Analisis Penyeimbangan Lintasan Produksi Aktual Perusahaan Analisis Penyeimbangan Lintasan Produksi dengan Metode

1. Pada bab sebelumnya telah dibahas perbaikan lintasan produksi dilakukan menggunakan metode algoritma genetik. Dari hasil metode usulan yang digunakan memiliki nilai efisiensi lintasan yang tinggi dan jumlah stasiun kerja yang sedikit. Nilai efisiensi lintasan dengan menggunakan metode algoritma genetik adalah 79,46. Hal ini dikarenakan penugsaan elemen kerja di setiap stasiun kerja hampir merata. 2. Total stasiun kerja yang ada sebanyak 4 stasiun kerja. Hal ini dikarenakan adanya penggambungan stasiun kerja yang memiliki elemen kerja yang saling berhubungan dengan memperhatikan pembatas-pembatas yang ada yaitu aturan precedence dan waktu siklus. 3. Berdasarkan pengolahan data sebelum dilakukan penyeimbangan lintasan produksi efesiensi lini dengan mengunakan RPW dan algoritma genetik yang memiliki fitness velue yang sama sebesar 79,46 dan memiliki stasiun kerja yang sama yakni 4 stasiun. Metode RPW dipakai sebagai populasi awal dalam algoritma genetik yang ditempatkan di kromosom 2 tujuannya untuk mendapatkan fitness velue yang lebih tinggi dari keadaan aktual. 4. Berdasarkan hasil pengolahan data metode penyeimbangan lintasan produksi dengan algortima genetik lebih layak digunakan di perusahaan karena memiliki nilai efesiensi lini yang lebih tinggi dari sebelumnya disamping itu algoritma genetik dapat menghasilkan 6 alternatif solusi.

6.3. Analisis Penyeimbangan Lintasan Yang Diterapkan Perusahaan

Dengan Metode Usulan Algoritma Genetik Perbandingan lintasan produksi yang diterapkan perusahaan dengan metode yang diusulkan algoritma genetika dapat dilihat dalam Tabel 6.1. Tabel 6.1. Perbandingan Penyeimbangan Lintasan Kondisi Perusahaan Dengan Metode Usulan Algoritma Genetik Kondisi Perusahaan Algoritma Genetik Jumlah stasiun kerja 8 4 Efesiensi Litasan Total 39,68 79,46 Jumlah stasiun kerja yang diterapkan perusahaan saat ini sebanyak 8 stasiun kerja, sedangkan stasiun kerja yang terbentuk oleh algoritma genetika sebanyak 4 stasiun kerja. Perbedaan ini terjadi karena pada algoritma genetika, perjadi penggabungan elemen kerja yang saling berhubungan. Nilai efisiensi lintasan dengan menggunakan metode algoritma genetika lebih besar dari lintasan produksi yang diterapkan perusahaan saat ini. Nilai efisiensi lintasan meningkat sebesar 39,78 dari kondisi semula. Hal ini diakibatkan karena cara penugasan elemen kerja pada stasiun kerja lebih merata dibandingkan dengan lintasan produksi yang diterapkan perusahaan.

BAB VII KESIMPULAN dan SARAN

7.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian “Perancangan Lintasan Produksi Dengan Menggunakan Metode Algoritma Genetik di CV. Super Plates”, didapatkan beberapa kesimpulan akhir, yaitu sebagai berikut: 1. Dari hasil pengamatan jumlah stasiun kerja saat ini adalah sebanyak 8 stasiun kerja. Berdasarkan pengolahan data lintasan produksi saat ini memiliki nilai efesiensi lintasan total sebesar 39,68. Untuk mengatasi penumpukan yang menyebabkan delay pada proses produksi digunakan metode penyeimbangan lintasan produksi yaitu algoritma genetik. Metode ini dapat mereduksi stasiun kerja menjadi 4 stasiun dengan cara menggabungkan elemen-elemen kerja yang saling berhubungan dengan memperhatikan pembatas-pembatas yang ada yaitu aturan precedence dan waktu siklus. Metode penyeimbangan lintasan dengan menggunakan algoritma genetik memiliki efesiensi lintasan total sebesar 79,46 dan stasiun kerja yang terbentuk sebanyak 4 stasiun kerja. 2. Metode algortima genetik dapat memberikan lebih dari satu solusi permasalahan dalam hal ini solusi yang dihasilkan sebanyak 6 solusi permasalahan yang memiliki nilai efisinsi lintasan total yang sama sebasar 79,46.