= 83,025
mm²
4.5.1 Transmisi dari motor penggerak ke poros reduksi oleh sabuk.
1. Kecepatan linier sabuk Untuk menentukan kecepatan linier sabuk Sularso, 1987 menyatakan :
V =
π .dp .n
1
60.1000 Dimana
: V
= kecepatan linier sabuk ms dp
= diameter pully penggerak mm n
1
= putaran pully penggerak rpm
V =
3,14 .63,5 .2850 60.1000
= 9,47 ms 2. Jarak sumbu kedua poros
Untuk menentukan jarak sumbu kedua poros Sularso, 1987 menyatakan:
V = 2 x Dp
Dimana :
C = jarak sumbu kedua poros mm
Dp = diameter pully yang digerakkan mm
C = 2 x 304,8 mm
= 609,6
mm a
= sudut kontak antara sabuk dengan pully penggerak θ =
180 -
57 Dp – dp c
θ = 180
- 57 304,8 – 63,5 609,6
Universitas Sumatera Utara
θ = 180
- 22,56 θ =
157,44 π
180 θ =
180 x
θ = 2,75 rad
3. Tegangan sabuk Untuk menentukan Tegangan sabuk Sularso, 1980 menyatakan:
= e
μ.θ
T
1
T
2
Dimana :
T
1
= tegangan sisi kencang sabuk kg T
2
= tegangan sisi kendur sabuk kg Untuk menentukan bilangan alam Hartono, 1982, menyatakan:
e = bilangan alam = 2,7182
μ = koefisien gesek antara sabuk dan puli
0,45 – 0,60 = 2,718
0,5 . 2,75
T
1
T
2
Maka khurmi, 1980 menyatakan T
1
= σ .b .t
Dimana :
σ = tegangan tarik bahan sabuk
Maka Jac.Stolk and C.Kross, 1981, menyatakan : Bahan
karet σ = 0,4 – 0,5 kgmm²
b = lebar sabuk mm
t = tebal sabuk mm
T
1
= 0,45 . 5,96 .9
Universitas Sumatera Utara
= 21,4
kg T
1
= 3,95 T
2
21,4 3,95
T
2
= T
2
= 5,41 kg
4. Daya yang ditransmisikan Untuk menentukan Daya yang ditransmisikan Hanoto, 1981 menyatakan:
P
o
= T
1
- T
2
v Dimana
: P
o
= Daya yang ditransmisikan watt V
= kecepatan linier sabuk ms Po
= 21,4 – 5,41 9,74 Po
= 151,42 watt Po
= 0,151 Kw 5. Panjang keliling sabuk L
L = 2 c + dp + Dp + Dp – dp ²
π 2
1 4c
= 2. 609,6 + 304,8 + 63,5 + 304,8 – 63,5 ² 3,14
2 1
4.609,6 L
= 1219,2 + 578,231 + 23,87 L
= 1821,301 mm
Berdasarkan sabuk V standart dengan nomor nominal 72 inchi atau 1829 mm table sularso, 1987 hal 168
Maka L = 1829 mm Dalam perdagangan terdapat bermacam – macam sabuk, namun
mednapatkan sabuk yang panjangnya sama dengan hasil perhitungan umumnya sukar, maka jarak sumbu poros sebenarnya dapat dinyatakan sebagai :
Universitas Sumatera Utara
Maka salarso, 1987, manyatakan :
C =
b + b² - 8 Dp – dp² 8
Dimana :
b = 2L – 3,14 304,8 – 63,5
= 2 x 1829 – 3,14 304,8 – 63,5 = 3658 – 757,68
= 2900 mm
C =
2900 + 2900² - 8304,8 – 63,5² 8
C = 724,95 mm
6. Besar sudut α
Untuk menentukan Besar sudut α Khurmi, 1980, menyatakan :
Sin α =
r
1
– r
2
C = 152,4 – 31,75
724,95 Sin
α = 0,166 α =
9,55
r
1
= jari-jari pully yang digerakkan mm r
2
= jari – jari pully penggerak mm
Universitas Sumatera Utara
4.5.2 Transmisi dari motor reduksi keporos batu gilas.