36
2.5 Biografi Pengarang
Natsumi Iwasaki lahir pada tanggal 22 Juli 1968 di Shinjuku, Jepang. Beliau berprofesi sebagai penulis. Natsumi Iwasaki mengecap pendidikan
terkhirnya di Tokyo National University of Fine Arts and Music. Beliau mulai aktif meulis buku semenjak tahun 2009 dan masih berlangsung hingga sekarang.
Buku pertama yang ditulis oleh Natsumi Iwasaki adalah novel dalam bahasa Jepang yang berjudul Moshidora. Novel ini menjadi buku terlaris di Jepang pada
tahun 2009. Buku ini juga telah diadaptasi ke dalam manga, anime, dan film layar lebar tahun 2011. Natsumi Iwasaki tidak banyak menceritakan tentang kehidupan
pribadinya. Namun, beliau pernah bercerai. Kemudian pada tahun 2012 beliau kembali menikah dengan seorang gadis yang berprofesi sebagai komedian
diamana mereka mempunyai jarak umur yang sangat jauh yaitu 17 tahun
https:ja.wikipedia.orgwiki岩崎夏海.
37
BABIII
ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP CERITA NOVEL MOSHIDORA KARYA NATSUMI IWASAKI
3.1 Sinopsis Cerita Novel Moshidora karya Natsumi Iwasaki
Novel karya Natsumi Iwasaki yang berjudul Moshidora ini bercerita tentang Minami, seorang siswa di salah satu SMA Negeri di Jepang yaitu SMA
Hodokubo yang biasa disingkat dengan SMA Hodo. Sekolah ini terletak di bagian barat Tokyo. Minami merupakan manajer tim bisbol di sekolah ini. Awalnya
minami hanya berniat untuk menggantikan temannya, Yuki yang menderita suatu penyakit hingga harus dirawat di rumah sakit selama bertahun-tahun. Namun
seiring berjalannya waktu, hal tersebut berubah menjadi ambisi untuk memajukan tim bisbol sekolahnya. Dengan menunjukkan kesetiaan Minami terhadap
kelompoknya, Minami ingin membawa tim bisbol sekolahnya ke pertandingan tingkat nasional. Namun, semuanya kelihatan mustahil karena tim bisbol mereka
sama sekali tidak mempunyai kemampuan yang bisa membawa mereka mencapai prestasi setinggi itu. Para anggota pun tidak serta merta setuju dengan target
Minami. Meskipun begitu, gadis itu tidak putus asa. Malah sebaliknya, motivasinya
meningkat. Justru karena tidak ada yang meladeninya, maka ada tantangan tersendiri. Setelah menjadi manajer tim bisbol, yang pertama kali dilakukan
minami ialah mengkaji arti kata manajer. Bahkan sekadar artinya saja dia belum tahu. Kemudian dia mengunjungi sebuah toko buku besar di dekat rumahnya
38
untuk membeli buku tentang manajemen atau manajer. Maka dia menemukan sebuah buku yang berjudul manajemen, dimana buku ini merupakan buku yang
paling banyak di baca di dunia. Sesampainya di rumah, Minami langsung membacanya. Tetapi, baru saja
beberapa halaman, dia mulai menyesal karena di dalam buku tersebut tidak muncul sedikitpun tentang bisbol. Buku tersebut adalah buku tentang pengelolaan
perusahaan yang tidak berkaitan dengan bisbol. Namun begitu, ia mencoba melanjutkan membaca buku dan menyimpulkan apa yang menjadi tugas dari
seorang manajer itu sendiri. Pada hari penutupan semester, Minami menyempatkan diri untuk
menjenguk sahabatnya Yuki di rumah sakit. Minami mencoba menyampaikan ambisinya kepada Yuki. Dan ternyata Yuki menanggapinya dengan sangat baik
dan bahkan ia sangat mendukungnya. Minami mulai menjalankan profesinya sebagai manajer tim bisbol. Pada
acara kemah pelatihan Minami mulai mendekatkan diri kepada setiap personil- personil tim bisbolnya mulai dari pelatih sampai anggota biasa. Namun setelah
adanya penolakan dari anggotanya, Minami mulai jarang mengungkapkan tergetnya sebagai manajer yaitu mengantarkan tim bisbol ke tingkat nasioanal.
Minami mempunyai pertimbanagan bahwa jika ia mengutarakannya kembali, pasti para anggota akan menolaknya lagi. Karena itu, Minami bermaksud
memanfaatkan rentan waktu kemah pelatihan ini untuk mengamati tim bisbol. Minami ingin melihat, mengenal dan dan memahami tentang tim bisbol ini. Pada
kemah pelatihan kali ini, semua anggota tim ikut serta kecuali Yuki yang sedang dirawat di rumah sakit.
39
Namun acara pengenalan terhadap tim bisbol pun tidak berjalan mulus. Hal ini disebabkan karena hampir seluruh anggota tim bisbol tidak mempunyai
kekompakan satu sama lain. Bahkan antara pelatih dengan pemain pun seolah- olah ada tembok yang membatasi. Walaupun begitu, Minami tidak patah
semangat. Minami mencoba menemukan kiat-kiat untuk memperbaiki keadaan tersebut.
Minami kembali menceritakan keadaan tim bisbol kepada Yuki. Hingga terbersik ide untuk melakukan pengenalan tim kembali namun dengan cara yang
berbeda. Yuki merupakan sosok gadis yang sangat ramah dan nyaman bila di ajak berbicara. Maka mereka bermaksud untuk mewawancarai seluluh anggota tim,
dan Yuki dijadikan sebagai pewawancara. Langkah pertama yang mereka lakukan adalah memperoleh izin dari ibu Yuki, Yasuyo Miyata. Yasuyo Miyata rela
mengzinkannya, karena selama ini Yasuyo menaruh kepercayaan yang sangat besar kepada Minami. Oleh karena itu tidak pernah sekalipun beliau memprotes
tentang apa yang dilakukan Minami. Langkah selanjutnya ialah meminta izin kepada pelatih, Pak Kachi. Ketika
menjelaskan kepada Pak Kachi keinginan menyediakan waktu dan tempat mengumpulkan informasi untuk mengorek keluhan maupun tuntutan para anggota
tim, ternyata langsung disetujui. Pak Kachi sendiri pun ternyata merasa bahwa jarak yang terbentang antara dirinya dengan para anggota tim adalah sebuah
masalah. Dia hanya tak sanggup menyelesaikannya sendiri. Berikutnya adalah meminta satu per satu para anggota untuk datang menjenguk Yuki. Minami
mengira akan ada penolakan dari beberapa anggota, namun di luar dugaan, ternyata semua anggota bersedia.
40
Wawancara pun dimulai. Minami menyebutnya dengan wawancara jenguk. Wawancara jenguk dimulai dari Ayano, manajer tim putri, kemudian Jun
Hoshide sebagai kapten, Fumiaki Kutsuki sebagai outfielder pemain yang berjaga di daerah berumput di luar lingkaran dalam lapangan bisbol, Yunosuke Sakurai
sebagai shortstop pemain lapangan yang menjaga di antara base2 dan base 3, bertugas mengambil bola yang melayang ke arah kiri, dan yang terkhir adalah As
Keiichiro Asano. Wawancara jenguk berjalan dengan mulus. Hampir semua anggota
bercerita tanpa ada segan hingga akhirnya Minami mengetahui semua yang terjadi pada tim bisbolnya. Ketidakkompakan yang terjadi di dalam tim mempunyai
alasannya masing-masing. Misalnya dendam yang dirasakan Keiichiro terhadap pelatih ternyata terjadi karena kesalahpahaman yang terjadi ketika musim
pertandingan sebelumnya. Maka dengan begitu Minami mulai mendapat pencerahan tentang apa yang harus dilakukannya.
Ketika semester dua tiba, turnamen musim gugur se-Tokyo pun akan dimulai. Turnamen musim gugur ini adalah pertandingan resmi pertama sejak
Minami bergabung di tim bisbol, dimana pertandingan ini sangat penting karena berkaitan dengan kelanjutan menuju pertandingan tingkat nasional musim semi.
Akibatnya ketegangan Minami semakin meningkat. Ditambah lagi tim bisbol yang sama sekali tidak mengalami kemajuan. Walaupun tidak semua membolos
latihan, tetapi ada saja anggota yang bolos ketika latihan. Khususnya Keiichiro Asano yang selalu bolos latihan hingga membuat Minami tidak tahan kemudian
mencegatnya di depan ruang kelas, namun keiichiro berdalih bahwa kakinya keseleo atau alasan apapun, kesimpulannya ia tidak mau ikut latihan. Namun
41
setelah pertandingan mulai, Keiichiro selalu hadir seolah-olah itu hal yang sewajarnya. Hingga pada pertandingan kali ini mereka mengalami kekalahan.
Setelah pertandingan musim gugur, tim bisbol seperti lahir kembali. Itu semua bukan seperti yang dirancang oleh Minami, tetapi merupakan sebuah
perubahan drastis, seolah-olah menjadi sesuatu yang baru. Khususnya Keiichiro Asano yang paling banyak berubah. Pemuda itu menjadi sering latihan, bahkan
dia menjadi orang yang pertama hadir saat latihan. Sikap keichiiro memberikan pengaruh terhadap teman-teman sekelilingnya. Mereka menjadi sedikit lebih
bergairah dan lebih rajin. Melihat semakin meningkatnya kemauan para anggotanya, Minami pun mengubah sistem latihan yang mereka terapkan selama
ini. Mereka mencoba bergabung dengan ekstrakurikuler yang lain seperti atlet dan judo. Hal ini ternyata membuahkan hasil yang memuaskan, karena semenjak
bergabung dengan club atlet maka kecepatan berlari seluruh anggota menjadi meningkat. Demikian juga ketika bergabung dengan club judo, para pemain
semakin mengerti membentuk pijakan kaki yang tepat dan panggul yang lentur seperti pemain judo. Tidak hanya berhenti disitu saja, para pemain digerakkan
untuk mengajari para anak-anak SD di sekitar mereka dalam bermain bisbol. Karena dengan demikian juga sangat menunjang kemampuan para pemain.
Setelah berbagai perubahan yang telah mereka terapkan, lama-kelamaan tim bisbol SMA Hodo menjadi terkenal. Hal ini terlihat ketika penerimaan anggota
baru, banyak siswa yang mendaftar dan ingin bergabung dengan tim bisbol. Namun tidak semua yang diterima karena mereka harus memilih pemain-pemain
terbaik. Penantian mereka untuk tampil di turnamen tingkat nasioanal pun semakin dekat, karena pertandingan musim panas akan segera di mulai. Berbagai
42
proses mereka lewati dengan baik, demi persiapan untuk pertandingan musim panas. Banyak rintangan yang dihadapi, bukan hanya dari luar tim bisbol, tetapi
juga dari dalamnya. Misalnya, seperti perbedaan pendapat diantara mereka. Namun mereka tetap bekerjasama demi hasil yang terbaik. Hingga pertandingan
pun di depan mata. Ada sedikit kekecewaan di dalam diri para pemain, karena teman mereka Yuki tidak bisa hadir pada turnamen karena masih harus dirawat di
Rumah Sakit. Pertandingan demi pertandingan pun mereka lewati dengan hasil yang memuaskan hingga mereka sampai di babak final. Ketika kesuksesan yang
mereka impikan telah berada di depan mata, mereka harus mendengarkan kabar duka yang sangat mendalam. Dimana sahabat mereka Yuki akhirnya meninggal
dunia. Namun mereka tidak larut dalam kesedihan mereka tetap berjuang untuk memberikan yang terbaik. Dan mereka berjanji untuk memenangkan pertandingan
dan akan mereka persembahkan untuk Yuki yang telah meninggal dunia. Dengan perjuangan dan kesetiaan Minami terhadap tim bisbolnya akhirnya SMA Hodo
memenangkan pertandingan musim panas. Ambisi Minami yang awalnya hanya dipandang sebelah mata oleh semua orang akhirnya berbuah manis.
3.2 Analisis Nilai Kesetiaan Terhadap Kelompok dalam Cerita Novel Moshidora Karya Natsumi Iwasaki.