Taraf Pendidikan Penduduk

2.4 Taraf Pendidikan Penduduk

Pendidikan merupakan unsur yang penting dalam kehidupan manusia, tentunya tingkat pendidikan di setiap daerah memiliki beragam variasi. Berikut adalah data mengenai tingkat pendidikan masyarakat Desa Sambirejo.

Tabel 2.5. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan

Laki-laki

Perempuan

Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK

78 orang 88 orang Usia 3-6 tahun yang sedang TK/Playgroup

59 orang 75 orang Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah

682 orang 701 orang Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah

3 orang 6 orang Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tidak tamat

20 orang

7 orang

Usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP

17 orang 20 orang Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA

16 orang 21 orang Tamat SMP / sederajat

1138 orang 109 orang Tamat SMA / sederajat

1125 orang Tamat D-3 / sederajat

1145 orang

45 orang 73 orang Tamat S-1 / sederajat

193 orang 273 orang Tamat S-2 / sederajat

3 orang 3 orang

Sumber : Buku profil Desa Sambirejo 2015

Berdasarkan data pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penduduk Desa Sambirejo rata-rata telah mengenyam bangku sekolah, mengingat pentingnya aspek pendidikan untuk masa depan generasi muda di Desa Sambirejo.

Selain itu anak-anak yang umurnya dibawah usia sekolah juga tergolong tinggi sehingga jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan tidak sama jumlahnya dengan jumlah keseluruhan penduduk di setiap desa. Jika dilihat dari tabel diatas, maka tampak bahwa jumlah penduduk yang memiliki pendidikan terakhir di perguruan tinggi relatif rendah jika dibandingkan jenjang pendidikan lain.

Data yang tertera di dalam tabel di atas diperoleh dari Profil Desa Sambirejo.Pengambilan data tersebut berdasarkan jenjang pendidikan terakhir penduduknya.

Berdasarkan beberapa data diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Desa Sambirejo cukup tinggi.Hal ini disebabkan lokasi perkebunan yang berada di desa tersebut mengundang banyak tenaga kerja untuk menetap di desa tersebut. Selain itu luas Desa Sambirejo yang mencapai sekitar 1081Ha memungkinkan penduduk untuk memiliki aktivitas yang padat. Jika dilihat berdasarkan agama maka penduduk Desa Sambirejo yang memeluk Agama Islam mencapai sekitar ( 6.600 orang ), sedangkan yang memeluk Agama Kristen protestan mencapai ( 25 orang ), dan yang memeluk Agama Kristen Katolik mencapai ( 3 orang ), sedangkan yang beragama budha hanya ( 5 orang) saja yang terdiri dari 4 orang

laki-laki dan 1 orang perempuan. Sedangkan jika dilihat berdasarkan suku bangsa, penduduk Desa Sambirejo mayoritas bersuku Jawa, yaitu mencapai sekitar ( 6.300 orang ), Suku Batak mencapai ( 49 orang ), dan Suku Melayu berjumlah (76 orang ) , selain itu ada pula suku- suku lain yang mendiami desa ini seperti Suku Aceh ( 21 orang ), Suku Minangkabau ( 41 orang ) , Suku Banjar ( 43 orang ),Suku/etnis Tionghoa (biasanya disebut cina kebun sayur), tetapi menariknya di desa lain yang berdekatan dengan Desa Kwala Begumit seperti halnya Desa Sambirejo penduduk yang menjadi mayoritas ialah penduduk yang bersuku jawa, hal ini tidak mengherankan mengingat wilayah ini termasuk wilayah budidaya tanaman tembakau deli pada jaman penjajahan belanda yakni sekitar tahun 1889, sehingga belanda membutuhkan banyak tenaga kerja yang oleh karena hal itu wilayah ini menjadi tujuan transmigrasi buruh kontrak dari pulau jawa yang didatangkan oleh pihak belanda, Sehingga keberadaan keturunan mereka masih bertahan di wilayah ini hingga saat ini. Sedangkan penduduk asli langkat yang bersuku melayu lebih banyak mendiami kawasan pesisir langkat .

Kondisi penduduk Desa Kwala Begumit sendiri tidak jauh berbeda dengan kondisi penduduk desa di wilayah pesisir timur Propinsi Sumatera Utara lainnya, kesamaan dalam hal kondisi lingkungan merupakan penyebab yang membuat kemiripan diantara desa-desa tersebut. Hubungan interaksi yang baik selalu terbina antara sesama penduduk, termasuk antara penduduk dengan pihak PT Perkebunan Nerusantara 2. Hal tersebut dapat terlihat dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh PTPN 2 seperti dalam kegiatan bakti lingkungan, masyarakat umum di Desa Kwala Begumit begitu tampak antusias dalam melaksanakan kegiatan gotong royong tersebut. Karena sebagian besar penduduk Desa Kwala Begumit termasuk karyawan Kebun Kwala Madu, terutama karyawan pelaksananya bersuku jawa maka bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah bahasa jawa, bahkan penduduk yang bersuku batak ataupun karyawan PTPN 2 yang bersuku batak pun Kondisi penduduk Desa Kwala Begumit sendiri tidak jauh berbeda dengan kondisi penduduk desa di wilayah pesisir timur Propinsi Sumatera Utara lainnya, kesamaan dalam hal kondisi lingkungan merupakan penyebab yang membuat kemiripan diantara desa-desa tersebut. Hubungan interaksi yang baik selalu terbina antara sesama penduduk, termasuk antara penduduk dengan pihak PT Perkebunan Nerusantara 2. Hal tersebut dapat terlihat dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh PTPN 2 seperti dalam kegiatan bakti lingkungan, masyarakat umum di Desa Kwala Begumit begitu tampak antusias dalam melaksanakan kegiatan gotong royong tersebut. Karena sebagian besar penduduk Desa Kwala Begumit termasuk karyawan Kebun Kwala Madu, terutama karyawan pelaksananya bersuku jawa maka bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah bahasa jawa, bahkan penduduk yang bersuku batak ataupun karyawan PTPN 2 yang bersuku batak pun