Konsepsi Kepatuhan PPAT Dalam Pembuatan Akta Hibah Berdasarkan UU BPHTB Di Kota Medan

telah dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun yang akan dijadikan dasar bagi pendaftaran perubahan data dan pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh perbuatan hukum itu. Dalam ketiga ketentuan di atas disebutkan PPAT diberikan kewenangan untuk membuat alat bukti yang berupa akta otentik, demikian halnya dalam pemberian hibah. Mengenai istilah dari akta otentik sendiri dapat diperoleh dari Pasal 1870 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang menjelaskan bahwa akta otentik memberikan diantara para pihak, bersifat ahli waris-ahli warisnya atau orang-orang yang mendapat hak daripada mereka, suatu bukti yang sempurna tentang apa yang dibuat di dalamnya. 37 Dengan demikian, menurut UU BPHTB, maka PPAT tidak punya kewajiban untuk menandatangani akta pemberian hibah atas tanah dan atau bangunan yang belum dilunasi kewajiban pembayaran pajaknya BPHTB untuk menjaga keontetikan akta pemberian hibah tersebut. Kemudian adanya kewajiban untuk melakukan laporan bulanan akta tersebut dalam kaitan dengan pemungutan BPHTB. Pelanggaran atas ketentuan tersebut akan dikenakan sanksi administrasi dan denda kepada PPAT.

2. Konsepsi

Konsep adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Konsepsi diterjemahkan sebagai usaha membawa sesuatu dari abstrak menjadi suatu yang konkrit, yang 37 Soegondo Notodisurjo, Hukum Notaris di Indonesia Suatu Penjelasan, ed 1 cetakan 2, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993, hal. 8. Universitas Sumatera Utara disebut dengan operational definition. 38 Pentingnya definisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan pengertian atau penafsiran mendua dubius dari suatu istilah yang dipakai. 39 Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini harus didefinisikan beberapa konsep dasar, agar secara operasional diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah, dinyatakan Pejabat Pembuat Akta Tanah selanjutnya disebut PPAT, adalah pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun. PPAT bertugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran tanah dengan membuat akta sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, yang akan dijadikan dasar bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh perbuatan hukum itu. 40 Demikian halnya dalam pemberian hibah atas tanah dan bangunan. 38 Sutan Remy Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak Dan Perlindungan Yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia, Institut Bankir Indonesia, Jakarta, 1993, hal. 10. 39 Tan Kamelo, “Perkembangan Lembaga Jaminan Fiducia: Suatu Tinjauan Putusan Pengadilan dan Perjanjian di Sumatera Utara”, Disertasi, PPs-USU, Medan, 2002, hal 35 40 Pasal 2 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya dapat definisi konsepsi dasar dalam penulisan ini yaitu: a. Kewajiban perpajakan adalah sebagai kewajiban kenegaraan dan merupakan sarana peran serta rakyat dalam pembiayaan negara dan pembangunan nasional. 41 b. Bea Perolahan Hak Atas Tanah danatau Bangunan BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan pajak pembeli. 42 c. Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi atau badan. 43 d. Hibah adalah pemberian dengan cuma-cuma dan tidak bersyarat suatu kepemilikan atas tanah dan bangunannya untuk selama-lamanya kepada seseorang dan sejak itu hak atas tanah dan bangunan tersebut telah berpindah kepada yang menerima hibah. 44 e. Kepatuhan adalah seseorang yang langsung mentaati kepada sesuatu hal yang telah menjadi perintah atau larangan 45 berdasarkan peraturan perundang- undangan. f. Nilai Jual Objek Pajak NJOP adalah nilai pajak bumi dan bangunan yang dikenakan atas bumi dan bangunan. 46 41 Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 42 Pasal 1 angka 1 UU BPHTB. 43 Pasal 1 angka 2 UU BPHTB. 44 Marihot P. Siahaan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Teori dan Praktik, Edisi Revisi, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2003, hal.89. 45 Supandi, “Kepatuhan Hukum Pejabat Dalam Mentaati Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara di Medan”, Disertasi, SPs-USU, Medan, 2005, hal. 62. 46 Pasal 12 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan. Universitas Sumatera Utara g. Nilai Perolehan Objek Pajak NPOP adalah nilai dasar pengenaan pajak dari suatu harta berupa tanah dan atau bangunan karena terjadinya peralihan hak ataupun pemberian hak baru. 47 h. Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak NPOPTKP adalah penetapan nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak untuk masing-masing kabupatenkota. 48

G. Metode Penelitian

1. Spesifikasi Penelitian

Dokumen yang terkait

Akibat Hukum Dari Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Bersertifikat Yang Tidak Sesuai Dengan Tata Cara Pembuatan Akta PPAT (Studi Pada PPAT di Kabupaten Langkat)

4 111 131

Pemeriksaan Sertipikat Hak Atas Tanah Oleh Notaris/PPAT Pada Kantor Pertahanan Kota Medan Berkaitan Dengan Pembuatan Akta (Studi Di Kota Medan)

0 27 140

FUNGSI PPAT DALAM PELAKSANAAN UU NO 20 TAHUN 2000 TENTANG BPHTB DALAM JUAL BELI HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DI KOTA SURAKARTA

0 4 72

TANGGUNG JAWAB PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH SEMENTARA (PPAT SEMENTARA) DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI TANAH BESERTA AKIBAT HUKUMNYA

11 68 87

PELAKSANAAN PEMENUHAN TANGGUNG JAWAB PPAT DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI TANAH Pelaksanaan Pemenuhan Tanggung Jawab PPAT Dalam Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Beserta Akibat Hukumnya (Studi di Kantor PPAT Wilayah Kabupaten Sukoharjo).

0 2 14

PELAKSANAAN PEMENUHAN TANGGUNG JAWAB PPAT DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI TANAH Pelaksanaan Pemenuhan Tanggung Jawab PPAT Dalam Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Beserta Akibat Hukumnya (Studi di Kantor PPAT Wilayah Kabupaten Sukoharjo).

0 2 28

PERANAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DALAM PELAKSANAAN PEMBUATAN AKTA HIBAH TANAH DI KOTA PADANG.

0 0 7

TANGGUNG JAWAN PPAT DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI TANAH DAN PENDAFTARANNYA DI KOTA SURAKARTA.

0 0 13

PERANAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DALAM INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN BPHTB DI KABUPATEN PATI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 129

TANGGUNGJAWAB ETIK PPAT DALAM PEMBUATAN AKTA DI KABUPATEN BOYOLALI TESIS

0 0 12