Hubungan Patro-klien dalam Industri Karak/ Rambak di Desa Kedunggudel, Kel. Kenep, Kec/ Kab. Sukoharjo.

B. Hubungan Patro-klien dalam Industri Karak/ Rambak di Desa Kedunggudel, Kel. Kenep, Kec/ Kab. Sukoharjo.

Selain industri Jenang dan Batik, ada juga industri yang bisa dikatakan cukup populer di Desa Kedunggudel, yakni Industri Karak Selain industri Jenang dan Batik, ada juga industri yang bisa dikatakan cukup populer di Desa Kedunggudel, yakni Industri Karak

“saya hanya meneruskan apa yang telah dirintis oleh orang tua saya dahulu,mas.” Wawancara : 16 Agustus 2012.

Dari uraian diatas, dapat diketahui keberadaan industri karak dan rambak di Desa Kedunggudel ini hampir sama dengan industri jenang dan industri batik di Desa Kedunggudel, dilihat dari pendirian industri karak dan rambak ini merupakan suatu bentuk industri yang diwariskan secara turun menurun.

Keberadaan industri karak dan rambak ini juga mempunyai pengaruh bagi warga sekitar, selain mencukupi kebutuhan akan hasil produksi karak dan rambak, keberadaan industri ini juga mampu menyerap tenaga kerja, meskipun dengan jumlah tenaga kerja yang cukup sedikit dengan industri yang bergerak dalam pembuatan jenang maupun industri batik. Hal ini dikarenakan proses pembuatan karak dan rambak ini hanya membutuhkan proses yang lebih sederhana dibanding dengan pembuatan jenang dan batik. Industri karak dan rambak ini, dalam proses pembuatannya hanya meliputi 4 proses pembuatan yakni “njenang”( pembuatan adonan), “ngrajang” (pengirisan), ndhendheng (penjemuran), dan penggorengan. Tercatat tidak kurang dari 3 orang Keberadaan industri karak dan rambak ini juga mempunyai pengaruh bagi warga sekitar, selain mencukupi kebutuhan akan hasil produksi karak dan rambak, keberadaan industri ini juga mampu menyerap tenaga kerja, meskipun dengan jumlah tenaga kerja yang cukup sedikit dengan industri yang bergerak dalam pembuatan jenang maupun industri batik. Hal ini dikarenakan proses pembuatan karak dan rambak ini hanya membutuhkan proses yang lebih sederhana dibanding dengan pembuatan jenang dan batik. Industri karak dan rambak ini, dalam proses pembuatannya hanya meliputi 4 proses pembuatan yakni “njenang”( pembuatan adonan), “ngrajang” (pengirisan), ndhendheng (penjemuran), dan penggorengan. Tercatat tidak kurang dari 3 orang

Dalam pengelolaannya industri karak dan rambak ini terjadi transaksi pertukaran antara kedua belah pihak, adapun bentuk pertukaran terjadi antara lain :

A. Pemenuhan Kebutuhan Subsistensi Dasar

Sama halnya dengan industri lain yang berada di Desa Kedunggudel, pemenuhan akan kebutuhan subsistensi dasar tenaga kerjanya merupakan tanggungjawab dan kewajiban yang dimiliki oleh pemilik industri. Adapun bentuk pemenuhan kebutuhan subsistensi dasar tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Jaminan pekerjaan tetap

Dalam suatu industri pasti membutuhkan tenaga kerja untuk menjalankan proses produksi. Kebutuhan akan tenaga kerja dalam industri ini merupakan magnet tersendiri bagi seseorang untuk mencukupi segala bentuk kebutuhan hidupnya. Adanya kepentingan antara kedua belah pihak, yakni antara pemilik industri dengan tenaga kerjanya memunculkan pertukaran antara kedua belah pihak. Pemilik industri membutuhkan tenaga kerja untuk menjalankan Dalam suatu industri pasti membutuhkan tenaga kerja untuk menjalankan proses produksi. Kebutuhan akan tenaga kerja dalam industri ini merupakan magnet tersendiri bagi seseorang untuk mencukupi segala bentuk kebutuhan hidupnya. Adanya kepentingan antara kedua belah pihak, yakni antara pemilik industri dengan tenaga kerjanya memunculkan pertukaran antara kedua belah pihak. Pemilik industri membutuhkan tenaga kerja untuk menjalankan

Dalam perekrutannya, tidak berbeda jauh dengan perekrutan yang terjadi dalam industri jenang maupun batik, semuanya hanya didasarkan atas rasa kemauan dan kepercayaan antara kedua belah pihak untuk menjalin hubungan kerja. Tidak adanya suatu ikatan janjian tertulis membuat hubungan ini sangatlah fleksibel, akan tetapi mudah terputus apabila salah satu pihak tidak terpenuhi kebutuhannya. Sehingga dengan adanya jaminan pekerjaan tetap, kedua belah pihak ini akan merasa saling membutuhkan, yang nantinya akan membawa hubungan patron-klien ini dalam jangka waktu yang cukup lama.

Dalam perekrutan tenaga kerjanya, pemilik industri ini memprioritaskan bagi warga yang kurang mampu secara ekonomi di wilayah desa Kedunggudel ini. Hal ini dilakukan semata-mata hanya untuk menolong kondisi perekonomiannya. Sehingga diharapkan setelah tergabung dalam industri ini kondisi perekonomiannya mampu meningkat karena sudah mempunyai pekerjaan dan pemasukan yang tetap. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Karno Semito sebagai berikut : Dalam perekrutan tenaga kerjanya, pemilik industri ini memprioritaskan bagi warga yang kurang mampu secara ekonomi di wilayah desa Kedunggudel ini. Hal ini dilakukan semata-mata hanya untuk menolong kondisi perekonomiannya. Sehingga diharapkan setelah tergabung dalam industri ini kondisi perekonomiannya mampu meningkat karena sudah mempunyai pekerjaan dan pemasukan yang tetap. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Karno Semito sebagai berikut :

Pemberian jaminan pekerjaan tetap merupakan salah satu bentuk kepedulian yang dimiliki oleh pemilik industri terhadap kehidupan perekonomian tenaga kerjanya. Dengan adanya pemberian jaminan akan pekerjaan ini mampu menjadi sumber mata pencaharian bagi tenaga kerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, seperti yang diungkapkan oleh ibu Pringgo Sutrisno sebagai berikut :

“alhamdulillah,mas. Semenjak saya bekerja disini saya mampu membantu anak-anak saya untuk

memenuhi

kebutuhan

makan,mas.”

wawancara : 16 Agustus 2012

Dari uraian diatas, dapat dilihat dengan adanya jaminan pekerjaan tetap bagi tenaga kerjanya, akan sangat mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan hidup tenaga kerjanya. Karena, jaminan pekerjaan yang diberikan mampu menjadi sumber mata pencaharian bagi tenaga kerjanya.

2. Pemberian Upah

Pemberian upah merupakan salah satu kewajiban bagi seorang pemilik industri kepada tenaga kerjanya atas apa yang dikerjakan untuk keberlangsungan industri yang dijalankan oleh pemilik industri. Pemberian upah ini menjadi poin penting dalam suatu hubungan pekerjaan, karena keberlangsungan Pemberian upah merupakan salah satu kewajiban bagi seorang pemilik industri kepada tenaga kerjanya atas apa yang dikerjakan untuk keberlangsungan industri yang dijalankan oleh pemilik industri. Pemberian upah ini menjadi poin penting dalam suatu hubungan pekerjaan, karena keberlangsungan

Pemberian upah yang layak ini juga merupakan salah satu bentuk kesepakan awal antara kedua belah pihak sebelum menjalin hubungan ini.

Untuk pemberian upah di industri karak dan rambak ini sangat dipengaruhi oleh jumlah pesanan, karena semakin besar jumlah pesanan yang dikerjakan oleh suatu industri maka akan mempengaruhi jumlah pemasukan bagi industri tersebut yang nantinya secara tidak langsung juga akan mempengaruhi besarnya upah yang akan diterima oleh tenaga kerjanya. Selain itu, pasaran dalam hitungan Jawa (weton) juga mempengaruhi produsksi, apabila pasaran dalam hitungan Jawa termasuk pasaran yang sepi, maka produksi akan libur atau dalam skala produksi yang lebih sedikit, berbeda apabila pasaran tergolong dalam pasaran yang ramai, maka kapasitas produksinya akan ditambah. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Karno Semito sebagai berikut :

“ upah saya berikan setiap hari,mas. Setiap harinya saya hitung Rp. 20.000,00 dan apabila lembur saya tambahkan Rp. 10.000,00. Apabila pasarannya sepi saya terkadang terpaksa libur produksi,mas. Kalaupun ada produksi jumlahnya juga lebih sedikit,mas. Wawancara 16 agustus 2012.

produksi itu akan sangat menentukan jumlah pendapatan yang akan diterima oleh tenaga kerjanya. Pemberian upah yang sesuai dengan apa yang telah dikerjakan oleh tenaga kerja juga mampu membantu tenaga kerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Pringgo Sutrisno sebagai berikut :

“alhamdulillah,mas. Semenjak saya bekerja disini saya mampu membantu anak-anak saya untuk

memenuhi

kebutuhan

makan,mas.”

wawancara : 16 Agustus 2012

Dari hasil wawancara diatas, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa dengan adanya jaminan pemberian upah tenaga kerja mampu mencukupi segala bentuk kebutuhan hidupnya.

B. Jaminan Krisisi Subsistensi

Selain upah seorang Patron juga akan memberikan jaminan sosial yang menjadi haknya terhadap kliennya. Pemberian jaminan sosial dilakukan secara lesan dan kekeluragaan. Bentuk Jaminan- jaminan sosial ini antara lain : Jaminan terhadap keberlangsungan pendidikan anak Kliennya. Jaminan kesehatan terhadap kesehatan klien dan keluarganya. Pemberian Tunjangan Hari Raya ( THR ) bagi kliennya, dan lain-lain. .

yang ungkapkan oleh ibu Pringgo Sutrisno sebagai berikut :

“saya selalu dibantu juragan saya apabila saya sedang mengalami kesulitan ekonomi,mas. Juragan saya selalu meminjami saya uang. ” wawancara 16 Agustus 2012.

Mengenai pemberian jaminan atas krisis subsitensi yang dialami kliennya, hal yang senada juga diungkapkan oleh Ibu Karno Semito sebagai berikut :

“saya selalu berusaha menmbantu tenaga saya,mas. Apabila sedang kesulitan ekonomi saya selalu memberikan pinjaman uang” wawancara : 16 Agustus 2012

Jaminan sosial yang berikan oleh seorang patron ini tidak bersifat tertulis, melainkan menjadi kewajiban bagi seorang patron untuk memberikan jaminan sosial terhadap kliennya atas apa yang diberikan oleh kliennya guna keberlangsungan usaha patron. Mengenai pengembalian atas pemberian jaminan ini, pihak patron ( pemilik industri ) ini juga tidak mempersulit, hanya dengan kesetiaan dalam membantu pekerjaan patron ( pemilik industri ). Dengan adanya pemberian jaminan ini, maka klien akan merasa hutang budi kepada patron, sehingga klien akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu proses produksi guna keberlangsungan industri yang dimiliki oleh sang patron. Pemberian jaminan ini, merupakan salah satu bentuk pertukaran

Desa Kedunggudel.

C. Perlindungan Dalam kehidupan industri, baik pemilik maupun tenaga kerja juga dihadapkan dengan berbagai permasalahan diatas. Dalam hubungan industri patronklien ini, masing-masing pihak mempunyai kewajiban untuk saling melindungi satu sama lain. Bentuk perlindungan ini merupakan salah satu bentuk ikatana antara kedua belah pihak atas apa yang telah didapatkan. Apabila seorang patron dihadapkan dengan permasalahan maka tidak segan klien juga akan membantu menyelesaikan masalah tersebut, begitu juga sebaliknya apabila klien mengalami masalah maka patron juga akan membantu menyelesaikan masalah tersebut. Perlindungan ini didasari atas hubungan kekeluargaan dan kekerabatan antara kedua belah pihak. Adanya jaminan mengenai perlindungan terhadap klien ini juga dibenarkan oleh pernyataan yang diungkapkan oleh Ibu Pringgo Sutrisno sebagai berikut :

“ Dulu waktu saya pernah ada masalah dengan saudara saya, juragan saya yang membantu menyelesaikan,mas” wawancara : 9 Januari 2013

Senada dengan yang diungkapkan oleh Ibu Karno Semito sebagai berikut : Senada dengan yang diungkapkan oleh Ibu Karno Semito sebagai berikut :

membantu menyelesaikan,mas” Wawancara : 9 Januari 2013.

Dari beberapa pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa masing-masing pihak mempunyai kewajiban untuk saling melindungi satu sama lain, adanya faktor ketergantungan antara kedua belah pihak dan adanya rasa kekeluargaan dan kekerabatan dalam hubungan patron-klien ini menjadi salah satu penyebab terjadinya perlindungan tersebut.

D. Jasa Patron Kolektif

Secara internal, patron sebagai kelompok dapat melakukan fungsi ekonomi secara kolektif, mereka dapat mengelola

dan keringan, menyumbangkan tanah untuk saran kolektif, mendukung sarana umum setempat ( seperti sekolah, jalan kecil, bangunan masyarakat ), dan mensponsori festival atau perayaan desa. Industri karak dan rambak ini belum mampu sepenuhnya memberikan bentuk jasa patron kolektif terhadap kepentingan warga masyarakat, hal ini dikarenakan industri ini lebih kecil dibandingkan dengan dua jenis industri yang lain, selain itu hanya beberapa orang saja yang menjalankan industri karak dan rambak di Desa Kedunggudel ini. Akan tetapi, apabila ada kegiatan yang ada di Desa Kedunggudel ini, para pemilik industri ini berusaha untuk selalu terlibat, baik dalam bantuan fisik maupun bantuan non fisik, misalnya dengan dan keringan, menyumbangkan tanah untuk saran kolektif, mendukung sarana umum setempat ( seperti sekolah, jalan kecil, bangunan masyarakat ), dan mensponsori festival atau perayaan desa. Industri karak dan rambak ini belum mampu sepenuhnya memberikan bentuk jasa patron kolektif terhadap kepentingan warga masyarakat, hal ini dikarenakan industri ini lebih kecil dibandingkan dengan dua jenis industri yang lain, selain itu hanya beberapa orang saja yang menjalankan industri karak dan rambak di Desa Kedunggudel ini. Akan tetapi, apabila ada kegiatan yang ada di Desa Kedunggudel ini, para pemilik industri ini berusaha untuk selalu terlibat, baik dalam bantuan fisik maupun bantuan non fisik, misalnya dengan

“apabila ada kegiatan di desa ini, saya selalu berusaha membantu semampu saya,mas” wawancara : 16 Agustus 2012

Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa pemilik industri ini selalu berusaha berpartisipasi dalam segala bentuk kegaiatn yang ada di masyarakat, mereka beranggapan semua ini merupakan salah satu bentuk tanggungjawab terhadap masyarakat atas keberadaan industri karak dan rambak di desa Kedunggudel ini.

Matriks 1.2

Hasil Temuan di Industri Karak dan Rambak No.

Aspek

Hasil Temuan

Subsistensi Dasar

a.Jaminan Pekerjaan Tetap

b. Pemberian Upah

Jaminan Krisis Subsistensi

Pemberian jaminan pekerjaan tetap oleh pemilik industri terhadap klien Jaminan pemberian upah oleh pemilik industri kepada klien Pemberian jaminan krisis subsistensi, pinjaman uang, jaminan kesehatan, THR

C.

D.

Jasa Patron Klolektif

antara kedua belah pihak Adanya bantuan dari pihak pemilik industri untuk setiap kegiatan desa

Sumber : Data Primer diolah ( 2013 )