Kondisi Titik 4 Kondisi Titik 5a

pemasukan kalor pada titik 2 - 3a – 3, yaitu: a a in q q q 3 3 2 3 − − + = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . lit.2. hal.20 Dimana in q panas yang masuk ke dalam siklus sesuai dengan persamaan berikut in q = FA LHV . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . lit.10 hal.385 in q = 0,033 41868 kJkg in q = 1381,644 kJKg sehingga entalpi pada titik 3 dapat diperoleh: 3 3 2 3 a a in h h U U q − + − = . 3 3 3 3 2 3 J v P U h U U q a a a a in + − + − = in a a q J v P U h + + = 3 3 2 3 . kg kJ kJ m kg kg m Pa x kg kJ h 644 , 1381 102 03496 , 10 79 , 164 849 , 879 3 5 3 + − + = kg kJ h 771 , 2843 3 = menurut lit.8 hal.830 dari tabel pada kg kJ h 703 , 2692 3 = diperoleh: K T 3 2469 = kg kJ U 035 , 2135 3 = 79 , 164 3 = r p 3934045 , 3 = r v

e. Kondisi Titik 4

Dimana pada persamaan gas ideal diketahui : 3 3 3 3 3 3 T V P T V P a a a = Universitas Sumatera Utara dimana pada keadaan tekanan konstan berlaku rumus : 3 3 3 3 T V T V a a = 25 , 1 3 3 = a V V         = 3 3 2 1 3 4 V V V V V V a       = 25 , 1 1 18 3 4 V V = 3 4 V V 14,4 untuk keadaan ekspansi isentropik berlaku rumus : 3 4 3 4 r r v v V V = 3 3 4 4 r r v V V v = = 4 r v 14,4 0,465565 = 4 r v 5,665025 menurut lit.8 hal.830 dari tabel pada 665026 , 5 4 = r v diperoleh : K T 4 81 , 1087 = 25613 , 8 4 = r P kg kJ U 862 , 834 4 = kg kJ h 112 , 1765 4 = sehingga tekanan di titik 4, yaitu: Universitas Sumatera Utara     = 3 4 3 4 P P p p r r       = Pa Pa x P 5 5 4 10 . 5 112 , 1765 10 79 , 164 Pa x P 5 4 10 5 =

f. Kondisi Titik 5a

berlaku rumus idealisasi isentropik, yaitu: 4 5 4 5 P P P P a r a r = dimana telah diketahui tekanan masuk turbin a P 5 = 1,63 x 10 5 Pa sehingga,     = 4 5 4 5 P P P P a r a r     = Pa x Pa x P a r 5 5 5 10 5 10 63 , 1 25613 , 8 82 , 47 5 = a r P menurut lit.8 hal.830 dari tabel pada 82 , 47 5 = a r P diperoleh : K T a 5 1049 , 801 = kg kJ U a 433 , 593 5 = kg kJ h a 3599 , 823 5 = 1267 , 15 5 = a r v Universitas Sumatera Utara

BAB IV PERFORMANSI MOTOR BAKAR

Pada tekanan udara yang lebih tinggi dan temperatur yang lebih rendah, berat udara yang diisap akan bertambah, sebaliknya pada tekanan udara yang lebih rendah dan temperatur yang lebih tinggi, berat udara yang dihisap akan berkurang. Dari data hasil perhitungan analisa termodinamika pada bab sebelumnya telah di peroleh data sebagai berikut:

a. Motor Bakar Diesel Dengan Turbocarjer dan Interkuler

7 , 1 = = ledakan laju λ 32 , 1 = = pemotongan an perbanding β Pa x kompresi setelah tekanan P 5 2 10 43 , 97 = = 761 , 13 = = pansi derajateks δ

b. Motor Bakar Diesel Dengan

Turbocharger Tanpa Intercooler 7 , 1 = = ledakan laju λ 25 , 1 = = pemotongan an perbanding β Pa x kompresi setelah tekanan P 5 2 10 94 , 96 = = 4 , 14 = = ekspansi derajat δ

4.1 Performansi Motor Bakar Diesel Dengan Turbocharger dan Intercooler

4.1.1 Tekanan Indikator Rata – Rata

Tekanan indikator rata – rata pada siklus gabungan adalah:           − − −       − − + − − = − − 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 n n it r x n x n r p p δ λβ β λ Universitas Sumatera Utara