Usaha Tra sfor asi Ya g Me bawa Hasil

Usaha Tra sfor asi Ya g Me bawa Hasil

Pendahuluan

Perumpamaan ragi adalah kelanjutan dari perumpamaan biji sesawi (Matius 13: 31-32). Perumpamaan ini oleh sebagian penafsir dipahami sebagai perumpamaan yang mengajarkan suatu kontras. Namun, Armand Barus melihat perumpamaan ini mengajarkan proses transformasi yaitu perubahan secara diam-diam dan menyeluruh. Di sini, Barus menekankan aspek transformasi oleh ragi. Menurut penulis, penekanan ini boleh saja namun tidak melihat cerita perumpamaan secara menyeluruh atau komprehensif. Tulisan ini akan mencoba meresponi dan memberikan satu tafsiran baru yang berbeda dengan Barus. Apa sebetulnya tema atau pokok pengajaran perumpamaan ini? Berikut penulis akan menganalisis perumpamaan singkat ini dengan tesis karakter dan peristiwa sebagai tema pembacaan.

Teks 24

33 Ἄλληνiπαραβολbνiἐλάλησενiαὐτοῖς· Ὁμοίαiἐστὶνiἡ βασιλείαiτῶνiοὐρανῶνiζύμd, ἣνiλαβοῦσαiγυνb ἐνέκρυψενiεἰςiἀλεύρουiσάταiτρίαiἕωςiοὗ ἐζυμώθηiὅλον.

Penelitian Naskah

Teks Matius 13:33 adalah teks Yunani yang stabil menurut UBS4 dan NA 27 karena tidak memperlihatkan adanya masalah tekstual yang memerlukan penelitian naskah.

Terjemahan Literal

33 Dia menceritakan sebuah perumpamaan lain kepada mereka, “Kerajaan Surga adalah sama seperti ragi yang seorang perempuan mengambil dan menyembunyikan di dalam empat puluh

liter tepung terigu sampai tepung itu khamir seluruhnya.

Terjemahan Dinamis

33 Yesus menceritakan sebuah perumpamaan lain kepada mereka, “Hal Kerajaan Surga diumpamakan cerita berikut. Ada seorang perempuan mengambil ragi dan mengaduknya ke

dalam empat puluh liter adonan tepung terigu. Kemudian seluruh adonan tersebut pun mengembang. ”

Struktur Perumpamaan

Perumpamaan di atas dibagi menjadi dua bagian besar yaitu:

A. Pengajaran Perumpamaan:

24 Versi GNT atau UBS4

- Pembukaan perumpamaan: Kerajaan Surga sama seperti narasi perumpamaan

B. Narasi Perumpamaan: - Cerita yang dibangun dari peristiwa-peristiwa berikut ini:

1. Ada seorang perempuan mengambil ragi

2. Perempuan itu mengaduk ragi ke dalam 40 liter adonan tepung terigu.

3. Seluruh adonan menjadi mengembang.

Survei Pustaka 25

Dalam sejarah penafsiran perumpamaan ini, fokus pada ragi sebagai pembawa pesan dan karakter perempuan mendapat perhatian dari para penafsir. Pertama, fokus pada ragi seperti tafsiran dari Jeremias, Albert Schweizer, Gundry, Hagner, Blomberg, Davies-Allison. Pada umumnya penafsir perumpamaan penabur ragi menjadikan ragi sebagai titik berangkat untuk memahami pesannya. Meski titik tolak keberangkatan berasal dari titik yang sama, mereka berakhir pada titik yang sama sekali berbeda. Sebagian besar seperti Davies-Allison, Jeremias, Hultgren, Hagner, Schnackenburg, dan Bruner melihat perumpamaan ini memuat pesan kontras, sementara yang lain seperti C. H. Dodd, Morris melihat ini sebagai tranformasi atau pertumbuhan. Bahkan ada juga yang melihat pesannya tentang kontras dan pertumbuhan seperti dari Bruner. Sementara Barus menekankan pada karakter perempuan sebagai pembawa pesan perumpamaan. Pokok ajaran perumpamaan ditelaah melalui karakter perempuan bukan pada ragi. Perempuan tersebut menyembunyikan ragi ke dalam adonan tepung. Jumlah adonan tepung relatif banyak. Proses mengkhamirkan tepung oleh ragi adalah proses alam yang tidak memerlukan campur tangan manusia. Tindakan perempuan tersebut ternyata merubah keberadaan adonan tepung menjadi khamir. Jika perempuan itu tidak menyembunyikan ragi, maka adonan tepung tidak akan mengalami apa pun. Ragi bukan bagian adonan tepung, ia harus ditabur pada adonan tepung. Proses penyembunyian ragi oleh perempuan yang menjadi fokus perumpamaan. Pesan apa yang muncul? Transformasi diam-diam dan menyeluruh. Ragi

mentransformasi adonan tepung secara diam-diam dan menyeluruh. 26 Perumpamaan ini mengajarkan bahwa ragi yang disembunyikan perempuan bekerja secara rahasia dan diam-diam

ketika mentransformasi tepung dalam jumlah besar menjadi khamir seluruhnya. Perumpamaan ini memperlihatkan intensitas perubahan Kerajaan Allah yang bersifat holistis. Perumpamaan penabur ragi mengungkapkan perubahan menyeluruh Kerajaan Surga berlangsung secara diam- diam namun nyata. Kata kunci adalah ὅλον “menyeluruh.” Transformasi tidak kelihatan secara visual tetapi efeknya jelas terlihat. Ragi yang disembunyikan perempuan ke dalam adonan tepung sehingga mengkhamirkannya secara menyeluruh.

Analisis Narasi Perumpamaan Tujuan menganalisis narasi perumpamaan adalah mendapatkan tema atau pokok cerita

perumpamaan. Premis/tesis dalam studi perumpamaan ini adalah gabungan antara tokoh

25 Armand Barus telah melakukan sejumlah tinjauan pustaka yang komprehensif di sini. Lihat Armand Barus, “Tersembunyi Namun Berpengaruh: Matius : ,”i Diktat Kuliah Eksposisi Perumpamaan

(STTRII: 2007): 1-9. 26 Menurut penulis, pembacaan seperti ini tetap terikat pada ragi dan mengabaikan peranan tokoh

perempuan. Ragi menjalankan fungsinya yaitu mentransformasi diam-diam dan menyeluruh, bukan tokoh perempuan.

(karakter) dan peristiwa (prolog (mulai cerita) – konflik (puncak/perumitan cerita) – epilog (akhir cerita)) menghasilkan tema atau pokok cerita. Analisis narasi ini akan dibagi dalam tiga tahap yaitu analisis peristiwa, tokoh dan peristiwa dan tokoh.

Analisis Peristiwa

Analisis peristiwa dilakukan dengan tiga tahap. Peristiwa awal adalah ada seorang perempuan mengambil ragi. Selanjutnya, perempuan itu menyembunyikan atau memasukan ragi dan mengaduk ragi tersebut ke dalam 40 liter adonan tepung terigu. Tidak disebutkan berapa banyak ragi yang dimasukkan untuk adonan tepung yang cukup banyak itu. Peristiwa ini adalah puncak cerita. Terakhir, seluruh adonan tersebut kemudian menjadi khamir atau mengembang. Peristiwa ini adalah peristiwa akhir atau epilog. Secara ringkas, peristiwa di dalam cerita ini adalah peristiwa pengkhamiran adonan tepung oleh ragi.

Analisis Tokoh

Tokoh di dalam narasi perumpamaan hanya satu yaitu si perempuan. Tokoh perempuan berperan penting atau menjadi tokoh sentral di peristiwa awal dan puncak cerita dan tidak berperan sama sekali di peristiwa akhir. Ragi yang berperan penting di dalam peristiwa akhir atau proses pengkhamiran adonan. Perempuan mengambil ragi dan mengaduk ragi tersebut di dalam adonan besar dan selanjutnya ragi yang memproses adonan tersebut menjadi khamir atau mengembang. Tokoh perempuan adalah tokoh yang mengusahakan ragi itu dapat bekerja sesuai fungsinya yaitu sebagai transformator. Tokoh perempuan membawa karakter yang mengusahakan proses transformasi oleh ragi.

Faktor tokoh perempuan dan ragi tidak dapat dipisahkan di dalam cerita. Tokoh perempuan dan ragi adalah kunci dari peristiwa transformasi atau pengkhamiran. Namun, mereka memiliki fungsi atau peranan yang berbeda. Tokoh perempuan adalah inisiator peristiwa transformasi sedangkan ragi adalah transformatornya. Tanpa inisiator dan transformator maka tidak ada proses transformasi. Semuanya itu terlibat di dalam usaha transformasi yaitu peristiwa pengkhamiran.

Analisis Tokoh dan Peristiwa

Dalam analisis ini kita akan mendapatkan tema narasi perumpamaan. Tema dibangun dari peristiwa dan karakter. Peristiwa-peristiwa di dalam cerita menunjukkan terjadinya proses pengambilan, pengolahan, dan pengkhamiran seluruh adonan tepung. Tokoh di dalam cerita adalah perempuan yang menjadi inisiator. Dia mengambil dan mengolah ragi itu ke dalam adonan besar sehingga ragi dapat bekerja mentransformasi seluruh adonan. Dia adalah tokoh yang mengusahakan proses transformasi oleh ragi. Jadi, tema narasi perumpamaan ini adalah usaha transformasi yang membawa hasil. “Usaha transformasi”imerupakan karakter utama tokoh perempuan. “Yang membawa hasil”imerupakan peristiwa awal sampai akhir yang menunjukkan bahwa peran ragi sebagai transformator.

Konsep Teologis Berdasarkan struktur perumpamaan di atas, bagian pengajaran perumpamaan hanya

terdiri atas pembukaan perumpamaan. Tema pengajaran perumpamaan adalah tema narasi terdiri atas pembukaan perumpamaan. Tema pengajaran perumpamaan adalah tema narasi

mentransformasi dunia. ” 27

Ringkasan

Perumpamaan ini mengajarkan bahwa peran jemaat adalah usaha memberikan pengaruh dan perubahan pada dunia sehingga kuasa Allah dapat bekerja secara menyeluruh pada dunia. Ini adalah proses transformasi Kerajaan Surga di dunia. Tuhan Yesus hendak menekankan bahwa Kerajaan Surga hadir di dunia adalah mentransformasi dunia melalui peran para murid- Nya.

Aplikasi

Peran jemaat sebagai murid Kristus adalah menjadi inisiator transformasi. Jemaat adalah murid Kristus yang harus menjalankan misi Kerajaan Allah yaitu menjadi bagian dari proses transformasi dunia. Apa peran konkret di sini? Dalam konteks Matius, jelas diajarkan bersaksi yaitu menjadikan murid segala bangsa (28:19). Kesaksian adalah pemuridan demikian menurut

Barus. 28 Memuridkan orang lain tentu harus dimulai dari diri kita sendiri. Mengusahakan perubahan pada dunia harus mulai dari setiap jemaat. Setiap jemaat adalah agen perubahan dan menjadi kesaksian bagi dunia. Dan harus diingat bahwa kesaksian yang tidak baik tentu akan menghambat kerja kuasa Allah pada dunia. Kesaksian yang memuridkan adalah menonjolkan sikap hidup seperti Kristus. Jika di perumpamaan sebelumnya menekankan pewartaan Kerajaan Surga, maka pada bagian ini dilanjutkan dengan penekanan sikap hidup seperti warga Kerajaan Surga. Aspek pewartaan dan kesaksian hidup harus berjalan bersamaan.

27 Barus, “Tersembunyi Namun Berpengaruh: Matius : ,”i . 28 Barus, “Tersembunyi Namun Berpengaruh: Matius 13:33,”i .

Sa pel Teks

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Siapakah "Fulanan" Dalam Surah Al-Furqan Ayat 28?

5 75 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65