Hubungan Patro-klien dalam Industri Jenang di Desa Kedunggudel, Kel. Kenep, Kec/ Kab. Sukoharjo.

A. Hubungan Patro-klien dalam Industri Jenang di Desa Kedunggudel, Kel. Kenep, Kec/ Kab. Sukoharjo.

Industri Jenang merupakan salah satu bentuk industri yang paling populer di Desa Kedunggudel ini, tercatat ada sekitar 18 industri kecil yang bergerak dalam proses pembuatan jenang. Jenang yang diproduksi di Desa Kedunggudel ini umumnya adalah Jenang Merah. Banyaknya industri jenang di wilayah kedunggudel ini, maka sebagai bentuk perhatian pemerintah Kabupaten Sukoharjo terhadap keberlangsungan industri kecil yang berada di wilayahnya, maka Desa Kedunggudel ini dicanangkan sebagai desa Sentra Industri Jenang untuk wilayah Kabupaten Sukoharjo, hal ini dimaksudkan sebagai sarana promosi akan pemasaran hasil produksi jenang. Diharapkan dengan status sebagai desa sentra industri jenang, mampu membawa masyarakat sekitar tahu bahwa desa Kedunggudel merupakan salah satu basis industri kecil yang bergerak dalam pembuatan jenang di wilayah Sukoharjo, sehingga masyarakat di wilayah Sukoharjo pada umumnya tidak akan susah untuk mencari hasil produksi jenang untuk mencukupi segala kebutuhannya. Dengan semakin dikenalnya Desa Kedungggudel sebagai daerah sentra industri jenang, secara tidak langsung juga akan mempengaruhi angka produksi jenang karena meningkatnya angka pesanan hasil produksi jenang tersebut. Dengan meningkatnya angka Industri Jenang merupakan salah satu bentuk industri yang paling populer di Desa Kedunggudel ini, tercatat ada sekitar 18 industri kecil yang bergerak dalam proses pembuatan jenang. Jenang yang diproduksi di Desa Kedunggudel ini umumnya adalah Jenang Merah. Banyaknya industri jenang di wilayah kedunggudel ini, maka sebagai bentuk perhatian pemerintah Kabupaten Sukoharjo terhadap keberlangsungan industri kecil yang berada di wilayahnya, maka Desa Kedunggudel ini dicanangkan sebagai desa Sentra Industri Jenang untuk wilayah Kabupaten Sukoharjo, hal ini dimaksudkan sebagai sarana promosi akan pemasaran hasil produksi jenang. Diharapkan dengan status sebagai desa sentra industri jenang, mampu membawa masyarakat sekitar tahu bahwa desa Kedunggudel merupakan salah satu basis industri kecil yang bergerak dalam pembuatan jenang di wilayah Sukoharjo, sehingga masyarakat di wilayah Sukoharjo pada umumnya tidak akan susah untuk mencari hasil produksi jenang untuk mencukupi segala kebutuhannya. Dengan semakin dikenalnya Desa Kedungggudel sebagai daerah sentra industri jenang, secara tidak langsung juga akan mempengaruhi angka produksi jenang karena meningkatnya angka pesanan hasil produksi jenang tersebut. Dengan meningkatnya angka

Industri jenang yang berada di desa Kedunggudel ini, pada umumnya berkembang dan bertahan secara turun menurun. Dikatakan turun menurun, dikarenakan hampir semua pemilik industri jenang saat ini merupakan generas penerusi dari pendiri industri jenang ini. Seperti yang diungkapkan oleh Bp. Supano Pandyo R sebagai berikut :

“saya menjalankan industri

ini secara turun menurun,mas. Meneruskan usaha yang telah dirintis oleh orang tua saya sejak dulu,mas. Kurang lebih hampir 30 tahunan saya sudah menggeluti usaha pembuatan jenang ini”. Wawancara : 10 Agustus 2012

Selain industri yang bersifat turun menurun, ada juga yang mendirikan industri ini atas segala jerih payahnya sendiri, bukan dari industri yang diturunkan oleh orang tuanya dahulu. Seperti yang diungkapkan oleh Bp. Teguh Miyatno :

“saya mendirikan usaha ini sendiri,mas. Bukan warisan dari orang tua saya,mas.”wawancara : 10 Agustus 2012

Dari beberapa uraian diatas, dapat diketahui bahwa industri jenang yang bergerak di desa Kedunggudel, secara historis dapat dibedakan menjadi yakni industri diturunkan/ diwariskan dan industri yang didirikan oleh pemilik industri sendiri.

Keberadaan industri jenang di wilayah Kedunggudel ini juga sangat membantu bagi perekonomian warga sekitar, hal ini di

jenang ini mayoritas berasal dari masyarakat Kedunggudel, meskipun ada beberapa yang berasal dari wilayah lain, misalnya Kel. Banmati, Kel. Pojok, Tawangsari, dan lain-lain. Alasan pemilik industri lebih memprioritaskan untuk merekrut tenaga kerja yang berasal dari wilayah Kedunggudel, dibandingkan dari luar wilayah adalah untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat sekitar. Hal ini merupakan sebuah bentuk kepedulian pemilik industri akan kehidupan perekonomian

masyarakat

Kedunggudel,

sehingga tingkat pengangguran di Desa Kedunggudel ini sangatlah sedikit. Dalam perekrutannya sendiri, sang pemilik industri ini juga tidak menyertakan keahlian khusus bagi calon tenaga kerjanya, melainkan hanya sebuah kesepakatan kerja yang hanya berdasarkan atas kemauan dan kepercayaan akan kedua belah pihak yang saling membutuhkan ini. Selain itu dalam perekrutannya pun, tidak terikat dengan perjanjian tertulis melainkan kesepakan lisan kedua belah pihak.

Dalam menjalin hubungan kerjasama dalam industri ini, terjadi pertukaran antara kedua belah pihak, baik berupa barang maupun jasa. Terjadinya pertukaran dalam pengelolaan industri ini dikarenakan masing-masing pihak mempunyai kepentingan atas sumber daya yang dimilikinya, dimana pihak yang satu mempunyai kepentingan agar industri yang dikelolanya ini tetap berjalan, dan pihak yang satu mempunyai kepentingan untuk mencukupi segala bentuk kebutuhan Dalam menjalin hubungan kerjasama dalam industri ini, terjadi pertukaran antara kedua belah pihak, baik berupa barang maupun jasa. Terjadinya pertukaran dalam pengelolaan industri ini dikarenakan masing-masing pihak mempunyai kepentingan atas sumber daya yang dimilikinya, dimana pihak yang satu mempunyai kepentingan agar industri yang dikelolanya ini tetap berjalan, dan pihak yang satu mempunyai kepentingan untuk mencukupi segala bentuk kebutuhan

A. Penghidupan Kebutuhan Subsistensi Dasar. Penghidupan kebutuhan subsistensi dasar ini merupakan salah satu bentuk jaminan atau tanggung jawab pemilik industri terhadap tenaga kerjanya yang diharapkan mampu meningkatkan taraf perekonomian bagi tenaga kerjanya, antara lain sebagai berikut :

1. Jaminan pekerjaan tetap bagi Tenaga Kerjanya.

. Hubungan yang terjalin dalam kegiatan industri di desa Kedunggudel, antara pemilik industri dengan tenaga kerjanya dikarenakan adanya perbedaan status ekonomi antara keduanya, yaitu dengan adanya stasus kepemilikan industri. Dengan kepemilikan industri, maka dapat dijadikan lapangan pekerjaan oleh buruh untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemilik industri akan membutuhkan tenaga kerja untuk produksi dan keberlangsungan usahanya, dan disini tenaga kerja menyediakan jasa dan tenaganya untuk membantu melakukan kegiatan produksi yang dilakukan oleh pemilik industri.

Pemilik industri mempunyai kedudukan yang sangat penting. Karena sang pemilik industri mempunyai fungsi dan peranan yang sangat besar dalam menentukan bagaimana cara

yang dikelolanya. Untuk merekrut tenaga kerja, biasanya pemilik industri mengajak teman atau tetangga dekatnya untuk bekerja sama dengannya. Pemberian pekerjaan tersebut semata-mata didasarkan atas dasar tolong menolong, karena melihat teman atau tetangga yang tidak mempunyai pekerjaan atau modal untuk bekerja. Akan tetapi ada juga warga yang datang dengan sendiri untuk melamar menjadi tenaga kerja. Dan dalam perekrutannya, sesuai dengan yang menjadi kesepakan antara kedua belah pihak yakni pemilik industri dan tenaga kerjanya.

Dalam hubungan kerja ini, tertuang secara lisan dan tanpa ada perjanjian yang tertulis karena kedua belah pihak telah menyepakati apa yang menjadi ketentuan yang telah ditetapkan dan percaya satu sama lain, apalagi terdapat tenaga kerja yang sudah lama ikut dengan pemilik industri, sehingga ini menekankan bahwa terdapat kepercayaan dan hubungan yang baik antara pemilik industri dengan tenaga kerjanya.

Dalam perekrutan tenaga kerja dalam industri kecil di desa Kedunggudel dapat diketahui berdasarkan keterangan informan. Seperti yang diungkapkan oleh Bp. Teguh Miyatno sebagai berikut : Dalam perekrutan tenaga kerja dalam industri kecil di desa Kedunggudel dapat diketahui berdasarkan keterangan informan. Seperti yang diungkapkan oleh Bp. Teguh Miyatno sebagai berikut :

Untuk merekrut tenaga kerjanya, sang pemilik industri kecil ini tidak melihat dari keahlian atau pun skill yang dimiliki oleh tenaga kerjanya, melainkan adanya kemauan dan kepercayaan. Hal ini dapat dilihat bahwa, hampir semua tenaga kerjanya tidak mempunyai keahlian yang dalam industri yang bersangkutan. Melainkan melalui pengarahan dan pengajaran yang diberikan oleh pemilik industri kecil, akhirnya tenaga- tenaga kerja tadi mempunyai kemampuan ataupun skill yang mumpuni guna keberlangsungan industri tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Mas Ade sebagai berikut :

“Dulu saya tidak mempunyai keahlian dalam proses pembuatan jenang,mas. Juragan saya yang mengajari saya dalam proses pembuatan jenang,mas.” Wawancara : 8 Januari 2013

Dari beberapa urain diatas, dapat dilihat bahwa dengan sumber daya yang dimiliki oleh patron, ini mampu mempengaruhi seorang klien bekerja kepada patron. Di sini dapat dilihat juga bahwa patron dengan segala sumber daya yang dimilikinya merupakan suatu wadah untuk mencari nafkah bagi pemenuhan kebutuhan hidup kliennya, seorang klien akan senang karena pekerjaannya akan dihargai dan Dari beberapa urain diatas, dapat dilihat bahwa dengan sumber daya yang dimiliki oleh patron, ini mampu mempengaruhi seorang klien bekerja kepada patron. Di sini dapat dilihat juga bahwa patron dengan segala sumber daya yang dimilikinya merupakan suatu wadah untuk mencari nafkah bagi pemenuhan kebutuhan hidup kliennya, seorang klien akan senang karena pekerjaannya akan dihargai dan

Pemberian jaminan pekerjaan tetap oleh patron terhadap kliennya ini merupakan salah satu bentuk pertukaran yang ada dalam industri jenang, dalam hal ini patron sangat terbantu dengan apa yang diberikan oleh kliennya dalam menjaga keberlangsungan proses produksinya, dan klien juga merasa terbantu oleh jaminan pekerjaan tetap yang diberikan oleh patron untuk mencukupi segala bentuk kebutuhannya. Sehingga timbal balik ini sangatlah menguntungkan bagi dua pihak yang saling membutuhkan, dalam hal ini pemilik industri dengan tenaga kerjanya. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Warsiyem sebagai berikut :

“Meskipun hasilnya tak seberapa, tapi alhamdulillah saya dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari dan menyekolahkan anak,mas” wawancara : 12 Agustus 2012

Senada dengan apa yang diungkapkan oleh ibu Saidi sebagai berikut :

“ semenjak saya bekerja di sini, saya mampu membantu suami saya dalam mencukupi kebutuhan “ semenjak saya bekerja di sini, saya mampu membantu suami saya dalam mencukupi kebutuhan

keberadaan industri kecil di Desa ini sangatlah membantu masyarakat sekitar dalam mencukupi kebutuhan ekonominya. Dapat dilihat dari data diatas, bahwa semenjak bekerja dalam industri kecil ini, para tenaga kerja ini mampu mencukupi kebutuhan hidupnya, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk membantu biaya menyekolahkan anaknya.

Seperti yang dikatakan oleh Scott, dalam relasi yang penting ada unsur timbal balik antar pelakunya, dan dalam pelaksanaanya ada norma yang mengendalikan hubungan timbal balik ini, dimana hubungan ini dapat bersifat universal dan mengandung dua unsur pokok yaitu bahwa orang seharusnya membantu mereka yang menolongnya dan jangan menyakiti para penolong ini ( Gouldner, 1977:38 dalam Hedi Shri Ahimsa Putra, Patron & Klien di Sulawesi Selatan : 2007 :

11 ). Walaupun universal, hal ini tidak lantas dilihat berarti bahwa norma-norma ini tidak dipengaruhi oleh kondisi-kondisi pertukaran yang terjadi. Apakah seseorang yang diberi merasa memiliki kewajiban untuk membalas pemberian orang lain tergantung pada nilai yang diberikan, dan ini dipengaruhi lagi oleh faktor yang lain.

dapat melalui seorang inidividu. Apabila seseorang ingin mempunyai suatu relasi tertentu dengan pihak lain maka perlu memberikan sesuatu terlebih dahulu, dan jika pihak lain bersedia maka pemberian itu akan dibalas ( Foster (1963) dalam Hedi Shri Ahimsa Putra, Patron Klien di Sulawesi Selatan: 2007 : 11)

2. Jaminan Pengupahan Bagi Tenaga Kerjanya

organisasi industri, pembayaran upah atau pengupahan merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses produksi. Karena pengupahan ini berfungsi untuk memperlancar proses produksi dan merupakan pra syarat fungsional bagi eksistensi industri untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Sistem pembayaran upah atau pengupahan pada kegiatan industri di Desa Kedunggudel ini adalah sistem upah harian. Sistem upah harian, merupakan salah satu bentuk sistem pengupahan yang diterapkan oleh pemilik industri di Desa Kedunggudel ini yang mana pemilik industri akan memberikan upah kepada tenaga kerjanya setelah kegiatan produksi selesai. Besarnya upah yang diterima ini, tergantung dari pemilik industri yang menggunakan jasa tenaga kerjanya untuk Sistem pembayaran upah atau pengupahan pada kegiatan industri di Desa Kedunggudel ini adalah sistem upah harian. Sistem upah harian, merupakan salah satu bentuk sistem pengupahan yang diterapkan oleh pemilik industri di Desa Kedunggudel ini yang mana pemilik industri akan memberikan upah kepada tenaga kerjanya setelah kegiatan produksi selesai. Besarnya upah yang diterima ini, tergantung dari pemilik industri yang menggunakan jasa tenaga kerjanya untuk

Mengenai pemberian upah, seorang tenaga kerja akan menerima besarnya upah sesuai dengan kesepakatan dengan pemilik industri kecil yang terjadi dalam awal perekrutan tenaga kerja. Pembayarannya pun dilaksanakan tiap hari dan besarnya upah yang diterima itu tergantung industri yang digeluti oleh sang klien, hal ini dikarenakan di Desa Kedunggudel ini terdapat bermacam-macam industri , antara lain Industri Jenang /Roti, Industri Batik, Industri Karak dan Rambak dll. Sehingga besarnya pemberian upah yang diberikan oleh pemilik industri saling berbeda tergantung kekuatan ekonomi masing-masing industri.

Besarnya upah yang diterima oleh tenaga kerjanya pun dapat berubah sesuai dengan permintaan pasar, apabila permintaan pasar meningkat, maka akan mempengaruhi proses produksi sehingga secara tidak langsung juga akan Besarnya upah yang diterima oleh tenaga kerjanya pun dapat berubah sesuai dengan permintaan pasar, apabila permintaan pasar meningkat, maka akan mempengaruhi proses produksi sehingga secara tidak langsung juga akan

Pemberian upah bagi klien yang bekerja dalam industri jenang, yakni pemberian upah disesuaikan dengan jumlah proses produksi yang berlangsung. Apabila tanpa lembur, seorang klien akan menerima satu kali gaji dan apabila lembur klien akan menerima dua kali gaji. Akan tetapi pemberian upah ini tidak berlaku kepada semua kliennya, melainkan hanya kepada yang berproses dalam pengolahan jenang atau yang lazim disebut dengan istilah “njenang”. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bp. Teguh Miyatno :

“pemberian upah saya berikan setiap hari mas. Saya hitung Rp. 40.000,00 tiap hari. Apabila lembur saya berikan Rp. 80.000,00” wawancara :

10 Agustus 2012 Pengupahan juga dilakukan dalam industri yang lebih

kecil dengan sistem harian. Hal ini dikarenakan, pesanan atau orderan tidak selalu setiap hari, biasanya tergantung pasaran. Maksud pasaran di sini adalah pasaran ( weton ) dalam hitungan jawa. Dan apabila sepi, maka para klien tidak bekerja. Hal ini sepereti apa yang dituturkan oleh Bp. Geming Ariyanto sebagai berikut :

“Di tempat saya upahnya harian,mas. Perharinya saya hitung Rp. 30.000,00 dan apabila “Di tempat saya upahnya harian,mas. Perharinya saya hitung Rp. 30.000,00 dan apabila

seorang laki-laki dan perempuan ini cenderung berbeda. Hal ini dikarenakan laki-laki menduduki pos pengerjaan yang cenderung lebih berat dengan apa yang dikerjakan oleh perempuan. Sehingga perbedaan ini juga mempengaruhi mengenai berapa besar upah yang diterima oleh laki-laki dan perempuan. Seperti yang diungkapkan oleh Bp. Supano Pandyo Raharjo sebagai berikut :

“ pemberian upah dibedakan antara pria dan wanita, mas. Untuk pria saya berikan Rp. 30. 000,00, dan wanita saya berikan Rp. 20.000,00. Hal ini dikarenakan pria pekerjaannya lebih berat,mas” wawancara : 10 Agustus 2012

Dari penjelasan uraian diatas, dapat dilihat bahwa pemberian upah oleh patron dibedakan oleh jenis kelamin kliennya, dikarenakan perbedaan kapasitas pekerjaan yang dilakukan oleh kliennya tersebut.

Pendapatan penghasilan berupa pemberian ini sangatlah membantu kehidupan masyarakat pelaku industri ini dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Saidi :

“ semenjak saya bekerja di sini, saya mampu membantu suami saya dalam mencukupi kebutuhan “ semenjak saya bekerja di sini, saya mampu membantu suami saya dalam mencukupi kebutuhan

“alhamdulillah mas. Saya dapat membantu orang tua saya untuk mencukupi kebutuhan hidup,mas. Wawancara : 8 Januari 2013.

Dari beberapa penjelasan diatas, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa dengan keikutsertaannya dalam industri ini mereka dapat meringankan beban hidup. Pendapatan yang mereka dapatkan atas industri ini merupakan salah satu faktor penting untuk mencukupi kebutuhan hidup, pemberian upah yang sesuai dengan apa yang telah diberikan pekerja kepada industri ini diharapkan mampu meningkatkan dan mempertahankan hubungan patron klien ini dalam jangka waktu yang lama.

B. Jaminan Krisis Subsistensi

Selain upah seorang Patron juga akan memberikan jaminan sosial yang menjadi haknya terhadap kliennya. Pemberian jaminan sosial dilakukan secara lesan dan kekeluragaan. Bentuk Jaminan- jaminan sosial ini antara lain :Jaminan terhadap keberlangsungan pendidikan anak Kliennya. Jaminan kesehatan terhadap kesehatan klien dan keluarganya. Pemberian Tunjangan Hari Raya ( THR ) bagi kliennya, dan lain-lain. .

yang ungkapkan oleh ibu Warsiyem, Klien Bp. Teguh Miyatno:

“iya,mas. Saya selalu dibantu mas apabila saya sedang mengalami kesulitan terutama kesulitan ekonomi, misalnya kalo saya sedang mebutuhkan biaya untuk sekolah anak saya dan biaya apabila saya atau anggota keluarga saya sedang mengalami sakit, mas. Selain itu, kalau hari Idul Fitri saya selalu diberikan Tunjangan Hari Raya,mas. Wawancara 12 Agustus 2012.”

selain itu pemberian jaminan atas krisis subsitensi yang dialami oleh kliennya juga diutarakan oleh Mas Ade sebagai berikut:

“Juragan saya itu baik orangnya, mas. Setiap saya datang untuk meminjam uang untuk mencukupi kebutuhan, saya selalu dipermudah mas. Pengembaliannya pun tidak terlalu dipersulit, hanya dengan membantu pekerjaan juragan saya,mas” wawancara 11 Agustus 2012.

Mengenai pemberian jaminan atas krisis subsitensi yang dialamai kliennya, hal yang senada juga diungkapkan oleh Bp. Supano Pandyo Raharjo sebagai berikut :

“ saya selalu berusaha membantu tenaga saya,mas. Apabila sedang mengalami kesulitan ekonomi,

saya

meminjaminya

uang,mas. Pengembaliaanya pun tidak saya persulit,mas. Hanya dengan membantu pekerjaan saya,mas” wawancara : 10 Agustus 2012

Jaminan sosial yang berikan oleh seorang patron ini tidak bersifat tertulis, melainkan menjadi kewajiban bagi seorang patron untuk memberikan jaminan sosial terhadap kliennya atas apa yang

Mengenai pengembalian atas pemberian jaminan ini, pihak patron ( pemilik industri ) ini juga tidak mempersulit, hanya dengan kesetiaan dalam membantu pekerjaan patron ( pemilik industri ). Dengan adanya pemberian jaminan ini, maka klien akan merasa hutang budi kepada patron, sehingga klien akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu proses produksi guna keberlangsungan industri yang dimiliki oleh sang patron. Pemberian jaminan ini, merupakan salah satu bentuk pertukaran yang terjadi dalam relasi patron-klien dalam industri pedesaan di Desa Kedunggudel.

C. Perlindungan

Dalam kehidupan sosial, masyarakat umum selalu dihadapkan dengan berbagai permasalahan, baik permasalahan dalam kehidupannya sendiri, maupun dengan kehidupan bermasyarakat. Permasalahan dalam kehidupannya sendiri ini sebagai contoh mengenai permasalahan ekonomi, hubungan keluarga dan lain-lain. Sedangkan untuk permasalahan dengan kehidupan bermasyarakat merupakan salah satu bentuk permasalahan yang berhubungan dengan orang lain, misalnya konflik dengan seseorang, ancaman, gangguan, fitnah dan lain-lain. Melihat dari berbagai bentuk permasalahan diatas, masyarakat Dalam kehidupan sosial, masyarakat umum selalu dihadapkan dengan berbagai permasalahan, baik permasalahan dalam kehidupannya sendiri, maupun dengan kehidupan bermasyarakat. Permasalahan dalam kehidupannya sendiri ini sebagai contoh mengenai permasalahan ekonomi, hubungan keluarga dan lain-lain. Sedangkan untuk permasalahan dengan kehidupan bermasyarakat merupakan salah satu bentuk permasalahan yang berhubungan dengan orang lain, misalnya konflik dengan seseorang, ancaman, gangguan, fitnah dan lain-lain. Melihat dari berbagai bentuk permasalahan diatas, masyarakat

Dalam kehidupan industri, baik pemilik maupun tenaga kerja juga dihadapkan dengan berbagai permasalahan diatas. Dalam hubungan industri patronklien ini, masing-masing pihak mempunyai kewajiban untuk saling melindungi satu sama lain. Bentuk perlindungan ini merupakan salah satu bentuk ikatan antara kedua belah pihak atas apa yang telah didapatkan. Apabila seorang patron dihadapkan dengan permasalahan maka tidak segan klien juga akan membantu menyelesaikan masalah tersebut, begitu juga sebaliknya apabila klien mengalami masalah maka patron juga akan membantu menyelesaikan masalah tersebut. Perlindungan ini didasari atas hubungan kekeluargaan dan kekerabatan antara kedua belah pihak. Adanya jaminan mengenai perlindungan terhadap klien ini juga diungkapkan oleh pernyataan oleh Ibu Warsiyem sebagai berikut :

“sewaktu anak saya batal nikah, juragan saya membantu menyelesaikan masalah saya,mas.” wawancara : 8 Januari 2013

Senada dengan yang diungkapkan oleh Bp. Geming Ariyanto sebagai berikut :

“dulu pernah ada berita miring mengenai usaha saya , dan tenaga kerja saya selalu membela saya kalau berita itu tidak benar” wawancara : 8 Januari 2013.

masing-masing pihak mempunyai kewajiban untuk saling melindungi satu sama lain, adanya faktor ketergantungan antara kedua belah pihak dan adanya rasa kekeluargaan dan kekerabatan dalam hubungan patron-klien ini menjadi salah satu penyebab terjadinya perlindungan tersebut.

D. Jasa Patron Kolektif

Secara internal, patron sebagai kelompok dapat melakukan fungsi ekonomi secara kolektif, mereka dapat mengelola dan mensubsidi sumbangan dan keringan, menyumbangkan tanah untuk saran kolektif, mendukung sarana umum setempat ( seperti sekolah, jalan kecil, bangunan masyarakat ), dan mensponsori festival atau perayaan desa. Di industri desa kedunggudel, patron selalu berusaha untuk berperan aktif bagi kepentingan masyarakat Desa Kedunggudel. Apabila ada kepentingan yang mengatasnamakan kepentingan warga, pihak pemilik industri ini juga tidak segan- segan untuk membantu kegiatan kemasyarakatan yang ada di Desa Kedunggudel. Pemberian bantuan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian pemilik industri ini terhadap kepentingan masyarakat sekitar. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bp. Supano Pandyo Raharjo yang mana menjelaskan sebagai berikut :

“kami selalu berusaha untuk terlibat dalam setiap kegiatan masyarakat,mas. Apabila ada kegiatan masyarakat tak jarang saya memberikan “kami selalu berusaha untuk terlibat dalam setiap kegiatan masyarakat,mas. Apabila ada kegiatan masyarakat tak jarang saya memberikan

kepedulian atau tanggungjawab sosial atas keberadaan industri ini di desa Kedunggudel.

Selain itu ada juga bentuk pengelolaan jasa patron kolektif yakni pemberian hak guna rumah untuk gudang perkakas/ inventaris masyarakat Desa Kedunggudel. Dengan adanya pemberian hak guna ini masyarakat sekitar merasa terbantu untuk menyimpan dan merawat inventaris/ perkakas masyarakat. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Bp. Teguh Miyatno sebagai berikut :

“ saya memberikan ijin hak guna atas lahan dan rumah kosong saya untuk dijadikan gudang inventaris masyarakat di Desa Kedunggudel ini,mas” wawancara

8 Januari 2013 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, pemilik industri ini tidak segan untuk memberikan hak guna lahan maupun rumah kosong yang dimilikinya untuk kepentingan warga masyarakat. Hal ini merupakan perwujudan patron mampu melaksanakan fungsi jasa patron kolektif.

Hasil Temuan di Industri Jenang

No.

Aspek

Hasil Temuan

Subsistensi Dasar

a.Jaminan Pekerjaan Tetap

b. Pemberian Upah

Jaminan Krisis Subsistensi

Perlindungan

Jasa Patron Klolektif

Pemberian jaminan pekerjaan tetap oleh pemilik industri terhadap klien Jaminan pemberian upah oleh pemilik industri kepada klien Pemberian jaminan krisis subsistensi, pinjaman uang, jaminan kesehatan, THR Adanya sikap saling melindungi antara kedua belah pihak Adanya pemberian hak guna lahan dan rumah untuk gudang perkakas desa

Sumber : Data Primer diolah ( 2013 )