8
1. Pendekatan mimetik, pendekatan yang bertolak pada pandangan bahwa
karya sastra merupakan suatu tiruan atau penggambaran dunia dan kehidupan manusia.
2. Pendekatan pragmatik yaitu, pendekatan yang disusun berdasarkan
pandangan bahwa sebuah karya sastra itu disusun untuk mencapai efek- efek tertentu kepada pembacanya, seperti efek kesenangan, estetika,
pendidikan, dan sebagainya. 3.
Pendekatan ekspresif: pendekatan yang menitikberatkan perhatian kepada kebolehan pengarang dalam mengekspreksikan idenya dalam wujud sastra
umumnya puisi. 4.
Pendekatan Objektif adalah pendekatan menggunakan pandangan bahwa suatu karya sastra adalah karya yang mandiri.
Berdasarkan kajian yang diutarakan Abrams dalam Semi ada 4 pendekatan. Maka penulis menggunakan kajian yang kedua yaitu pendekatan
pragmatik untuk menganalisis novel Moshidora.
1.4.2 Kerangka Teori
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan pragmatik sastra sebagai landasan teori dalam menganalisis cerita novel Moshidora karya Natsumi
Iwasaki. Ramadhani 2013:8 mengatakan pragmatik sastra adalah cabang penelitian ilmu sastra yang mengarah ke aspek kegunaan sastra. Penelitian ini
muncul atas dasar ketidakpuasan terhadap penelitian struktural murni yang memndang karya sastra hanya sebagai teks itu saja. Kajian struktural dianggap
hanya mampu menjelaskan makna karya sastra dari permukaannya saja.
9
Maksudnya, kajian struktur sering melupakan aspek pembaca sebagai penerima makna atau pemberi makna terhadap karya sastra tersebut. Menurut Abrams
dalam Ramadhani 2013:8 pendekatan pragmatik sastra adalah model pendekatan sastra yang melihat karya sastra berdasarkan sudut pandang pembaca. Pendekatan
pragmatik sastra memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca, seperti tujuan pendidikan, moral, agama, atau
tujuan pendidikan lainnya. Semakin banyak ajaran dan nilai-nilai yang diberikan kepada pembaca, maka semakin baik karya sastra tersebut. Nilai tersebut terdapat
dalam cerita novel Moshidora karya Natsumi Iwasaki, yaitu : kesetiaan terhadap kelompok. Nilai-nilai tersebut mewakili pesan atau tujuan yang ingin disampaikan
pengarang kepada pembaca. Untuk menganalisis nilai-nilai positif yang terkndung dalam cerita novel
Moshidora karya Natsumi Iwasaki, penulis mengambil beberapa cuplikan teks yang memiliki makna tanda di dalam novel. Kemudian untuk melihat makna
tanda nilai-nilai dan manfaat novel tersebut bagi para pembaca, maka penulis menggunakan pendekatan semiotik. Semiotik berasal dari kata yunani : semeion
yang berarti tanda. Semiotik adalah model penelitian sastra dengan memperhatikan tanda-tanda. Tanda tersebut dianggap menwakili suatu objek
secara representatif. Istilah semiotik sering digunakan bersama dengan istilah semiologi. Istilah semiotik maupun semiologi sering digunakan besama-sama,
tergantung dimana istilah itu populer Endraswara, 2008:64. Endraswara 2008:67 juga mengatakan bahwa dalam penelitian semiotik, peneliti juga dapat
mengarahkan pada hubungan teks sastra dengan pembaca. Dalam hubungan ini teks sastra adalah sarana komunikasi sastra antara pengarang dan pembaca. Jika
10
pengarang merefleksikan karya menggunakan kode atau tanda tertentu yang mudah dipahami oleh pembaca, tentu karya sastra tersebut akan mudah dicerna.
Sebaliknya, jika tanda yang digunakan pengarang masih asing bagi pembaca, tentu karya sastra tersebut akan sulit dipahami. Baik karya yang mudah maupun
yang sulit dipahami, akan selalu dicerna pembaca menggunakan kode-kode tertentu. Dengan pendekatan semiotik yang digunakan, penulis akan menunjukkan
indeksikal adanya kesetiaan terhadap kelompok yang diungkapkan dalam bentuk pengorbanan, kesabaran dan perjuangan yang disampaikan Natsumi Iwasaki
melalui tokoh utamanya yang bernama Minami dalam novel berjudul Moshidora yaitu dengan cara mengambil cuplikan-cuplikan teks yang menggambarkan
karakter tokoh utama tersebut.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian