Spesifikasi Penelitian Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian

g. Nilai Perolehan Objek Pajak NPOP adalah nilai dasar pengenaan pajak dari suatu harta berupa tanah dan atau bangunan karena terjadinya peralihan hak ataupun pemberian hak baru. 47 h. Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak NPOPTKP adalah penetapan nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak untuk masing-masing kabupatenkota. 48

G. Metode Penelitian

1. Spesifikasi Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, maksudnya suatu penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan dan menganalisis suatu peraturan hukum baik dalam bentuk teori maupun praktek pelaksanaan dari hasil penelitian di lapangan, 49 dalam hal ini kepatuhan PPAT dalam pembuatan akta hibah berdasarkan Undang-Undang BPHTB. Dalam penulisan ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis empiris yaitu dimaksudkan sebagai pendekatan terhadap masalah dengan melihat dari segi peraturan-peraturan yang berlaku dan dihubungkan dengan kenyataan yang terjadi mengenai fenomena-fenomena yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas PPAT dalam pembuatan akta hibah atas tanah dan bangunan di Kota Medan. 47 Pasal 6 ayat 1 dan ayat 2 UU BPHTB. 48 Pasal 7 ayat 1 UU BPHTB. 49 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1986, hal. 63. Universitas Sumatera Utara

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di kota Medan, karena merupakan suatu wilayah yang banyak terjadi transaksi peralihan hak atas tanah dan bangunan disebabkan banyaknya terdapat kantor Pejabat Pembuat Akta Tanah.

3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kantor PPAT yang wilayah hukumnya di Kota Medan yaitu sebanyak 253 dua ratus lima puluh tiga Kantor PPAT, sedangkan yang dijadikan populasi sasaran adalah Kantor PPAT yang berada di Kota Medan. Penarikan sampel dilakukan secara purposive sampling 50 sebanyak 6 enam Kantor PPAT di Kota Medan. 51 Penelitian ini didukung dengan data penunjang melalui informan yaitu: PegawaiPetugas KPP Pratama Medan Kota dan PegawaiPetugas KPP Pratama Medan Petisah masing-masing sebanyak 1 orang. 50 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta, hal. 196-197. Populasi tersebut kemudian dipilih menjadi unit sampel penelitian dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pemilihan penggunaan teknik tersebut didasarkan kepada pertimbangan bahwa sampel yang akan diteliti memiliki karakteristik yang relatif sama untuk dipilih menjadi sampel responden. Bentuk sampling tersebut biasa diterapkan dalam penelitian hukum empiris yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas hukum dalam masyarakat. Di samping alasan tersebut, purposive sampling dipilih agar benar-benar dapat menjamin, bahwa responden adalah unsur-unsur yang hendak diteliti dan yakin masuk dalam sampel yang dipilih. 51 Klaus Krippendorff, 1993, Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi, PT. Raja Granfindo Persada, Jakarta, 1993, hal. 96, menyatakan tidak ada jawaban yang pasti untuk menjawab persoalan berapa jumlah sampel yang dapat mewakili populasi. Lihat juga, Amiruddin dan H. Zainal Abidin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004. menyatakan bila sifat populasi homogen, jumlah sampelnya kecil saja. Jika sifat populasinya heterogen, jumlah sampelnya harus memperhatikan keheteorogenannya karena sampel yang diambil harus dapat menerminkanmewakili populasi. Universitas Sumatera Utara

4. Sumber Data

Dokumen yang terkait

Akibat Hukum Dari Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Bersertifikat Yang Tidak Sesuai Dengan Tata Cara Pembuatan Akta PPAT (Studi Pada PPAT di Kabupaten Langkat)

4 111 131

Pemeriksaan Sertipikat Hak Atas Tanah Oleh Notaris/PPAT Pada Kantor Pertahanan Kota Medan Berkaitan Dengan Pembuatan Akta (Studi Di Kota Medan)

0 27 140

FUNGSI PPAT DALAM PELAKSANAAN UU NO 20 TAHUN 2000 TENTANG BPHTB DALAM JUAL BELI HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DI KOTA SURAKARTA

0 4 72

TANGGUNG JAWAB PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH SEMENTARA (PPAT SEMENTARA) DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI TANAH BESERTA AKIBAT HUKUMNYA

11 68 87

PELAKSANAAN PEMENUHAN TANGGUNG JAWAB PPAT DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI TANAH Pelaksanaan Pemenuhan Tanggung Jawab PPAT Dalam Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Beserta Akibat Hukumnya (Studi di Kantor PPAT Wilayah Kabupaten Sukoharjo).

0 2 14

PELAKSANAAN PEMENUHAN TANGGUNG JAWAB PPAT DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI TANAH Pelaksanaan Pemenuhan Tanggung Jawab PPAT Dalam Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Beserta Akibat Hukumnya (Studi di Kantor PPAT Wilayah Kabupaten Sukoharjo).

0 2 28

PERANAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DALAM PELAKSANAAN PEMBUATAN AKTA HIBAH TANAH DI KOTA PADANG.

0 0 7

TANGGUNG JAWAN PPAT DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI TANAH DAN PENDAFTARANNYA DI KOTA SURAKARTA.

0 0 13

PERANAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DALAM INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN BPHTB DI KABUPATEN PATI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 129

TANGGUNGJAWAB ETIK PPAT DALAM PEMBUATAN AKTA DI KABUPATEN BOYOLALI TESIS

0 0 12