Pemilihan Pully Pemilihan Pasak

12,5 b x x β β 9 40  Gambar 3.3.4 c Ukuran penampang sabuk “V” type A

3.3.5. Pemilihan Pully

Pully merupakan bagian yang terpenting dari mesin-mesin sehingga dalam pembuatan pully perlu dipertimbangkan baik kekuatan pully, proses pengerjaan hingga nilai ekonomis . Bahan pully pada dunia keteknikan khususnya konstruksi permesinan kita mengetahui ada berbagai macam jenis dan bahan yang biasa digunakan dalam konstruksi pully yang disesuaikan pada penggunaan pully tersebut yang dapat kita jumpai di lapangan, adapun jenis bahan pully tersebut sebagai berikut 1. Bahan pully besi cor besi tuang Besi cor adalah bahan yang pertama kali digunakan dalam pembuatan pully mengingat bahan ini dapat menerima atau dapat mentransmisikan daya yang besar sehingga banyak digunakan untuk mesin industri, mesin pertanian, mesin otomobil, dan lain- lain Universitas Sumatera Utara 2. Bahan pully aluminium Bahan pully dengan menggunakan aluminium banyak digunakan untuk peralatan atau perkakas dan mesin-mesin rumah tangga serta dapat dijumpai pada alat-alat elektronik 3. Bahan pully plastik Pully dengan bahan plastik yang disebut teplon banyak digunakan pada pesawat elektronik 4. Bahan pully mild stell Bahan pully dengan mild stell banyak kita jumpai pada mesin- mesin industri dan otomobil Pada perencanaan Screw conveyor pada mesin penggiling biji kopi ini pully yang terbuat dari bahan besi cor juga ditinjau dari aspek kekuatan yang disesuaikan pada poros dengan tegangan tariknya sebesar 60 kgmm 2 tabel 2 JIS G 31223 lampiran 2 juga serta harga yang ekonomis dan juga suku cadang yang mudah untk kita dapatkan dipasaran. Pada pully untuk menghitung besaran putaran yang akan diterima dihitung dengan persamaan Maka untuk menentukan besaran putaran yang ditrima Khurni, 1980 menyatakan : 2 1 1 2 d d . n n  Dimana : d 1 = diameter pully penggerak mm d 2 = diameter pully yang digerakkan mm n 1 = putaran pully penggerak rpm n 2 = puaran pully yang digerakkan rpm Universitas Sumatera Utara Gambar 3.3.5 Pully

3.3.6. Pemilihan Pasak

Pasak adalah suatu elemen yang disisipkan diantara poros dan pully yang bertujuan untuk mencegah terjadinya gerak relatif antara poros dengan pully. Pasak pada umumnya digolongkan ata pasak pelana, pasak rata, pasak benam, pasak singgung, pasak jarum, dan pasak tembereng. Dalam perencanaan ini dipilih pasak benam dengan penampang segi empat. Pemilihan ini dipilih berdasarkan mudahnya pembuatan jenis pasak ini sendiri. Pembuatan pasak digambarkan mudahnya pembuatan pasak ini sendiri. Untuk itu peemilihan pasak juga perlu memperhatikan beberapa hal dalam perhitungannya antara lain : Maka untuk mnentukan tegangan geser yang diizinkan  a Sularso,1991 menyatakan : Tegangan geser yang diizinkan  a = 2 1 max b sf sf   kgmm Universitas Sumatera Utara Dan untuk menentukan tegangan geser yang terjadi  g Sularso, 1987 menyatakan : Tegangan geser yang terjadi  g adalah : F = d 2 . T l . b F   Dimana : T = torsi yang terjadi pada poros kgmm b = lebar pasak mm l = panjang pasak mm d = diameter poros mm Sehingga : d . l . b 2 T   Tekanan bidang yang dialami oleh pasak Pc adalah : Untuk menentukan tekanan bidang yang dialami oleh pasak maka Sularso, 1987 menyatakan : Pc = l . t F 2 ...............F = d 2 . T Dimana : T = torsi yang terjadi kgmm t 2 = kedalaman alur pasak paa pully mm l = panjang pasak mm d = diameter poros mm Sehingga : Pc = d . l . b 2 . T Universitas Sumatera Utara Gambar 3. Gaya geser pada pasak

3.3.7. Pemilihan Bantalan