Pengolahan Limbah Padat

1. Pengolahan Limbah Padat

Pengolahan limbah padat menurut sifatnya dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu:

1. Limbah padat tanpa pengolahan.

2. Limbah padat dengan pengolahan. Limbah padat tanpa pengolahan dapat dibuang ke tempat

tertentu sebagai tempat pembuangan akhir karena tidak ada unsur kimia yang beracun dan berbahaya terkandung di dalamnya. Limbah semacam ini dapat langsung dibuang ke tempat tertentu, misalnya areal daratan atau laut.

Berbeda dengan limbah padat yang mengandung senyawa kimia berbahaya dan beracun atau setidak-tidaknya dapat menimbulkan reaksi kimia baru.

Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum lirnbah diolah yaitu:

a) Jumlah Limbah Dapatkah limbah ditanggulangi sendiri dalam pabrik tanpa memerlukan peralatan pengolahan ataupun pengangkutan. Limbah dalam jumlah relatif sedikit tidak membutuhkan penanganan khusus, seperti tempat pembuangan dan sarana

pembuangan. Tetapi kalau yang harus dibuang misalnya 4 m 3 setiap hari, sudah tentu memerlukan tempat pembuangan

akhir dan mungkin memerlukan sarana angkutan tersendiri pula.

b) Sifat Fisik dan Kimia Limbah Limbah padat terdiri dari berbagai macam wujud dan bentuk, tergantung pada jenis industrinya. Sifat fisik limbah akan mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana pengangkutan dan pilihan pengolahan. Limbah logam (kaleng, seng, potongan besi dan sebagainya) berbeda dengan limbah plastik atau kertas dan berbeda pula dengan limbah padat tepung tapioka. Limbah kertas dan plastik kemungkinan dapat diolah kembali untuk memperoleh produk baru. Di samping sifat fisik limbah; sifat kimia suatu hal yang tidak dapat diabaikan. Sifat kimia limbah padat akan merusak dan rnencemari lingkungan secara kimia yang dapat menimbulkan reaksi membentuk senyawa baru. Limbah padat lumpur dari pabrik pulp dan rayon akan mencemari air tanah melalui penyerapan ke dalam tanah. Apakah limbah mengandung sulftur atau sianida dan lain-lain.

c) Kemungkinan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Lingkungan terdiri dari berbagai komponen. Baik peka maupun tidak terhadap komponen pencemaran. Perlu diketahui pula komponen lingkungan yang rusak akibat pencemaran pada tempat buangan akhir. Unsur manakah yang terkena dan bagaimanakah tingkat pencemaran yang ditimbulkan. Apakah cukup penting kehadiran komponen lingkungan tersebut dalam lingkungan itu sendiri atau memang perlu ditiadakan kehadirannya.

d) Tujuan Akhir yang Akan Dicapai Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam upaya pengelolaan limbah. Tujuan ini tergantung pada tingkat limbah yang bersifat ekonomis maupun nonekonomis. Bagi limbah yang nonekonomis pengelolaannya ditujukan pada pencegahan dan kerusakan lingkungan, sedangkan limbah yang mempunyai nilai ekonomis dirinci dengan tujuan meningkatkan efisiensi pabrik secara keseluruhan dan untuk mengambil kembali bahan yang masih berguna dengan tujuan d) Tujuan Akhir yang Akan Dicapai Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam upaya pengelolaan limbah. Tujuan ini tergantung pada tingkat limbah yang bersifat ekonomis maupun nonekonomis. Bagi limbah yang nonekonomis pengelolaannya ditujukan pada pencegahan dan kerusakan lingkungan, sedangkan limbah yang mempunyai nilai ekonomis dirinci dengan tujuan meningkatkan efisiensi pabrik secara keseluruhan dan untuk mengambil kembali bahan yang masih berguna dengan tujuan

a. Pemisahan

Pemisahan dilakukan karena dalam limbah terdapat berbagai ukuran yarig berbeda dan kandungan bahan tertentu. Pemisahan perlu dilakukan untuk menyesuaikan dengan kondisi peralatan dan sekaligus mencegah kerusakan peralatan (mesin) yang tidak cocok dengan komponen bahan pencemar dalam limbah. Pemisahan dilakukan sebagai berikut:

1) Sistem balistik. Pemisahan cara ini untuk memperoleh ukuran yang lebih seragam, misalnya berat mendekati seragam atau ukuran volume yang lebih seragam pula.

2) Sistem grafitasi Pemisahan dilakukan berdasarkan gaya berat, misalnya bahan yang mudah terapung dengan bahan yang berat. Atau pada pemisahan biji sawit dengan serat dilakukan berdasarkan hembusan angin.

3) Sistem magnetis Bahan yang bersifat maknet akan menempel pada magnet sedangkan yang tidak mempunyai sifat magnetis akan langsung berpisah. Alat ini banyak digunakan untuk memisahkan bahan yang bercampur antara logam dan nonlogam.

b. Penyusutan Ukuran

Ukuran perlu diperkecil unttik memperoleh ukuran yang lebih homogen sehingga lebih mudah memberi perlakuan terhadap pengolahan berikutnya dengan tujuan:

1) Bahan mempunyai ukuran yang lebih kecil dapat mencapai ukuran 1".

2) Bahan mempunyai volume lebih kecil (bahan lebih dipadatkan).

3) Bahan mempunyai berat yang lebih ringan dan volume lebih kecil. Cara ini pada umumnya dilakukan dengan pernbakaran.

c. Pengomposan

Bahan organik yang terdapat dalam limbah diuraikan secara biokimia sehingga menghasilkan bahan organik baru yang lebih berguna. Hasil pengomposan dapat dijadikan pupuk tanaman. Sebelum dilakukan proses pengomposan kemungkinan diperlukan pernisahan ataupun penyusutan ukuran agar hasil kompos lebih baik. Pengomposan banyak dilakukan terhadap buangan yang mudah membusuk, sampah kota, buangan hewan, lumpur pabrik dan sebagainya.

d. Pembuangan Limbah

Setelah salah satu atau lebih proses dilakukan maka proses akhir adalah tempat pembuangan limbah. Tempat pembuangan limbah ada 2 macam yaitu: