Deskripsi Wilayah

2.2. Deskripsi Wilayah

2.2.1. Deskripsi Topografi

Pabrik Gula Kwala Madu ( PGKM ) terletak di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat berada di ketinggian 20 m dari permukaan laut. Kebun dan Pabrik Gula Kwala Madu sebenarnya terletak di Kabupaten Langkat, namun lokasinya tidak jauh dari Kota Binjai yang hanya berjarak 10 km dari lokasi pabrik. Batas-batas wilayah di kebun kwala madu adalah sebagai berikut :

Sebelah utara berbatasan dengan Kebun Kwala Bingei, PTPN 2 Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sambirejo Sebelah timur berbatasan dengan Kebun Tandem Hilir, PTPN 2 Sebelah selatan berbatasan dengan Kebun Tanjung Jati, PTPN 2

2.2.2. Letak dan Keadaan Geografis

Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX berada ± 4 Km dari jalan utama diantara Tandem dan Kwala Begumit. Pabrik ini menempati lokasi seluas ± 2,5 Ha. Pabrik mengarah ke jalan utama dan sumber air (sungai) berada ± 8 Km di belakang Pabrik Gula Kwala Madu. Sedangkan jalan utama yang dimaksud merupakan jalan yang menghubungkan antara Medan dengan Pangkalan Berandan. Sementara itu Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX berjarak ± 45 Km dari Medan.

Kebun kwala madu terletak pada ketinggian 0-25 meter dari permukaan laut, sehingga wilayah ini merupakan wilayah yang berkategori dataran rendah dan tekstur tanah nya cukup sesuai untuk budidaya tanaman tebu, walaupun menurut beberapa ahli tanah di pulau jawa Kebun kwala madu terletak pada ketinggian 0-25 meter dari permukaan laut, sehingga wilayah ini merupakan wilayah yang berkategori dataran rendah dan tekstur tanah nya cukup sesuai untuk budidaya tanaman tebu, walaupun menurut beberapa ahli tanah di pulau jawa

2.2.3. POTENSI SUMBER DAYA ALAM DESA SAMBIREJO Tabel 2.2. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan

Luas pemukiman 131 ha / m2 Luas persawahan

480 ha / m2 Luas perkebunan rakyat

272 ha / m2 Luas area pemakaman

1 ha / m2 Luas pekarangan

145 ha / m2 perkantoran

2 ha / m2 Luas prasarana umum lainnya

50 ha / m2

Total luas 1081 ha / m2

Sumber : Buku profil Desa Sambirejo 2015

Berdasarkan tabel diatas, dapat kita simpulkan bahwa Desa Sambirejo memiliki areal yang cukup luas sehingga memungkinkan penduduk Desa Sambirejo untuk melakukan berbagai aktivitas, wilayah persawahan yang luas tentunya juga dapat diharapkan memiliki kontribusi terhadap ketahanan pangan daerah bahkan nasional, jika lahan-lahan tersebut dikelola secara optimal diharapkan akan menunjang produktifitas daerah terutama menunjang kesejahteraan penduduk lokal, sehingga jika masyarakat sejahtera diharapkan dapat menjadi masyarakat yang mandiri, artinya masyarakat yang dapat mengidentifikasi kebutuhan dan memenuhi kebutuhan masyarakat itu sendiri.

Secara lebih terperinci, menurut data yang penulis ambil dari buku / dokumen profil desa Sambirejo maka dapat diuraikan lagi sebagai berikut :

Tabel 2.3. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan TANAH SAWAH

LUAS

Sawah irigasi teknis ----- ha / m2 Sawah irigasi semi teknis

200 ha / m2 Sawah tadah hujan

280 ha / m2 Sawah pasang surut

----- ha / m2

Total luas 480 ha / m2

TANAH KERING LUAS

Tegal / ladang

6 ha / m2 Pemukiman

131 ha / m2 Pekarangan

145 ha / m2

Total luas 282 ha / m2

TANAH FASILITAS UMUM LUAS

Kas desa / kelurahan 4.000 m2 Lapangan olahraga

8.800 m2 Perkantoran pemerintah

4 ha

Pemakaman desa

1 ha

Tempat pembuangan sampah

10 ha

Bangunan sekolah

Daerah tangkapan air

1 ha

Usaha perikanan

4 ha

Sutet / aliran listrik tegangan tinggi

8,8 ha

Total luas

50 ha

Sumber : Buku profil Desa Sambirejo 2015 Berdasarkan data pada tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa wilayah Desa Sambirejo merupakan area lumbung padi yang memiliki area persawahan yang luas, sehingga penggunaan lahan untuk areal persawahan terbilang dominan, tampak juga pada tabel bahwa tipe persawahan di Desa Sambirejo adalah tipe sawah beririgasi, sehingga diperlukan sumber air / irigasi yang memadai untuk mengairi persawahan di Desa Sambirejo, sedangkan dari ibukota propinsi yakni Kota Medan lokasi Pabrik Gula Kwala

Madu berjarak 36 Km, tepatnya di Desa Kwala Begumit, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat.

Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu jauh dari keramaian penduduk dan lokasi bahan baku yaitu perkebunan tebu yang berada cukup dekat disekitar pabrik, dengan luas areal penanaman tebu seluas 6706,47 Ha, dimana areal unit usaha PT Perkebunan Nusantara 2 yang mengangkut hasil komoditinya ( tebu ) ke pabrik gula kwala madu meliputi:

1. Kebun Kwala Madu : 1.966,10 Ha, yakni areal tanaman komoditi tebu di sekitar unit Pabrik Gula Kwala Madu

2. Distrik Tb/P3GI : 6,0 Ha

3. Kebun Tandem Hilir : 1100,00 Ha ,kantor terletak 5 km sebelah timur laut Pabrik Gula Kwala Madu

4. TandemHulu : 96,60 Ha,kantor terletak 12 km sebelah tenggaraPabrik Gula Kwala Madu

5. Kwala Bingai : 1684,90 Ha, kantor terletak 9 km sebelah utara Pabrik Gula Kwala Madu

6. Tanjung Jati : 424,16 Ha, kantor terletak 10 km sebelah selatan Pabrik Gula Kwala Madu

7. Batang Serangan : 85,00 Ha,kantor terletak di Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat

Di lain sisi pabrik juga mengolah tebu dari hasil rakyat di sekitar pabrik melalui program tebu rakyat intensifikasi seluas 500,25 Ha.

Wilayah Kecamatan Stabat sendiri saat ini terdiri dari 12 desa, yang seluruhnya berada di Kabupaten Langkat, Kecamatan Stabat ini sendiri terletak di seputaran Sungai Wampu dan Sungai Bingei, yaitu dua sungai besar yang ada di kecamatan ini. Saat ini Kecamatan Stabat Wilayah Kecamatan Stabat sendiri saat ini terdiri dari 12 desa, yang seluruhnya berada di Kabupaten Langkat, Kecamatan Stabat ini sendiri terletak di seputaran Sungai Wampu dan Sungai Bingei, yaitu dua sungai besar yang ada di kecamatan ini. Saat ini Kecamatan Stabat

Stabat merupakan Kecamatan terbesar sekaligus dengan jumlah penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kegiatan perekonomiannya banyak bergerak di sektor perdagangan, pertanian dan peternakan, perkebunan dan jasa.Kecamatan ini dilalui oleh salah satu sungai terpanjang di Sumatera Utara yakni Sungai Wampu yang sekaligus memisahkan kecamatan ini dengan Kecamatan Wampu di sebelah barat.Kecamatan Stabat juga dilalui oleh Jalan Raya Lintas Sumatera (Jalinsum Lintas Pantai Timur).

Lokasi yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan penelitian adalah Desa Sambirejo, meskipun lokasi Pabrik Gula Kwala Madu secara administratif berdiri di Desa Kwala Begumit, namun masyarakat yang menjadi target pemberdayaan adalah masyarakat Desa Sambirejo yang memang terletak di area belakang Pabrik Gula Kwala Madu, sehingga lokasi yang menjadi fokus peneliti adalah Desa Sambirejo. Luas Desa Kwala Begumit mencapai dengan sebagian besar tanah digunakan sebagai lahan perkebunan tebu oleh Negara, sebagian tanah diusahakan oleh petani, yakni tanah yang tidak termasuk ke dalam peta HGU. Para petani tersebut menanam padi dan diselingi tanaman palawija. Sebagai salah satu unit PT Perkebunan Nusantara II yang bergerak di bidang produksi gula,maka Pabrik Gula Kwala Madu tentunya memiliki komitmen dalam menjalankan bisnis yang mengedepankan prinsip kemitraan dengan masyarakat setempat. Diantara lahan milik petani tersebut ada yang ditanami tebu juga sebagai perwujudan program tebu rakyat intensifikasi yakni tebu yang dikelola oleh rakyat dengan binaan perusahaan yang dalam hal ini adalah PT Perkebunan Nusantara 2. Tebu yang diusahakan petani setelah dipanen lalu diangkut ke Lokasi yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan penelitian adalah Desa Sambirejo, meskipun lokasi Pabrik Gula Kwala Madu secara administratif berdiri di Desa Kwala Begumit, namun masyarakat yang menjadi target pemberdayaan adalah masyarakat Desa Sambirejo yang memang terletak di area belakang Pabrik Gula Kwala Madu, sehingga lokasi yang menjadi fokus peneliti adalah Desa Sambirejo. Luas Desa Kwala Begumit mencapai dengan sebagian besar tanah digunakan sebagai lahan perkebunan tebu oleh Negara, sebagian tanah diusahakan oleh petani, yakni tanah yang tidak termasuk ke dalam peta HGU. Para petani tersebut menanam padi dan diselingi tanaman palawija. Sebagai salah satu unit PT Perkebunan Nusantara II yang bergerak di bidang produksi gula,maka Pabrik Gula Kwala Madu tentunya memiliki komitmen dalam menjalankan bisnis yang mengedepankan prinsip kemitraan dengan masyarakat setempat. Diantara lahan milik petani tersebut ada yang ditanami tebu juga sebagai perwujudan program tebu rakyat intensifikasi yakni tebu yang dikelola oleh rakyat dengan binaan perusahaan yang dalam hal ini adalah PT Perkebunan Nusantara 2. Tebu yang diusahakan petani setelah dipanen lalu diangkut ke

Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu ini terletak sekitar 3 km dari Jalan Lintas Sumatera ( jalinsum ) tepatnya jalan yang menghubungkan Kota Banda Aceh dan Kota Medan, sehingga letak Pabrik Gula Kwala Madu terbilang strategis dan mudah dijangkau. Desa Kwala Begumit tempat Pabrik Gula Kwala Madu didirikan terletak pada ketinggian 20 meter diatas permukaan laut dengan cuaca yang cukup sejuk dan bersuhu sedang yaitu antara 37 °c. Curah hujan di desa ini rata-rata 3240 mm, dengan jumlah bulan hujan yaitu 8 bulan antara September sampai dengan April. Jenis tanah di Kebun Kwala Madu sendiri adalah tanah alluvial yang memang merupakan jenis tanah yang umum di dataran rendah pesisir timur sumatera.

2.2.4. Pola Pemukiman

Perumahan di kawasan kebun Kwala madu terdiri dari dua kategori yakni rumah dinas perkebunan dan rumah masyarakat umum ( non perkebunan ), sementara itu rumah dinas perkebunan dibagi lagi ke dalam dua sub kategori yakni, rumah dinas karyawan pimpinan yang terdiri dari rumah dinas manajer, rumah dinas asisten kepala, rumah dinas asisten umum, asisten teknik dan asisten tanaman serta rumah dinas karyawan pelaksana.Rumah dinas manajer pabrik gula kwala madu terletak di komplek perumahan pabrik gula,yang hanya berjarak sekitar 500 m dari gerbang depan pabrik gula dan berdekatan dengan rumah dinas asisten senior yang mengelompok menjadi 6 petak rumah dalam satu kawasan dan

terbilang cukup mewah untuk ukuran rumah dinas perusahaan perkebunan, rumah- rumah tersebut adalah rumah dinas untuk Kepala dinas atau dahulu di PTPN 2 disebut Asisten kepala ( Askep ). Sedangkan rumah dinas untuk asisten teknik dan asisten umum terletak sekitar 600 meter dari gerbang depan pabrik gula, dengan tipe rumah dibawah rumah dinas manajer dan asisten senior, pemukiman mengelompok berkisar 20 rumah dengan jadi dapat disimpulkan bahwa variasi bentuk rumah dinas karyawan pimpinan di komplek perumahan Pabrik Gula Kwala Madu hanya terdiri dari dua tipe saja, yakni tipe rumah dinas untuk asisten senior termasuk rumah dinas manajer dan tipe rumah dinas asisten umum dan asisten teknik yang tipe arsitekturnya seragam. Rumah dinas untuk karyawan pelaksana bentuknya lebih minimalis dan konstruksi rumahnya bersifat semi permanen, karena terdiri dari papan kayu dan sebagian kecil saja terdapat beton. Rumah-rumah dinas tersebut ada yang menghadap ke arah utara dan ada pula yang menghadap ke arah selatan.Sedangkan rumah masyarakat umum ( non perkebunan ) di Desa Sambirejo secara umum telah berbentuk permanen lengkap dengan fasilitas listrik yang memadai serta banyak terdapat sawah irigasi di kawasan tempat tinggal masyarakat Desa Sambirejo tersebut.