Kondisi Titik 2 Kondisi Titik 2 – 3a - 3

1 13 23 , 351 1 + + + = K K T K T 1 23 , 364 = volume spesifik pada titik 1: 1 1 1 p RT v = Pa x K K kg kJ v 5 1 10 984 , 1 23 , 364 287 , = kg m v 538 , 3 1 = Pada T 1 = 364,23 K menurut lit.8 hal.830, diperoleh : Kg kJ U 589 , 260 1 = 19876 , 2 1 = r p 6462 , 111 1 = r v kg kJ h 38926 , 360 1 =

c.Kondisi Titik 2

Pada kondisi titik 2 ini merupakan langkah kompresi dari titik 1 – 2. pada langkah kompresi ini terjadi secara isentropik. Dimana pada data sebelumnya perbandingan kompresi sebesar r = 18. Menurut liteteratur hubungan kompresi rasio adalah: r = 2 1 V V 18 2 1 = = V V r Keterangan V 1 = Volume langkah m 3 Universitas Sumatera Utara V 2 = Volume sisa m 3 Dimana pada keadaan kompresi berlaku hubungan : 2 1 2 1 V V v v r r = 1 2 1 2 V V v v r r = 18 6462 , 111 2 = r v 2028 , 6 2 = r v menurut lit.8 hal.830 pada 2028 , 6 2 = r v diperoleh : K T 2 89 , 1056 = 2517 , 142 2 = r p kg kJ U 984 , 798 2 = kg kJ h 355 , 1103 1 = kondisi tekanan pada titik 2 keadaan isentropik berlaku hubungan : 1 2 1 2 P P p p r r =       = 1 2 1 2 r r p p P P     = 19876 , 2 2213 , 110 10 84 , 1 5 2 Pa x P Pa x P 5 2 10 4556 , 99 = volume spesifik pada titik 2: Universitas Sumatera Utara r v v = 2 1 18 = kg m v 538 , 3 2 = 2 v 0,0381 m 3 kg

d.Kondisi Titik 2 – 3a - 3

Pada kondisi titik 2 - 3a terjadi pemasukan kalor pada volume konstan dan dilanjutkan dengan pemasukan kalor pada tekanan konstan yaitu terjadi pada titik 3a – 3, menurut bahwa perbandingan tekanan maksimum : 2 3 2 3 P P P P a = = λ Untuk λ = Mesin dengan pengabutan mekanis peningkatan tekanannya 1,7 ~ 2,2 dalam hal ini dipilih λ =1,7 Sehingga tekanan maksimum yang diperoleh adalah : 2 3 2 3 P P P P a = = λ 7 , 1 2 3 = P P a 7 , 1 10 4556 , 99 5 3 = Pa x P a Pa x P a 5 3 10 0745 , 169 = karena pada titik 3a = titik 3 pada tekanan konstan maka besar tekanan P 3 = P 3a . P 3 = Pa x P a 5 3 10 0745 , 169 = Menurut Hubungan antara temperatur titik 2 – 3a adalah pada volume konstan. Universitas Sumatera Utara 7 , 1 89 , 1056 3 = Kx T a λ = = 2 2 3 3 2 3 v P v P T T a a a keterangan : λ dinamai ”laju ledakan” sehingga, temperatur T 3a dapat dicari: λ = 2 3 T T a menurut lit.8 hal 830 pada K T a 3 713 , 1796 = diperoleh: kg kJ U a 256 , 1479 3 = kg kJ h a 237 , 1998 3 = pemasukan kalor pada titik 2 - 3a – 3, yaitu: a a in q q q 3 3 2 3 − − + = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . lit.2. hal.20 Dimana in q panas yang masuk ke dalam siklus sesuai dengan persamaan berikut in q = FA LHV . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . lit.10 hal.385 in q = 0,033 41868 kJkg in q = 1381,644 kJKg sehingga entalpi pada titik 3 dapat diperoleh: 3 3 2 3 a a in h h U U q − + − = . 3 3 3 3 2 3 J v P U h U U q a a a a in + − + − = in a a q J v P U h + + = 3 3 2 3 . K T a 3 713 , 1796 = Universitas Sumatera Utara kg kJ kJ m kg kg m Pa x kg kJ h 644 , 1381 102 0381 , 10 0745 , 169 984 , 799 3 5 3 + − + = kg kJ h 703 , 2745 3 = menurut lit.8 hal.830 dari tabel pada kg kJ h 703 , 2745 3 = diperoleh: K T 3 059 , 2392 = kg kJ U 861 , 2028 3 = 6278 , 3366 3 = r p 465565 , 3 = r v

e. Kondisi Titik 4