Statistik Deskriptif Regresi Linier

10 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk. 11 ADHI Adhi Karya Tbk. 12 DUTI Duta Pertiwi Tbk. Periode penelitian dimulai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 sehingga data penelitian secara keseluruhan berjumlah 36 12 x 3.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, nilai standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian. Tabel 4.2 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Rentabilitas Ekonomis 36 1.33 391.27 1.2654 94.48410 Perputaran Piutang 36 1.81 349.71 49.3889 64.77931 Persediaan 36 2.07 91.47 18.3056 29.32655 Valid N listwise 36 Sumber : Ouput SPSS, diolah Peneliti, 2013 Berdasarkan data dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa : a. Variabel rentabilitas ekonomi Y memiliki sampel N sebanyak 36, dengan nilai minimum terkecil 1,33, nilai maksimum terbesar 391,27 dan mean Universitas Sumatera Utara nilai rata-rata 1,2654. Standar Deviation simpangan baku variabel ini adalah 94,44985. b. Variabel perputaran piutang X1 memiliki sampel N sebanyak 36, dengan nilai minimum terkecil 1,81, nilai maksimum terbesar 249,71 dan mean nilai rata-rata 49,3889. Standar Deviation simpangan baku variabel ini adalah 64,77931. c. Variabel persediaan X2 memiliki sampel N sebanyak 36, dengan nilai minimum terkecil 2,07, nilai maksimum terbesar 91,47 dan mean nilai rata-rata 18,3056. Standar Deviation simpangan baku variabel ini adalah 29,32655. d. Jumlah sampel yang ada sebanyak 36.

2. Pengujian Asumsi Klasik

Salah Salah satu satu syarat yang menjadi dasar penggunaan model regresi berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Square OLS adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien Best Linear Unbiased Estimator. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik. Menurut Ghozali 2005:123, asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah : • Berdistibusi normal. • Non-Multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna. Universitas Sumatera Utara • Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi. • Non-Heterokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.

a. Uji Normalitas

Uji data statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Ghozali 2005 : 115, memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov- Smirnov yang dapat dilihat dari : 1. Nilai sig. atau signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal. 2. Nilai sig. atau signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah normal. Hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov adalah seperti yang ditampilkan berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas 1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 36 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 93.17041280 Most Extreme Differences Absolute .130 Positive .130 Negative -.092 Kolmogorov-Smirnov Z .780 Asymp. Sig. 2-tailed .577 a. Test distribution is Normal. Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2013 Dari tabel 4.4 diatas, dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal karena nilai Asymp.Sig 2-tailed Kolmogorov- Smirnov 0,577 lebih besar dari 0,05. Berikut ini ditampilkan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik Histogram dan plot. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Uji Normalitas data 2 Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2013 Grafik histogram di atas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng skewness kiri maupun menceng ke kanan. Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot yang ditampilkan pada Gambar 4.1. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Uji Normalitas data 2 Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2013 Menurut Ghozali 2005 : 112, pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan data yang telah terdistribusi normal. Gambar 4.2 menunjukkan bahwa data titik menyebar di sekitar dan mendekati garis diagonal. Hal ini sejalan dengan hasil pengujian dengan menggunakan histogram bahwa data telah terdistribusi normal. Karena secara keseluruhan data telah terdistribusi secara normal, maka dapat dilakukan pengujian asumsi klasik lainnya. Universitas Sumatera Utara

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari : 1 nilai tolerance dan lawannya, 2 Variance Inflatin Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan VIF 10 Ghozali, 2005 : 91. Hasil dari uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 110.835 23.542 4.708 .000 Perputaran piutang .123 .253 .084 .486 .630 .979 1.022 Perputaran persediaan .503 .559 .156 .900 .375 .979 1.022 a. Dependent Variable: Rentabilitas Ekonomis Universitas Sumatera Utara Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2013 Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Hal ini bisa dilihat dengan membandingkan dengan nilai tolerance dan VIF. Masing-masing variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10 yaitu 0,979. Jika dilihat dari VIF-nya, bahwa masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10 yaitu sebesar 1.022. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam variabel bebasnya.

c. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada perode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi, angka ini kemudian diklarifikasi menurut kriteria yang ditentukan sesuai dengan tabel berikut: Tabel 4.5 Pengukuran Autokorelasi DURBIN – WATSON KESIMPULAN 1.10 Ada autokorelasi 1.11 – 1.54 Tanpa Kesimpulan 1.55 – 2.46 Tidak ada autokorelasi 2.47 – 2.90 Tanpa Kesimpulan 2.90 Ada autokorelasi Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .166 a .028 -.031 95.95223 1.582 a. Predictors: Constant, Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang b. Dependent Variable: Rentabilitas Ekonomis Sumber: Output SPSS, diolah peneliti,2013 Tabel 4.5 menunjukkan hasil autokorelasi variabel penelitian. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa tidak ada autokorelasi dalam model regresi ini. Hal ini dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson D -W statistik yang didapatkan dari perhitungan pada tabel diatas sebesar 1,582 yaitu besaran dalam kisaran 1.55 sampai dengan 2.46, diklarifikasikan menurut kriteria pengukuran autokorelasi pada tabel diatas.

d. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homokedastisitas. Pengujian dilakukaan dengan Scatter-Plot dengan menggunakan SRESID dan ZPRED pada software SPSS. Universitas Sumatera Utara Dasar pengambilan keputusannya : 1 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. 2 Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi gejala heterokedastisitas atau tidak dengan cara mengamati penyebaran titik-titik pada grafik. Gambar 4.3 Uji Normalitas data 2 Universitas Sumatera Utara Sumber : Output SPSS , diolah Peneliti, 2013 Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas, sehingga model ini layak dipakai untuk memprediksi rentabilitas perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan masukan variabel independen yaitu perputaran piutang dan perputaran persediaan.

3. Regresi Linier

Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimstor BLUE dan layak untuk dilakukan analisis statistik selanjutnya, yaitu melakukan pengujian hipotesis. Hasil pengolahan data dengan analisis regresi dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.7 Analisis Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 Constant 110.835 23.542 Perputaran piutang 0.123 .253 0.084 Perputaran persediaan 0.503 .559 .156 a. Dependent Variable: Rentabilitas Ekonomis Sumber : Output SPSS , diolah Peneliti, 2013 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel koefisien regresi diatas, pada kolom unstandardized coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = 110.835 + 0,123 X1 + 0,503 X2 + e Dimana: Y = Return On Investment ROI X1 = Perputaran piutang X2 = Perputaran persediaan e = Tingkat kesalahan pengganggu Pada unstandardized coefficients, diperoleh nilai a, b1, b2, sebagai berikut : • nilai B Constant a = 110,835 = konstanta Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variabel bebas yaitu perputaran piutang dan perputaran persediaan, maka perubahan nilai rentabilitas ekonomis yang dilihat dari nilai Y tetap sebesar 110,835. • nilai b1 = 0,123 = perputaran piutang Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan perputaran piutang sebesar 1 satuan, maka perubahan rentabilitas ekonomis yang dilihat dari nilai Y akan bertambah sebesar 0,123 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. • nilai b2 = 0,503 = perputaran persediaan Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan perputaran persediaan sebesar 1 satuan, maka perubahan rentabilitas ekonomis yang dilihat dari nilai Y akan bertambah sebesar 0,503 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Universitas Sumatera Utara

4. Pengujian Hipotesis