Permasalahan Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Keaslian Penelitian

Dari uraian latar belakang di atas, diketahui bahwa PPAT dalam pembuatan akta hibah berperan dalam pemungutan BPHTB sebagai sumber pendapatan negara dari sektor pajak, selain itu pembayaran BPHTB tersebut merupakan dasar hukum dalam pembuatan akta hibah itu sebagai akta otentik dalam perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Sehingga undang-undang memberikan sanksi administratif dan denda bagi PPAT yang melakukan pelanggaran atas ketentuan tersebut. Oleh karena itu, maka dilakukan penelitian dengan judul ”Kepatuhan PPAT Dalam Pembuatan Akta Hibah Berdasarkan Undang-Undang BPHTB Di Kota Medan”

B. Permasalahan

Bertitik tolak dari uraian di atas maka yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kepatuhan PPAT dalam pembuatan akta hibah atas tanah dan bangunan berdasarkan UU BPHTB? 2. Apakah faktor-faktor penyebab kepatuhan dan ketidakpatuhan PPAT dalam pembuatan akta hibah atas tanah dan bangunan berdasarkan UU PBHTB? 3. Bagaimana akibat hukum dari ketidakpatuhan PPAT dalam pembuatan akta hibah atas tanah dan bangunan berdasarkan UU BPHTB?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kepatuhan PPAT dalam pembuatan akta hibah atas tanah dan bangunan berdasarkan UU BPHTB Universitas Sumatera Utara 2. Untuk mengetahuui faktor-faktor penyebab kepatuhan dan ketidakpatuhan PPAT dalam pembuatan akta hibah atas tanah dan bangunan berdasarkan UU PBHTB 3. Untuk mengetahui akibat hukum dari ketidakpatuhan PPAT dalam pembuatan akta hibah atas tanah dan bangunan berdasarkan UU BPHTB

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian dapat dilihat secara teoretis dan secara praktis, yaitu: 1. Secara teoretis, penelitian dapat bermanfaat untuk mengembangkan ilmu hukum terutama hukum pajak. 2. Secara praktis, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi praktisi yang terkait dengan peralihan hak atas tanah dan bangunan khususnya pemberian hibah atas tanah dan bangunan sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam menjalankan tugasnya dan dapat memberikan masukan kepada masyarakat mengenai pajak BPHTB tersebut.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan informasi dan penelusuran kepustakaan di lingkungan Magister Kenotariatan dan Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara, penelitian dengan judul “Kepatuhan PPAT Dalam Pembuatan Akta Hibah Berdasarkan UU BPHTB di Kota Medan” belum pernah dilakukan. Memang ada ditemukan penelitian sebelumnya tentang Universitas Sumatera Utara perpajakanbea perolehan hak atas tanah dan bangunan, namun permasalahan dan bidang kajiannya berbeda, yaitu: 1. Tesis atas nama Nadia mahasiswa Magister Kenotariatan, Program Pascasarjana USU Tahun 2004, dengan judul “Peranan Pejabat Pembuat Akta Tanah Dalam Pembayaran Pajak Atas Transaksi Jual Beli Tanah DanBangunan Di Kota Banda Aceh”. Permasalahan yang diteliti adalah: 1 Bagaimanakah peranan yang dilakukan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT dalam pemunguta pajak terkait dengan jual beli hak atas tanah danatau bangunan? 2 Bagaimanakah upaya yang dilakukan oleh PPAT untuk mengefektifkan pembayaran pajak sesuai dengan undang-undang dalam pelaksanaan jual beli hak atas tanah danatau bangunan? 3 Bagamanakah bentuk kendala yang dihadapi oleh PPAT dalam mengefektifkan ke kas negara dari sektor pajak melalui jual beli hak atas tanah danatau bangunan dan bagaimanakah PPAT mengatasi kendala yang ada? Kesimpulan dari penelitian di atas adalah: 1 Pajak dalam PPH dan BPHTB adalah merupakan salah satu sumber pemasukan uang yang besar kepada negara selain pendapatan dari minyak dan gas sehingga peranan PPAT sangat diperlukan dan merupakan pintu gerbang dalam rangka penerimaan pajak. Di mana peran PPAT dalam meningkatkan pajak dapat dilihat dari dua hal yaitu pada saat penandatanganan akta yaitu memberitahukan tentang kewajiban pembayaran. Universitas Sumatera Utara 2 PPAT dalam mengefektifkan Pajak Penghasilan dan Bea Perlehan Hak Atanah, dapat membantu para pihak untuk melakukan pembayaran menyetorkan pajak-pajak terutang. Hal ini dilakukan untuk mempecepat proses penandatanganan akta. Kedua jenis pajak tersebut wajib dibayar apabila nilai transaksi pengalihan hak atas tanah danatau bangunan telah mencapai nilai objek kena pajak NPKP yang telah ditentukan. 3 Hambatan dan kendala yang dihadapi oleh PPAT dalam mengefektifkan penerimaan pajak dari sektor pengalihan atas tanah danbangunan yang terjadi di lapangan adalah kurangnya sosialisasi tentang BPHTB dan PPh kepada masyarakat. 2. Tesia atas nama Maya Primasari mahasiswa Program Pascasarjana USU tahun 2003, dengan judul: “Implementasi Undang-Undang Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan Dikaitkan Dengan Tugas PPAT Dalam Pembuatan Akta Jual Tanah DanAtau Bangunan”. Permasalahan yang diteliti adalah: 1 Apakah hibah wasiat legaaf merupakan suatu cara untuk memperoleh Hak Milik? 2 Apakah kendala-kendalahambatan-hambatan yang terdapat dalam proses balik nama sertifikat hak atas tanah yang pengalihannya dilakukan berdasarkan hibah wasiat? 3 Bagaimanakah proses balik nama sertipikat hak atas tanah yang pengalihannya dilakukan melalui hibah wasiat? Kesimpulan dari penelitian di atas adalah: Universitas Sumatera Utara 1 Pengalihan hak atas tanah berdasarkan hibah wasiat legaat, sebagaimana menurut ketentuan Peratura Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional PMNABKBN Nomor 3 Tahun 1997, Pasal 112 ayat 1 butir 3 huruf b dan c yang menyaratkan penggunaan akta hibah PPAT dan akat pembagian warisan bagi penyerahan hibah wasiat adalah kurang bayar tepat menurut hukum, oleh karena: a. Dilihat dari pengertian hukum, hibah adalah berbeda dengan Hibah Wasiat, dan menurut hukum orang tidak dapat bertindak atas nama maupun sebagai wakil dari orang lain yang telah meninggal dunia b. Sedangkan yang diamanatkan oleh pemberi hibah wasiat adalah penyerahan hibah wasiat yang bersangkutan, bukannya menghibahkannya. c. Dalam hal ini yang harus dilakukan bukanlah mengakhiri kepemilikan bersama, melainkan menyerahkan kepemilikan atas benda yang dihibah wasiatkan kepada penerima hibah wasiat. d. Penerima hibah wasiat tidak selalu merupakan ahli waris ada kalanya si penerima hibah wasiat tersebut adalah merupakan subyek hukum yang tidak ada hubungan sedarah sama sekali dengan pemberi hibah wasiat dan ada kalanya penerima hibah wasiat menerima hibah wasiat yang diberikan oleh pemberi hibah wasiat akan tetapi menolak harta peninggalan pemberi hibah wasiat. 2 Kendala-kendalahambatan-hambatan yang dihadapi oleh NotarisPPAT dalam proses balik nama sertipikat hak atas tanah yang pengalihannya Universitas Sumatera Utara dilakukan berdasarkan hibah wasiat pada Kantor Pertanahan Medan, pada dasarnya justru muncul darisejak diberlakukannya Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional PMNAKBPN Nomor 3 Tahun 1997, yang mana dengan diberlakukannya peraturan tersebut mengakibatkan terjadinya ketidakseragaman dalam pelaksanaan proses balik namanya pada Kantor Pertanahan Medan, dan disamping itu hal yang menyebabkan terjadinya kendala-kendalahambatan-hambatan terebut terjadi karena masalah intern dari suamiisteri yang masih hidup apabila obyek hibah wasiat adalah harta persekutuan, para ahli wasis al interstato dan penerima hibah wasiat legataris. 3 Proses balik nama sertipikat hak atas tanah berdasarkan hibah wasiat pada Kantor Pertanahan Medan, pada pokoknya selama berdasarkan pada ketentuan Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional PMNAKBPN Nomor 3 Tahun 1997 dan persyaratan-persyaratan dalam proses balik namanya telah terpenuhi serta tidak terdapatnya suatu hal yang menyebabkan terhambatnya proses balik, nama tersebut yang disebabkan karena sebagaimana telah tersebut di atas, maka dalam hal ini Kantor Pertanahan Medan akn melaksanakan proses balik namnya. Dari penelusuran kepustakan atas penelitian yang pernah dilakukan tersebut, di atas, maka penelitian yang dilakukan ini adalah asli, dan dapat dipertanggungjawabkan keasliannya. Universitas Sumatera Utara

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

Dokumen yang terkait

Akibat Hukum Dari Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Bersertifikat Yang Tidak Sesuai Dengan Tata Cara Pembuatan Akta PPAT (Studi Pada PPAT di Kabupaten Langkat)

4 111 131

Pemeriksaan Sertipikat Hak Atas Tanah Oleh Notaris/PPAT Pada Kantor Pertahanan Kota Medan Berkaitan Dengan Pembuatan Akta (Studi Di Kota Medan)

0 27 140

FUNGSI PPAT DALAM PELAKSANAAN UU NO 20 TAHUN 2000 TENTANG BPHTB DALAM JUAL BELI HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DI KOTA SURAKARTA

0 4 72

TANGGUNG JAWAB PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH SEMENTARA (PPAT SEMENTARA) DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI TANAH BESERTA AKIBAT HUKUMNYA

11 68 87

PELAKSANAAN PEMENUHAN TANGGUNG JAWAB PPAT DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI TANAH Pelaksanaan Pemenuhan Tanggung Jawab PPAT Dalam Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Beserta Akibat Hukumnya (Studi di Kantor PPAT Wilayah Kabupaten Sukoharjo).

0 2 14

PELAKSANAAN PEMENUHAN TANGGUNG JAWAB PPAT DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI TANAH Pelaksanaan Pemenuhan Tanggung Jawab PPAT Dalam Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Beserta Akibat Hukumnya (Studi di Kantor PPAT Wilayah Kabupaten Sukoharjo).

0 2 28

PERANAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DALAM PELAKSANAAN PEMBUATAN AKTA HIBAH TANAH DI KOTA PADANG.

0 0 7

TANGGUNG JAWAN PPAT DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI TANAH DAN PENDAFTARANNYA DI KOTA SURAKARTA.

0 0 13

PERANAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DALAM INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN BPHTB DI KABUPATEN PATI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 129

TANGGUNGJAWAB ETIK PPAT DALAM PEMBUATAN AKTA DI KABUPATEN BOYOLALI TESIS

0 0 12