Deskripsi Lokasi Desa Kedunggudel

A. Deskripsi Lokasi Desa Kedunggudel

Desa Kedunggudel merupakan salah satu desa yang berada di bawah wilayah administratif Kalurahan Kenep. Desa Kedunggudel ini berada di wilayah selatan Kalurahan Kenep. Jarak antara Desa Kedunggudel dengan Kalurahan sekitar 1 Kilometer dan Jarak antara Desa Kedunggudel dengan wilayah Pemerintahan Pusat Kabupaten Sukoharjo sekitar 10 Kilometer. Desa Kedunggudel ini berada di wilayah Kecamatan Sukoharjo. Adapun batas-batas wilayah Desa Kedunggudel secara administratif adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara

: Desa Bangkekan

b. Sebelah Timur

: Desa Banmati

c. Sebelah Selatan

: Sungai Bengawan Solo

d. Sebelah Barat

: Desa Tangkisan.

Desa Kedunggudel sendiri terbagi menjadi 3 RW, dan 11 RT.

Mengenai Keadaan Sosial budaya di Desa Kedunggudel, sebagian besar merupakan penduduk asli meskipun ada juga yang berstatus sebagai pendatang yang sebagian besar merupakan karyawan PT. SRITEX yang berasal dari luar wilayah Desa Kedunggudel.

Yang dimaksudkan dengan penduduk asli di Desa Kedunggudel Yang dimaksudkan dengan penduduk asli di Desa Kedunggudel

Sedangkan yang dimaksud dengan penduduk pendatang adalah penduduk yang berasal dari luar daerah dan berangsur-angsur dan mendiami rumah tinggal mereka yang baru, dimana alasan mereka tinggal adalah mereka masih merasa betah tinggal ditempat yang baru selain itu juga karena diakibatkan kedekatan keluarga dengan penduduk asli, adapula dikarenakan karena kedekatan dengan lokasi pekerjaan.

Untuk kegiatan sosial yang umum dilaksanakan di desa Kedunggudel ini adalah rutin setiap bulan mengadakan pertemuan- pertemuan antara warga desa dalam satu kelurahan membicarakan mengenai kelangsungan hidup mereka, perkembangan hidup mereka, kemudian mengenai permasalahan-permasalahan yang ada di desa Kedunggudel. Selain itu juga diadakan kegiatan gotongroyong yang dilaksanakan rutin setiap minggunya secara bergantian untguk mengadakan kegiatan bersih-bersih desa. Untuk kegiatan sosial yang sifatnya non formal dilakukan antar warga masyarakat seyiap harinya ketika berkomunikasi dengan tetangganya sehari-hari, kemudian pada saat melakukan aktivitas pekerjaan dan keagamaan.

baik makanan maupun industri batik. Tercatat ada sekitar 18 industri yang bergerak dalam bidang pembuatan Jenang Merah, Kerupuk ( Karak dan Rambak ), Cumi-cumi( pangsit ), emping, dan jajanan pasar dan ada 4 industri yang bergerak dalam pembuatan kain batik, baik batik cap maupun batik tulis. Keberadaan industri kecil ini dianggap sangat membantu taraf perekonomian masyarakat Desa Kedunggudel pada umumnya, karena sebagian besar masyarakat Desa Kedunggudel bergerak dalam bidang perdagangan, dan indutsri ini mampu menyerap tenaga kerja baik dari wilayah Desa Kedunggudel maupun dari luar wilayah desa Kedunggudel. Dari identifikasi yang telah dilakukan oleh peneliti di lapangan, keberadaan industri batiklah yang mampu menyerap jumlah tenaga yang paling besar yakni sekitar 40 orang yang bekerja dalam industri batik. Selain batik industri makanan yang ada didesa Kedunggudel juga mampu menyerap jumlah tenaga kerja sekitar 30 orang.

Potensi mengenai pemasaran hasil industri rumah tangga di desa Kedunggudel kebanyakan didistribusikan ke luar daerah, bahkan ada juga yang pemasarannya sampai ke luar Provinsi maupun luar Jawa. Antara lain ke Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan sebagainya. Hal tersebut bisa terjadi karena setiap perantau yang kembali ke tanah rantau selalu membawa hasil industri rumah tangga tersebut sebagai oleh-oleh sehingga daerah ini mempunyai potensi sebagai salah

Dalam penelitian ini, informan yang diambil adalah informan yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Karena penelitian ini mengenai hubungan patron klien yang terjadi dalam lingkup industri kecil di masyarakat pedesaan, maka informan yang diambil adalah pemilik industri kecil dan tenaga kerjanya. Adapun informan tersebut adalah 6 informan yang bertindak sebagai pemilik industri kecil dan 6 informan yang bertindak sebagai tenaga kerja. Untuk lebih jelasnya, data mengenai informan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pemilik Industri/ Patron

a. Bapak Teguh Miyatno.

Bapak Teguh merupakan pemilik industri kecil yang bergerak dalam pembuatan jenang. Pendidikan terakhir yang dienyam oleh Bapak Teguh ini adalah Tidak Tamat SD. Beliau menjalankan industri ini yang diwariskan secara turun menurun. Usaha yang dijalankan ini tergolong cukup besar, karena kapasitas produksinya cukup besar. Terutama saat ada pesanan untuk keperluan hajatan dan lain-lain. Adapun daerah pemasaran produk yang dihasilkan adalah wilayah sukoharjo pada umumnya, di Pasar Tawangsari ( beliau mempunyai kios ), akan tetapi ada juga yang dibawa keluar kota sebagai oleh-oleh antara lain ke Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, dan lain-lain.

Hampir sama dengan Bapak teguh Miyatno, Bapak Supano merupakan pemilik industri yang bergerak dalam pembuatan jenang. Selain bergerak dalam industri jenang, industri Bapak Supano ini juga bergerak dalam bidang pembuatan roti. Pendidikan terkahir yang dijalani Bapak Supano ini adalah Tamat SMP. Beliau menjalankan industri ini secara turun menurun dari orangtuanya. Daerah pemasarannya juga cukup luas yakni daerah sukoharjo pada umumnya, Pasar Tawangsari ( Beliau mempunyai Kios ), dan ada yang dari luar kota sekedar untuk memberikan oleh-oleh atau keperluan hajatan,dll.

c. Bapak Geming Ariyanto

Bapak Geming Ariyanto merupakan pemilik industri yang bergerak dalam pembuatan Jenang. Beliau menjalankan usahanya ini juga secara turun menurun. Terhitung sejak tahun 2003, beliau mulai meneruskan usaha yang telah dilakoni oleh mertuanya. Beliau menjalankan usahanya ini dari warisan mertuanya yang sudah meninggal. Pendidikan terakhir yang dijalani oleh Bapak Geming ini adalah Tamat SMA.

d. Ibu Karno Semito

Ibu Karno adalah pemilik industri yang bergerak dalam industri pembuatan Karak dan Rambak. Beliau menjalankan industri ini secara turun menurun. Pendidikan terakhir beliau adalah Tamat SD.

a. Ibu Warsiyem

Ibu warsiyem adalah buruh yang bekerja kepada Bapak Teguh Miyatno. Beliau sudah bekerja dalam industri selama belasan tahun, kurang lebih 18 tahun. Pendidikan terakhir yang dijalaninya adalah Tidak Tamat SD. Menjadi tenaga dalam industri ini merupakan pekerjaan pokok dari ibu Warisyem ini untuk membantu suaminya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

b. Ibu Saidi

Ibu saidi adalah seorang buruh yang bekerja kepada Bapak Supano. Beliau sudah bekerja pada Bp. Supano ini juga sudah belasan tahun, kurang lebih 15 tahun. Karena suaminya hanya bekerja sebagai tukang parkir di Pasar Kedunggudel, ibu Saidi ini bekerja kepada bapak Supano ini sebagai upaya untuk membantu perekonomian keluarganya guna mencukupi kebutuhan hidupnya.

c. Ibu Pringgo Sutrisno

Ibu Pringgo ini adalah tenaga kerja yang bekerja kepada Ibu Karno. Beliau sudah menjalani pekerjaan ini sudah bertahun- tahun. Sebagai seorang janda, belaiu membanting tulang untuk pemenuhan kebutuhan hidup bagi anak-anaknya. Pendidikan terakhir adalah Tamat SD.

Mas Ade adalah buruh yang bekerja kepada Bp. Geming Ariyanto. Beliau sudah bekerja dalam industri ini selama 6 tahun terhitung semenjak tahun 2006. Pendidikan terakhirnya adalah Tamat SMP.