I a ya g Me bawa Perubaha
I a ya g Me bawa Perubaha
Pendahuluan
Kehidupan umat atau orang percaya pada zaman sekarang mengalami krisis iman. Banyak orang mengaku percaya atau beriman kepada Yesus, namun mereka tidak mengerti apa arti iman dan bagaimana mengaplikasi iman dalam suatu tindakan nyata. Kepercayaan yang demikian hanya sebatas rutinitas dalam wujud kegiatan rohani. Umat merasa kalau pergi ke gereja, melayani setiap hari minggu, dan kegiatan rohani lainnya, sudah cukup sebagai orang percaya yang baik. Padahal, kepercayaan tersebut tidak membawa dampak atau perubahan hidup sebagai orang percaya. Sebagai contoh banyak orang percaya terlibat berbagai kasus kejahatan moral seperti narkoba, aborsi, korupsi, perzinahan, dan sebagainya walaupun mereka adalah orang- orang yang rutin pergi ke gereja untuk beribadah dan melayani. Kepercayaan yang rutinitas tidak membawa dampak perubahan hidup. Oleh karena itu, umat perlu memikirkan kembali apa arti memiliki iman dan bagaimana iman membawa perubahan hidup. Di dalam teks Matius 14:34-36, Matius mengajarkan hal tersebut yaitu bagaimana iman diwujudkan dalam tindakan nyata. Umat perlu mempelajari teks ini dengan baik.
Tafsiran terhadap teks ini juga bervariasi. Morris menekankan pada pribadi Yesus yang berkuasa menyembuhkan orang sakit. Davies menekankan pada pribadi Yesus yang tidak dikenal oleh penduduk Nazaret. Sedangkan Hagner menekankan perbuatan Yesus yang melambangkan antisipasi eskatologi. Tafsiran-tafsiran demikian mengabaikan fokus pembacaan kepada penduduk Genesaret. Menurut penulis, fokus pembacaan ini penting diuraikan karena penduduk Genesaret adalah tokoh utama dalam teks. Matius sebetulnya menekankan hal tersebut. Penulis akan membuktikan bahwa teks ini mengajarkan tentang iman kepada Yesus harus diwujudkan dalam tindakan sehingga menghasilkan dampak perubahan. Penulis akan memakai metode naratif yaitu analisis peristiwa dan tokoh untuk menguraikan teks ini. Tinjauan pustaka sebagai perbandingan dan konsep teologis serta aplikasi akan menjadi bagian dari uraian teks.
Teks 72
34 sαὶ διαπεράσαντεςiἦλθονiἐπὶ τbνiγcνiεἰςilεννησαρέτ. 35 καὶ ἐπιγνόντεςiαὐτὸνiοἱ ἄνδρεςiτοῦ τόπουi ἐκείνουiἀπέστειλανiεἰςiὅληνiτbνiπερίχωρονiἐκείνηνiκαὶ προσaνεγκανiαὐτῷ πάνταςiτοὺςiκακῶςiLχοντας 36
καὶ παρεκάλουνiαὐτὸνiἵναiμόνονiἅψωνταιiτοῦ κρασπέδουiτοῦ ἱματίουiαὐτοῦ·iκαὶ ὅσοιiἥψαντοi διεσώθησαν.
Penelitian Naskah
Teks Matius 14: 34-36 adalah teks Yunani yang stabil menurut UBS4 dan NA 27 karena tidak memperlihatkan adanya masalah tekstual yang memerlukan penelitian naskah.
72 Versi GNT atau UBS4.
Terjemahan 73
34 Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. 35 Ketika Yesus dikenal oleh orang- orang di tempat itu, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah itu. Maka semua orang yang
sakit dibawa kepada-Nya. 36 Mereka memohon supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah- Nya. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.
Survei Pustaka
Sebagai rekan pembacaan, penulis memilih beberapa pakar seperti Davies, Hagner, dan Morris yang menekankan aspek berbeda dari penulis. Berikut inti tafsiran mereka dan ringkasannya di bawah ini.
Margareth Davies Menurut Davies, teks ini mengajarkan bahwa Yesus adalah seorang nabi yang tidak
dikenal di tempat kelahirannya sendiri. Hal ini kontras dengan apa yang terjadi di Genesaret. Davies menyatakan,
The summary of Jesus ’ihealings provides a contrast with the earlier account of his rejection at Nazareth (13.53-58). The people of Gennesaret, unlike the people of his homeland, responded to his presence by bringing all who were ill in the whole region, so that they might beseech only to touch the tassel of his garment (for tassel, see Deut. 22.12, and cf. Mt. 9.20-22). The narrative concludes by confirming that as many as touched were healed. Jesus, then, was recognized as a
great prophet away from his homeland. 74 Leon Morris
Menurut Morris, teks ini mengajarkan bahwa Yesus berkuasa atas segala macam penyakit dan Dia memberikan kesembuhan kepada siapapun yang datang kepadanya walaupun hanya dengan kontak yang begitu marginal dengan Yesus. Morris menyatakan, “Whether it was the “edge”ior the “tassel,”iit meant that only this marginal contact with Jesus, when done in faith, brought about healing. And as many as touched were healed. The cloak was the outer garment. Matthew makes it clear that Jesus had total control over sickness; he thoroughly healed all who
came to him. ” 75
Donald Hagner Menurut Hagner, teks ini mengajarkan kesembuhan orang banyak di Genesaret adalah
antisipasi kepenuhan eskatologis yang akan dialami oleh setiap orang percaya. Hagner menyatakan bahwa,
Jesus again engages in a healing ministry as part of his proclamation of the dawning of the kingdom of God. The healings and their inclusiveness “all” ipoint to and foreshadow the blessings of the eschatological order in its final realization in the future. Jesus is central to the experience of, and even the possibility of, these healings. His power is so overwhelming that simply to touch his garment is to experience immediate healing. The same presence and power of Jesus are available to the church in ways that transcend temporary, ad hoc healings of this kind.
73 Versi LAI-TB. 74 Margaret Davies, Matthew (Sheffield: Sheffield Phoenix Press, 2009), 122. 75 Leon Morris, The Gospel According to Matthew (Grand Rapids, Mich.; Leicester, England:
W.B. Eerdmans; Inter-Varsity Press, 1992), 385.
The salvation experienced by the church goes beyond what was experienced at Gennesaret; the healings at Gennesaret are at best only anticipations of the eschatological wholeness of the church
to be experienced by every believer . 76 Ringkasan
Berdasarkan tafsiran di atas, setiap penafsir memiliki fokus bacaan yang berbeda. Davies fokus kepada tempat yaitu kontras antara Nazaret dan Genesaret. Morris mengarahkan pada pribadi Yesus yang berkuasa atas segala macam penyakit. Hagner fokus kepada perbuatan yang dilakukan Yesus yaitu kesembuhan terhadap orang banyak di Genesaret. Menurut penulis, teks ini harus dilihat secara utuh mulai dari peristiwa awal sampai akhir cerita. Fokus pembacaan akan diarahkan pada peristiwa dan tokoh di dalam cerita.
Analisis Narasi Tujuan analisis narasi adalah mendapatkan tema atau pokok cerita. Premis/tesis dalam
analisis adalah gabungan antara tokoh (karakter) dan peristiwa (prolog (mulai cerita) – konflik (puncak/perumitan cerita) – epilog (akhir cerita)) menghasilkan tema atau pokok cerita. Analisis narasi ini akan dibagi dalam tiga tahap yaitu analisis peristiwa, tokoh dan peristiwa dan tokoh.
Analisis Peristiwa Berdasarkan teks di atas, penulis dapat mengidentifikasi 7 peristiwa sebagai berikut.
1. Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret.
2. Orang banyak di Genesaret mengenal Yesus.
3. Orang banyak tersebut memberitahukan tentang Yesus ke seluruh daerah Genesaret.
4. Semua orang sakit dibawa kepada Yesus.
5. Mereka memohon kepada Yesus supaya diperkenankan menyentuh jumbai jubah-Nya.
6. Mereka menyentuh jumbai jubah Yesus.
7. Mereka menjadi sembuh. Peristiwa awal atau prolog terdapat di peristiwa 1-3. Peristiwa konflik atau puncak terdapat di peristiwa 4-6. Peristiwa akhir atau epilog terdapat di peristiwa 7.
Analisis Tokoh
Berdasarkan peristiwa-peristiwa di atas, cerita ini diperankan oleh beberapa tokoh seperti Yesus, para murid, orang banyak di Genesaret, dan semua orang sakit. Tokoh utama yang ingin ditonjolkan oleh Matius dalam cerita ini adalah semua orang sakit. Orang sakit tersebut datang, memohon, menyentuh, dan menjadi sembuh. Orang sakit memiliki karakter iman atau keyakinan terhadap kuasa Yesus. Orang banyak juga memiliki karakter yang sama seperti orang sakit. Mereka mengenal, memberitakan, dan membawa orang-orang sakit kepada Yesus. Karakter yang ingin ditonjolkan oleh Matius dalam cerita ini adalah keyakinan atau iman penduduk Genesaret terhadap kuasa Yesus.
76 Donald A. Hagner, Word Biblical Commentary: Matthew 14-28 (Dallas: Word, Incorporated, 2002), 426.
Analisis Peristiwa dan Tokoh
Berdasarkan analisis peristiwa dan tokoh, penulis mendapatkan tema cerita. Tema ceritanya adalah iman kepada kuasa Yesus membawa kesembuhan. “Iman kepada kuasa Yesus”i merupakan karakter utama tokoh di dalam cerita. “Membawa kesembuhan”imerupakan rangkaian peristiwa awal hingga akhir cerita.
Konsep Teologis
Iman di dalam teks ini terjadi atau diwujudkan dalam tindakan nyata yang dilakukan oleh penduduk Genesaret. Matius menceritakan bahwa penduduk Genesaret mengenal, memberitakan, membawa, memohon, dan menyentuh pribadi Yesus. Itu adalah iman penduduk Genesaret. Sebagian penduduk Genesaret hidup berkecukupan karena memiliki pertanian dan perikanan yang cukup maju. Di sisi lain, kerinduan terhadap pribadi Yesus juga begitu besar. Mereka mengenal dan memberitakan kehadiran Yesus serta membawa banyak orang sakit kepada Yesus. Baik mereka yang memberitakan dan sakit memiliki iman yang teguh kepada Yesus. Hal ini memang kontras dengan penduduk Nazaret. Tokoh Yesus membawa dampak perubahan pada penduduk Genesaret. Mereka yang sakit menjadi sembuh oleh karena iman mereka.
Ringkasan Matius hendak mengajarkan kepada jemaatnya bahwa iman harus diwujudkan dalam
tindakan nyata seperti mengenal, memberitakan, membawa, memohon, dan menyentuh pribadi Yesus. Iman yang demikian akan membawa perubahan hidup dalam diri jemaat.
Aplikasi
Kita perlu memikirkan dan melakukan apa yang dilakukan oleh penduduk Genesaret. Di tengah kehidupan yang berkecukupan, penduduk Genesaret adalah orang yang merindukan dan antusias menyambut kehadiran Yesus. Perbuatan mereka mencerminkan iman yang hidup. Iman yang hidup telah membawa perubahan hidup dalam diri mereka. Pertanyaan bagi kita yang hidup pada zaman sekarang adalah bagaimana kehidupan iman kita saat ini. Apakah iman membawa dampak perubahan pada diri kita? Salah satu tanda awal yang harus kita kenal dan renungkan adalah apakah kita antusias menyambut kehadiran Yesus setiap hari dalam hidup kita.