Pembuangan Darat (Sanitary Landfill)

2) Pembuangan Darat (Sanitary Landfill)

Penetapan tempat pembuangan di darat membutuhkan pertimbangan lebih seksama mengingat tidak semua daratan dapat dijadikan tempat pembuangan. Sebagaimana sudah disinggung bahwa pada tempat pembuangan harus diperhatikan komponen lingkungan yang mungkin harus dikorbankan terlepas dari nilainya apakah diperlukan atau tidak, tapi mengingat kepentingan yang lebih besar maka hal- hal yang lebih kecil harus kalah. Pemilihan lokasi landfill harus mempertimbangkan pengaruh iklim, temperatur, angin, keadaan struktur tanah, jaraknya dengan pemukiman penduduk, kemungkinan pengaruhnya terhadap sumber air, perkebunan, perikanan, peternakan, flora-fauna dan lain-lain. Hendaknya lokasi yang ditetapkan adalah lokasi yang benar- benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apa pun.

Menurut keadaan lokasinya landfill dibedakan sebagai berikut:

1. Landfill lembah atau landai Lerengnya terjal dan berbentuk lembah. Limbah dimasukkan secara bertahap dan bertingkat sampai sama datarnya dengan permukaan tanah di atas. Demikian dilakukan terus menerus.

2. Landfill galian Tanah sengaja digali sesuai dengan keperluannya. Limbah dimasukkan ke dalam lubang galian dan bila sudah rata dengan permukaan tanah limbah ditutup dengan tanah lalu dipadatkan.

3. Landfill tanah datar Limbah ditumpukkan pada tempat tertentu kemudian dipadatkan. Sesudah itu ditutup dengan tanah lalu dipadatkan lagi dan disusul lagi dengan timbunan berikutnya sampai berlapis-lapis. Bagian atas sekali ditutup dengan tanah lalu dipadatkan.

Tabel di bawah ini memuat jenis limbah padat dan sumbernya:

No. Jenis Pabrik

Jenis Limbah

Sumber

1 2 3 4 Pabrik tekstil

Selulose

Bagian cotton

Serat asbestas

Wool grease

2 Pabrik Kertas

Selulose 50%

- Kulit kayu

Liqnin

- Pernikel kayu

Pentosan Bahan padatan Lumpur CaCO 3

3. Pabrik kulit

Collagan

Potongan kulit

Tanah/pasir

Debu kulit Bulu

Kotoran Endapan

4 Pabrik Kimia

Selulose Polimer

Besi batubara

5. Pabrik

Tawas

NaNO 3 NaOH minyak dan

Deterjen

pabrik energi

Silika

Kapur Al 2 O 3 Kapur

Serfikan

Pemotongan

Tanah hat

Cetakan

Kaolin

Bahan penolong

6 Pabrik industri Silika Residu furnace logam dasar

Kerak Batu kapur

7 Pabrikuningan Cupper Pemotongan

sang

8 Pengecoran

Tanah liat

besi

Cetakan Penyulingan

Pasir

Bahan organik

minyak atsiri

Pada beberapa pabrik tertentu limbah air mengalir bersama limbah padat. Pada pengolahan limbah zat padat tersebut akan tinggal pada dasar wadah. Bila limbah langsung dialirkan ke sungai akan mengendap pada dasar sungai mengakibatkan pendangkalan secara perlahan-lahan.

Dalam hal lain terdapat pula limbah padat pada prapengolahan. Bahan baku membutuhkan pengolahan pendahuluan sebelum. memasuki proses. Misalnya pembuangan kulit, penghancuran dan lain-lain.

Pabrik kertas menghasilkan limbah padat berupa lumpur dari bahan penolongnya sendiri. Kolam pengolahan air limbah seperti kolam pengendapan atau kolam aerasi harus dikuras untuk mengeluarkan lumpur yang bertambah hari bertambah menebal. Lumpur hasil kurasan ini pun membutuhkan tempat pembuangan baru.

Pabrik buah-buahan menghasilkan kulit dan serat-serat yang dalam tempo relatif singkat menciptakan bau tidak enak. Untuk mengatasi limbah tersebut perlu upaya pengendalian dan penanggulangan baik untuk tujuan daur ulang maupun untuk memenuhi syarat buangan.

Untuk beberapa jenis buangan tertentu barangkali tidak membutuhkan pengomposan tapi pembakaran. Untuk itu tahapan yang dilakukan pada umumnya meliputi sebagai berikut:

1. Pemekatan: untuk memudahkan penghancuran ditambahkan sejumlah air dengan bahan kimia tertentu. Dengan demikian bahan menjadi lebih lunak dan mudah menghancurkannya.

2. Penghancuran: bahan yang masih keras dihancurkan sehingga ukurannya lebih seragam, yang tidak dapat dihancurkan dibuang pada tempat yang telah tersedia.

3. Pengurangan air: melalui alat press atau penghisapan, kadar air dalam bahan dapat dikurangi. Pengurangan air sebelum proses lanjut memudahkan proses pengeringan. Apabila kadar air dalam suatu bahan meliputi 50% maka pada proses pengeringan kandungan air paling banyak kurang lebih 25%.

4. Pembakaran: bahan padat yang telah cukup kering dapat dibakar dengan mudah bila konsentrasi air kurang dari 10%.

5. Buangan: abu sisa pembakaran, sisa penghancuran, air dapat dibuang ke tempat yang telah ditetapkan. Skema pengolahan bahan padat dapat dilihat pada bagan

12. Terdapat jenis pabrik tertentu yang banyak membuang limbah padal baik padatan bercampur air maupun padatan yang berdiri sendiri limbah ini pada umumnya sisa hasil olahan ikut bersama air buang an ataupun sisa bahan penolong yang tidak termanfaatkan lagi.

Tanah, pasir dan kotoran kadang-kadang ikut bersama bahan dan setelah melalui proses terbuang bersama air dan menimbulkan endapan.

Bahan buangan padat

Pemekatan

Penghancuran