan melihat perkambangan siswa ketika di kelas kegiatan pembelajaran berlangsung atau di asrama ketika siswa berinteraksi dengan teman-temannya. Dengan cara ini guru bimbingan konseling dan guru tahfidz dapat melihat dan mengontrol perkembangan siswa yang bermasalah.
c) Tindak lanjut
Setelah guru bimbingan konseling melakukan penanganan terhadap masalah siswa tahapan selanjutnya adalah melakukan tindak lanjut. Pada tahapan ini guru bimbingan dan konseling akan melihat perkembangan siswa setelah melakukan konseling, jika terdapat perubahan maka guru bimbingan konseling tidak akan melakukan konseling lagi untuk siswa, tetapi jika belum ada perubahan dan masalah semakin berat maka guru bimbingan konseling Setelah guru bimbingan konseling melakukan penanganan terhadap masalah siswa tahapan selanjutnya adalah melakukan tindak lanjut. Pada tahapan ini guru bimbingan dan konseling akan melihat perkembangan siswa setelah melakukan konseling, jika terdapat perubahan maka guru bimbingan konseling tidak akan melakukan konseling lagi untuk siswa, tetapi jika belum ada perubahan dan masalah semakin berat maka guru bimbingan konseling
Dari rincian di atas diharapkan guru bimbingan konseling dapat menajalankan tugasnya secara maksimal. Terutama dalam meningkatkan konsep diri siswa penghafal Al-Qur’an. Sebab guru bimbingan konseling merupakan salah satu yang memiliki peran penting untuk peningkatan konsep diri siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.
Adapun tugas formal guru tahfidz di SMP Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta adalah sebagai berikut.
a) Menerima setoran hafalan siswa yang telah dijadwalkan
b) Memperbaiki cara membaca Al-Qur’an atau hafalan siswa yang sesuai dengan ilmu tajwid dan tahsin
c) Menjelaskan ibroh atau hikmah yang terkandung dalam ayat yang disetorkan
d) Memotivasi siswa agar lebih meningkatkan hafalannya baik dari segi kualitas maupun kuantitas
e) Mengontrol dan memberikan pengarahan kepada siswa agar dapat menjaga hafalannya.
f) Memotivasi dan membimbing siswa yang memiliki masalah atau kendala dalam menghafal Al-Qur’an.
77 Ibid, pada tanggal 16 Februari 2016 77 Ibid, pada tanggal 16 Februari 2016
Guru Tahfidz yang ada di SMP Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta berjumlah 13 orang, 1 orang guru mengampu 10-15 orang siswa, dan itu pun masih dirasa kurang seperti yang diungkapkan fatimah ketika penulis mewawancarai beliau :
“setiap ustdzah mengampu 10-15 anak mbak, tapi kalau yang masih santri baru biasanya di pegang oleh kakak kelas mereka yang sudah SMA karena kita kekurangan ustadzah, nanti guru tahfidz akan menerima laporan setoran tersebut yang akan dimasukan di lapor tahfidz siswa”
Program tahfidz menjadi salah satu program unggulan yang ada di SMP Muhammadiyah boarding school yogyakarta, adapun bentuk usaha yang dilakukan oleh guru tahfidz yaitu:
1) Lapor Tahfidz
Tahfidz merupakan salah satu program unggulan yang ada di SMP Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta, hal ini di buktikan dengan adanya lapor tahfidz. Lapor tahfidz memuat tentang laporan hafalan santri selama satu semester yang diisi oleh ustadzah pengampu tahfidz sesuia dengan setoran hafalan siswa.
Lapor tahfidz dibagikan bersamaan dengan lapor akademik siswa, hal ini sangat membantu guru tahfidz dalam mengontrol dan melihat
78 Hasil Wawancara dengan Fatimah, Guru Tahfidz SMP Muhammadiyah Boarding Scholl Yogyakarta, Pada Tanggal 16 Januari 2016 78 Hasil Wawancara dengan Fatimah, Guru Tahfidz SMP Muhammadiyah Boarding Scholl Yogyakarta, Pada Tanggal 16 Januari 2016
2) Rolling Guru
Rolling guru yang dimaksud dalam pembelajaran tahfidz yaitu pertukaran yang dilakukan oleh setiap guru yang mengampu hafalan siswa, pertukaran rugu dilakukan setiap satu semester satu kali, tujuan dari pertukaran guru ini agar siswa bisa mendapatkan pengalaman yang baru dari beberapa guru yang pernah mengampu hafalannya, seperti yang di tuturkan
oleh ustadzah fatimah: 79
“salah satu metode kita dalam mengajar tahfidz yaitu dengan mengadakan rolling atau pertukaran ustdzah mbak, biasanya hal ini dilakukan satu semester satu kali, ya... masa siswa selama sekolah disini hanya bertemu dengan satu ustadzah saja untuk setoran hafalan, setidaknya dia pernah merasakan dan bertemu dengan ustdzah yang lainnya agar siswa memiliki ilmu dan pengalaman yang baru”
Begitulah pemaparan dari Fatimah ketika peneliti mewawancarainya. Menurut beliau metode ini cukup efektif digunakan dan memberikan hasil yang baik.
79 Wawancara dengan Fatimah, guru tahfidz SMP Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta, pada tanggal 16 februari 2016
3) Pemberian Ibroh
Maksud dari pemberian ibroh yang dilakukan oleh guru tahfidz yaitu pemeberian penjelesan mengenai pelajaran yang bisa diambil dari ayat yang di hafalkan oleh siswa. Menurut Fatimah langkah ini dirasa efektif untuk meningkatkan konsep diri siswa, karena dengan mengetahui hikmah dari setiap ayat yang dihafalkan siswa dapat mngetehui tentang beberapa hal yang harus dilakukan dan yang harus dihindari khususnya bagi seorang penghafal
Al-Qur’an, seperti yang diungkapkan oleh salah satu siswa kelas VIII : 80
“ustadzah biasanya memberikan penjelasan mengenai ayat yang kita setorkan, kan kita menghafal sama artinya mbak nah nanti ustadzah menjelaskan maksud atau hikmah dari ayat itu seperti apa dan kita harus bagaimana.. seperti ketika kita setor surat al-humazah kan itu tentang pengumpat dan pencela, ustadzah menerangkan sedikit mengenai hal itu mbak..”
Dari pemaparan diatas dapat penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat keterkaitan atau kesamaan tugas guru bimbingan konseling dengan guru tahfidz. Hal ini secara tidak langsung menjadi dasar legitimasi hubungan formal antara keduanya. Secara lebih lanjut katerkaitan kerjasama tersebut bertalian erat dengan masalah kesiswaan. Lebih khusus dalam bidang masalah perkembangan peserta didik itu sendiri dalam lingkup
pembelajaran. 81
80 Wawancara dengan HAN, Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta Pada Tanggal 18 Februari 2016
81 Ibid, Pada Tanggal 16 Februari 2016
2. Bentuk Usaha Informal
Kolaborasi ini bersifat tidak teratur, akan tetapi dapat dilakukan antar personil guna meningkatkan efisiensi kerja suatu organisasi. Bentuk usaha yang dilakukan guru bimbingan konseling dan guru tahfidz berupa kegiatan yang diselenggarakan secara sengaja akan tetapi tidak berencana dan tidak sistematis, bentuk usaha ini dilaksanakan dan dikembangkan guna meningkatkan efesiensi dan efektifitas dari kegiatan, adapun bentuk usaha informal yang dilakukan guru bimbingan konseling dan guru tahfidz dalam meningkatkan konsep diri siswa penghafal Al-Qur’an adalah:
a. Pemberian Teladan Bagi Siswa
Keteladanan seorang pendidik adalah hal utama dalam pendidikan. Manusia sejak kecil sudah mempunyai sifat meniru dan mengidentifikasi tingkah laku orang yang ada di sekitarnya, terutama orang tua dan pendidiknya. Oleh karena itu pendidik harus selalu berusaha untuk mencerminkan keteladanan yang baik, baik dilingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Dengan demikian sifat-sifat pendidik dapat
dijadikan sebagai teladan bagi peserta didik. 82
“seorang siswa penghafal al-qur’an harus lah memiliki akhlaq yang baik mbak, dan tentunya untuk mencapai hal tersebut pendidik harus lah memberikan contoh baik juga”
82 Hasil Wawancara dengan Dwi, Guru Bimbingan Konseling SMP Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta, Pada Tanggal 18 Februari 2016
Begitulah tutur Dwi ketika penulis mewawancarainya, hal tersebut juga terlihat ketika siswa dan pengajar berpapasan mereka saling menyapa,
mengucapkan salam dan berjabat tangan. 83
Keteladanan yang diberikan oleh guru bimbingan konseling dan guru lainnya bisa mempengaruhi pada keberhasilan dalam meningkatkan konsesp diri posistif siswa penghafal A-Qur’an, karena selama siswa berada di lingkungan sekolah guru bimbingan konseling dan guru tahfidz juga guru lainnya menjadi model bagi siswa. Semuanya mengacu kepada keteladanan, maka dari itu seorang guru harus memberi contoh yang baik kepada para siswanya, karena anak akan mengikuti atau meniru perbuatan orang yang mengajarinya.
b. Pembiasaan terhadap siswa
SMP Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta memiliki jadwal kegiatan harian yang tiap harinya dilakukan oleh siswa, mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Siswa bangun pada pukul 03.30 untuk melaksanakan sholat tahajud dan membaca Al-Qur’an hal ini dilakukan untuk membentuk jiwa spiritual pada siswa, setelah mereka malaksanakan shalat tahajud siswa akan mempersiapkan hafalan untuk disetorkan seletah sholah subuh, setelah itu dilanjutan sholat subuh berjamaah dan setoran tahfidz sampai pukul 06.00, kemudian para siswa bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.
83 Hasil Pengamatan pada Tanggal 18 Februari 2016
KBM dimulai dari pukul 07.00-15.00 dengan dua kali istirahat, istirahat pertama yaitu pukul 09.40-10.00 pada istirahat pertama ini para siswa diwajibkan untuk melaksanakan sholat duha di mesjid atau di mushola. Istirahat kedua yaitu pada pukul 12.00-13.00 pada istirahat kedua siswa melaksanakan sholat dzuhur berjamaah dan dilanjutkan makan siang.
Di SMP Muhammadiyah Boarding School juga diadakan kegiatan ekstrakulikuler baik yang bersifat wajib maupun pilihan, kegiatan ini dilakukan sepulang sekolah yaitu pukul 16.00. Kegiatan ekstrakulikuler ini sangat membantu siswa dalam membentuk kepribadiannya kegiatan ekstrakulikuler yang bersifat membentuk pribadi seperti KOKAM, ABAS
dan Hizbul Wathan. 84
Pembiasaan yang dilakukan guru bimbingan konseling dan guru tahfidz kepada siswa bisa mempengaruhi kebiasaan siswa dalam perkembangannya. Jika siswa sudah dibiasakan dengan akhlak dan kepribadian yang baik maka siswa pasti memiliki konsep diri yang positif, sebaliknya jiaka siswa dibiasakan dengan akhlak dan kapribadian yang buruk, maka siswa memiliki konsep diri yang negatif dan jiwanya akan tumbuh berdasarkan kebiasaan yang buruk pula sebab siswa dengan substansinya diciptakan untuk menerima semua nilai yang baik dan nilai yang buruk. Pembiasaaan ini dilakukan agar siswa dapat memahami identitasnya sebagai seorang siswa yang belajar di sebuah pondok pesantren modern dan
84 Hasil Wawancara dengan Fatimah, Guru Tahfidz Konseling SMP Muhammadiyah Boarding Scholl Yogyakarta, Pada Tanggal 18 Februari 2016 84 Hasil Wawancara dengan Fatimah, Guru Tahfidz Konseling SMP Muhammadiyah Boarding Scholl Yogyakarta, Pada Tanggal 18 Februari 2016
c. Pemberian Motivasi
Salah satu cara yang dilakukan Guru Bimbingan Konseling dan Guru Tahfidz dalam meingkatkan konsep diri siswa penghafal Al-Qur’an yaitu dengan memeberikan motivasi kepada siswa. Motivasi dirasa sangat penting dalam meningkatkan konsep diri siswa karena dengan adanya motivasi maka siswa akan terdorong untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Guru tahfidz biasanya memberikan motivasi kepada siswa pada saat siswa menyetorkan hafalannya, pemberian motivasi dilakukan dengan cara pemberian pujian dan pemberian saran atau nasehat agar siswa bisa
memperbaiki hafalannya baik dari segi kualitas maupun kuantitas. 85
Sedangkan guru bimbingan konseling memberikan motivasi dengan cara pemberian materi baik di dalam kelas, bimbingan kelompok dan
konseling kelompok. 86 Materi yang diberikan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan siswa terutama mengenai peningkatan konsep diri seperti
aktualisasi diri, cara bergaul, perkembangan remaja dan lain sebagainya.
85 Wawancara dengan Fatimah, guru tahfidz SMP Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta, pada tanggal 16 februari 2016
86 Wawancara dengan HAN, Siswa Penghafal Al-Qur’an SMP Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta, Pada Tanggal 18 Februari 2016
Dari pemaparan kedua guru di atas penulis dapat memahami bahwa ada 3 unsur penting yang terdapat dalm pemberian motivasi yang di lakukan oleh guru bimbingan konseling dan guru tahfidz, 3 unsur tersebut yaitu:
a) Ayat motivasi
Dalam memberikan motivasi guru bimbingan konseling dan guru tahfidz terkadang menggunakan ayat Al-Qur’an baik ayat yang sedang siswa hafalkan atau ayat lain yang bisa memotivasi siswa untuk menjadi pribadi yang lebih baik, hal ini dilakukan agar siswa dapat memiliki akhlak yang qurani.
b) Konten motivasi Konten yang di maksud penulis yaitu isi dari motivasi yang diberikan oleh guru bimbingan konseling dan guru tahfidz kepada siswa penghafal al- Qur’an. Konten dari motivasi yang diberikan oleh kedua guru tersebut merupakan hal yang penting, karena dari motivasi yang diberikan dapat membuat siswa paham mengenai konsep diri yang harus dimiliki oleh penghafal Al-Qur’an yang berimplikasi terhadap tingkahlaku, tututrkata dan soapan-santun sehingga siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
c) Nasehat
Setiap motivasi yang diberikan oleh guru bimbingan konseling dan guru tahfidz terkandung nasehat didalamnya baik secara langsung ataupun tidak langsung. Guru bimbingan konseling memberikan nasehat ketika Setiap motivasi yang diberikan oleh guru bimbingan konseling dan guru tahfidz terkandung nasehat didalamnya baik secara langsung ataupun tidak langsung. Guru bimbingan konseling memberikan nasehat ketika
Guru Bimbingan Konseling dan Guru Tahfudz mengungkapkan bahwa pemberian motivasi kepada siswa dijadikan sebagai langkah preventif untuk mengurangi permasalahan yang sering timbul pada siswa, sehingga siswa bisa menjadi pribadi yang lebih baik bahkan semakin baik di kemudian hari.