Bahan Bakar Motor Bakar Diesel

Gambar 3.1 : Mekanisme kerja Turbocharger dengan intercooler Keterangan : B = kompresor sentrifugal T = turbin Radial C = Interkuler Udara Mekanisme kerja sederhana Turbocharger dengan intercooler diatas adalah ketika piston melakukan langkah buang, dimana gas buang yang masih bertemperatur tinggi dan juga mempunyai tekanan yang tinggi pula diekspansikan keluar kesaluran buang exhaust manifold dan gas yang keluar dari saluran buang mempunyai laju aliran yang tinggi yang kemudian masuk ke turbin Turbocharger dan akan memutar turbin, dengan berputarnya turbin maka kompresor juga akan ikut berputar, ini dikarenakan turbin dan kompresor dihubungkan seporos dikopel langsung. Menurut lit.15 hal.36 bahwa putaran turbin Turbocharger dapat mencapai 50.000 – 100.000 rpm. Kompresor yang berputar akan menghisap udara atmosfer kedalam kompresor dan udara yang bertemperatur tinggi dan bertekanan diatas tekanan atmosfer akan disalurkan kedalam Intercooler untuk menurunkan temperatur udara sebelum masuk kedalam ruang bakar.ini dikarenakan temperatur udara yang tinggi akan menurunkan kerapatan udara sehingga dapat menurunkan tekanan efektif rata – rata.

3.3 Bahan Bakar Motor Bakar Diesel

Jenis Bahan Bakar yang digunakan pada motor bakar diesel di Indonesia adalah minyak solar yang diproduksi oleh Pertamina. bahan bakar yang baik merupakan hal yang memegang peranan utama dalam pengoperasian motor bakar agar diperoleh pembakaran yang sempurna. Sifat minyak bahan bakar yang mempengaruhi prestasi dan keandalan dari mesin diesel, yaitu : Universitas Sumatera Utara - mempunyai nilai kalor yang tinggi - memiliki viskositas tertentu - tidak mudah membentuk endapan - pencemaran terhadap lingkungan rendah Pada motor bakar ini digunakan bahan bakar diesel dengan rumus molekul C n H 2n+2 yaitu C 13 H 28 Medium Diesel Oil. Menurut literatur Bahan bakar ini mempunyai: Berat molekul = 184 Nilai Kalor Atas HHV = 19.110 Btulbm = 44449,86 kJkg Nilai Kalor Bawah LHV = 18.000 Btulbm = 41868 kJkg Reaksi pembakaran bahan bakar dengan udara secara kimia dapat ditulis: C 13 H 28 + 20 O 2 + 3,76 N 2 13 CO 2 +14 H 2 O + 20 3,76 N 2 + Q kal Sehingga, C 13 H 28 + 20 O 2 + 75,2 N 2 13 CO 2 + 14 H 2 O + 75,2N 2 + Q kal Adapun perbandingan bahan bakar dengan udara adalah sebagai berikut: th A F       = 2 2 28 13 2 , 75 20 N O H C + th A F       = 6 , 2105 640 184 + th A F       = 0,0670163 th A F       = 92 , 14 1 Universitas Sumatera Utara Pada motor bakar diesel faktor kelebihan udara mempunyai peranan yang sangat penting karena motor bakar diesel ini menggunakan pemampatan udara untuk membakar bahan bakar, lain halnya dengan motor bakar bensin yang menggunakan percikan bunga api untuk membakar bahan bakar. Oleh karena itu untuk menjamin terjadinya pembakaran sempurna diambil faktor kelebihan udara sebesar α 200 atau 2.menurut lit.3 Hal.38 faktor kelebihan udara untuk: - motor bakar diesel α = 200 - 300 - motor bakar bensin α = 5 - 20 sehingga, act A F       = th A F       x α 1 act A F       = 92 , 14 1 x 2 1 act A F       = 84 , 29 1 maka fuel air rationya menjadi : act A F       = 0,0335 pada analisa termodinamika ini bahan bakar yang digunakan yaitu : C 13 H 28 medium diesel oil Bilangan molekul ; C = 12 H = 1 Persentase : 7826 , 84 100 184 156 = = x C 21739 , 15 100 184 28 = = x H Universitas Sumatera Utara persentase kandungan: O 2 = 21 N 2 = 79 Dimana secara teoritis udara yang dibutuhkan untuk pembakaran bahan bakar 1 kg. ditentukan dari rumus:       − + = 32 4 12 21 , 1 o h c l o       − + = 32 4 1521739 , 12 847826 , 21 , 1 o l 0380434 , 070652 , 21 , 1 + = o l kg mole l o 5175 , = sedangkan jumlah udara aktual yang dibutuhkan untuk pembakaran 1 kg bahan bakar sangat dipengaruhi oleh adanya faktor kelebihan udara excess air coefficient. Kebanyakan mesin membutuhkan udara lebih banyak dari yang disarankan secara teoritis. Kebutuhan udara aktual sebagai berikut: o l L . = α molekg . . . . . . . . . . . . . . . . . lit.3.hal 38 L’ = 2. 0,5175 molekg L’ = 1,035 molekg Pembakaran dari 1 kg bahan bakar akan menghasilkan : Karbon dioksida Mco 2 = kg mole c 070652 , 12 847826 , 12 = = Uap air MH 2 O = kg mole h 07608 , 2 1521739 , 2 = = Oksigen MO 2 = 0,21 α – 1 L’ o Universitas Sumatera Utara = 0,21 2 – 1 0,5175 = 0,1086 molekg Nitrogen MN 2 = 0,79 α L’ o = 0,79. 2.0,5175 = 0,8176 molekg Sehingga total dari pembakaran, yaitu: M g = Mco 2 + MH 2 O + MO 2 + MN 2 M g = 0,07065 + 0,07608 + 0,1086 + 0,8176 M g = 1,0729 molekg Dimana koefisien perubahan molarnya: L M g = µ kg mole kg mole 035 , 1 0729 , 1 = µ = 036 , 1 µ

3.4 Analisa Termodinamika pada Turbochrger dan Intercooler