Hubungan Patron-Klien Dalam Industri Makanan Di Desa Kedunggudel
C. Hubungan Patron-Klien Dalam Industri Makanan Di Desa Kedunggudel
Manusia dilahirkan sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Pada dasarnya manusia dalam dirinya terdapat keinginan untuk saling bersama-sama dengan orang lain. Dalam kegiatan sehari-hari manusia sangat membutuhkan kerja sama dengan pihak lain, baik itu kebutuhan matriil maupun spirituil. Karena itulah manusia antara satu individu dengan individu yang lain saling membutuhkan. Interaksi sosial yang terjadi salah satu faktor utama dalam kehidupan sosial merupakan syarat terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
Hubungan sosial berisikan kemungkinan bahwa para pribadi terlihat didalamnya akan berperilaku dengan cara yang mengandung arti serta ditetapkan terlebih dahulu. Maksudnya adalah hubungan sosial dapat disepakati atas dasar persetujuan mutual yaitu para pihak yang terlibat di dalamnya membuat perjanjian tentang perilaku di masa yang akan datang. Adapun isi dari hubungan sosial di satu pihak mencakup konflik sikap saling bermusuhan, persahabatan, kepercayaan dari lain pihak. Di pihak lain, menyangkut pemenuhan suatu kebutuhan terhadap kewajiban Hubungan sosial berisikan kemungkinan bahwa para pribadi terlihat didalamnya akan berperilaku dengan cara yang mengandung arti serta ditetapkan terlebih dahulu. Maksudnya adalah hubungan sosial dapat disepakati atas dasar persetujuan mutual yaitu para pihak yang terlibat di dalamnya membuat perjanjian tentang perilaku di masa yang akan datang. Adapun isi dari hubungan sosial di satu pihak mencakup konflik sikap saling bermusuhan, persahabatan, kepercayaan dari lain pihak. Di pihak lain, menyangkut pemenuhan suatu kebutuhan terhadap kewajiban
Dalam setiap lingkungan sosial, terdapat aturan-aturan atau nilai yang merupakan bagian dari kearifan sosial suatu komunitas dalam hubungan sosial atau berinteraksi. Aturan atau nilai yang berkembang kemudian akan menjadi pranata-pranata sosial yang kemudian akan membentuk institusi-institusi yang kemudian akan mengakomodir masyarakatnya dalam hal pemenuhan kebutuhan mereka. Akan tetapi pranata-pranata yang ada tidak selamanya berfungsi sebagaimana seharusnya, khususnya dalam hubungan yang terjadi dalam suatu masyarakat. Relevan dengan tidak berfungsinya pranata/ institusi tersebut maka berimplikasi terhadap pencarian mata pencaharian alternatif lain oleh anggota-anggota masyarakat dalam pelaksanaan pemenuhan kebutuhan mereka, sehingga dalam memenuhi kebutuhannya mereka dalam mengadakan hubungan yang bersifat Dyadik ( Soekanto, 1986 ) yang bersifat vertikal yakni merupakan unit atau kelompok yang terdiri dari 2 orang yang terjalin dalam suatu hubungan yang bersifat pribadi antara orang yang memiliki sumber daya, kekuasaan atau status yang berbeda, yang kemungkinan besar bahwa salah satu pihak akan tenggelam dalam kedudukan dan peranan pihak lain, dimana kedua belah pihak saling memberikan bantuan dalam wujud yang berbeda. Hubungan Dyadik ini terdapat pihak yang mempunyai kedudukan yang berbeda, dimana salah satu Dalam setiap lingkungan sosial, terdapat aturan-aturan atau nilai yang merupakan bagian dari kearifan sosial suatu komunitas dalam hubungan sosial atau berinteraksi. Aturan atau nilai yang berkembang kemudian akan menjadi pranata-pranata sosial yang kemudian akan membentuk institusi-institusi yang kemudian akan mengakomodir masyarakatnya dalam hal pemenuhan kebutuhan mereka. Akan tetapi pranata-pranata yang ada tidak selamanya berfungsi sebagaimana seharusnya, khususnya dalam hubungan yang terjadi dalam suatu masyarakat. Relevan dengan tidak berfungsinya pranata/ institusi tersebut maka berimplikasi terhadap pencarian mata pencaharian alternatif lain oleh anggota-anggota masyarakat dalam pelaksanaan pemenuhan kebutuhan mereka, sehingga dalam memenuhi kebutuhannya mereka dalam mengadakan hubungan yang bersifat Dyadik ( Soekanto, 1986 ) yang bersifat vertikal yakni merupakan unit atau kelompok yang terdiri dari 2 orang yang terjalin dalam suatu hubungan yang bersifat pribadi antara orang yang memiliki sumber daya, kekuasaan atau status yang berbeda, yang kemungkinan besar bahwa salah satu pihak akan tenggelam dalam kedudukan dan peranan pihak lain, dimana kedua belah pihak saling memberikan bantuan dalam wujud yang berbeda. Hubungan Dyadik ini terdapat pihak yang mempunyai kedudukan yang berbeda, dimana salah satu
Hubungan patron-klien, menurut Scott (1993:7) adalah sebuah pertukaran hubungan antara kedua peran petani lapisan bawah dengan petani lapisan atas yang dapat dinyatakan sebagai kasus khusus dari ikatan dyadic (dua orang) yang terutama melibatkan persahabatan instrumental di mana seorang individu dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi (patron) menggunakan pengaruh dan sumberdaya yang dimilikinya untuk menyediakan perlindungan dan/atau keuntungan-keuntungan bagi seseorang dengan status lebih rendah (klien). Pada gilirannya, klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk jasa pribadi, kepada patron.
Beberapa bentuk barang dan jasa yang dipertukarkan oleh patron ke klien adalah sebagai berikut:
1. Penghidupan subsistensi dasar. Pada banyak daerah agraris, jasa utama dapat berupa pemberian pekerjaan tetap atau tanah untuk bercocok tanam, dan juga mencakup penyediaan benih, peralatan, jasa pemasaran, nasehat teknis, dan sebagainya.
2. Jaminan krisis subsistensi. Umumnya, patron diharapkan memberikan jaminan pada saat bencana ekonomi, membantu menghadapi keadaan sakit atau kecelakaan, atau membantu pada saat panen gagal.
dari patron yang bertujuan untuk melindungi klien dalam hal terjadinya konflik sebagai akibat hubungan-hubungan yang dijalin oleh klien dengan “orang luar”.
4. Makelar dan pengaruh. Patron selain menggunakan kekuatanya untuk melindungi kliennya, ia juga dapat menggunakan kekuatannya untuk menarik keuntungan/hadiah dari kliennya sebagai imbalan atas perlindungannya.
5. Jasa patron kolektif. Secara internal, patron sebagai kelompok dapat melakukan fungsi ekonomi secara kolektif. Mereka dapat memberikan subsidi atau sumbangan untuk tujuan-tujuan kolektif masyarakat desa, misalnya dalam bentuk sumbangan tanah untuk fasilitas umum.
Berbeda dengan arus patron ke klien, arus barang dan jasa dari klien ke patron amat sukar untuk digolongkan, karena seorang klien umumnya menyediakan tenaga dan keahliannya untuk kepentingan patron, apa pun bentuknya. Unsur-unsur tipikal dalam arus hubungan ini, antara lain mencakup jasa pekerjaan dasar , dan pemberian jasa tambahan berupa bantuan dalam pekerjaan domestik (rumah tangga patron).
Melihat dari beberapa karakteristik hubungan patron-klien diatas, peneliti mencoba menguraikan hasil temuan dari penelitian tentang hubungan hubungan patron-klien dalam industri kecil yang berkembang
Sukoharjo :