Rekayasa manajemen dapat dilakukan melalui tindakan-tindakan sebagai berikut :
a. Pendidikan dan pelatihan Melalui pendidikan dan pelatihan, pekerja menjadi lebih memahami
lingkungan dan alat kerja sehingga diharapkan dapat melakukan penyesuaian dan inovatif dalam melakukan upaya-upaya pencegahan
terhadap resiko sakit akibat kerja. b. Pengaturan waktu kerja dan istirahat yang seimbang
Pengaturan waktu kerja dan istirahat yang seimbang, dalam arti disesuaikan dengan kondisi lingkungan kerja dan karakteristik pekerjaan,
sehingga dapat mencegah paparan yang berlebihan terhadap sumber daya. C. Pengawasan yang intensif
Melalui pengawasan yang intensif dapat dilakukan pencegahan secara lebih dini terhadap kemungkinan terjadinya resiko sakit akibat kerja.
3.3. Nordic Body Map
Melalui nordic body map dapat diketahui bagian-bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak nyaman agak
sakit sampai pada sakit. Dengan melihat dan menganalisis peta tubuh, maka dapat diestimasi jenis dan tingkat keluhan otot skeletal yang dirasakan oleh
pekerja. Cara ini merupakan cara yang cukup sederhana dan mengandung nilai subjektivitas yang tinggi. Untuk menekankan bias yang terjadi, maka sebaiknya
Universitas Sumatera Utara
pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas kerja. Cara ini dilakukan agar dapat diketahui perbedaan sebelum dan sesudah berkerja agar
dapat diketahui perbandingannya.
3.4. Postur Kerja
Posisi tubuh dalam kerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang dilakukan. Masing-masing posisi kerja mempunyai pengaruh yang berbeda-beda
terhadap tubuh. Grandjean 1993 berpendapat bahwa bekerja dengan posisi duduk mempunyai keuntungan antara lain:
1. Pembebanan pada kaki 2. Pemakaian energi dapat dikurangi
3. Keperluan untuk sirkulasi darah dapat dikurangi Namun demikian kerja dengan sikap duduk terlalu lama dapat
menyebabkan otot perut melembek dan tulang belakang akan melengkung sehingga cepat lelah. Mengingat posisi duduk mempunyai keuntungan dan
kerugian, maka untuk mendapatkan hasil kerja yang lebih baik tanpa pengaruh buruk pada tubuh, perlu dipertimbangkan pada jenis pekerjaan apa saja sesuai
diterapkan posisi duduk. Untuk maksud tersebut, Pulat 1992 memberikan pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi duduk.
Pekerjaan tersebut antara lain: 1. Pekerjaan yang memerlukan kontrol dengan teliti pada kaki
2. Pekerjaan utama adalah menulis atau memerlukan ketelitian pada tangan
Universitas Sumatera Utara
3. Tidak diperlukan tenaga dorong yang besar 4. Objek yang dipegang tidak memerlukan tangan bekerja pada ketinggian
lebih dari 15 cm dari landasan kerja 5. Diperlukan tingkat kestabilan tubuh yang tinggi
6. Pekerjaan dilakukan pada waktu yang lama 7. Seluruh objek yang dikerjakan atau disuplai masih dalam jangkauan dengan
posisi duduk Selain posisi kerja duduk, posisi berdiri juga banyak ditemukan di
perusahaan. Seperti halnya posisi duduk, posisi kerja berdiri juga mempunyai keuntungan maupun kerugian. Menurut Sutalaksana 2000 bahwa sikap berdiri
merupakan sikap siaga baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas kerja yang dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Pada dasarnya, berdiri lebih lelah daripada
duduk dan energi yang dikeluarkan untuk berdiri lebih banyak 10-15 dibandingkan dengan duduk. Untuk meminimalkan pengaruh kelelahan dan
keluhan subyektif maka pekerjaan harus didesain agar tidak terlalu banyak menjangkau, membungkuk, atau melakukan gerakan dengan posisi kepala yang
tidak alamiah. Untuk maksud tersebut, Pulat 1992 dan Clark 1996 memberikan pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi berdiri
antara lain: 1. Tidak tersedia tempat untuk kaki dan lutut
2. Harus memegang objek yang berat lebih dari 4,5 kg
Universitas Sumatera Utara
3. Sering menjangkau ke atas, ke bawah dan ke samping. 4. Sering melakukan pekerjaan dengan menekan ke bawah
5. Memerlukan mobilitas tinggi Clark 1996 mencoba mengambil keuntungan dari posisi kerja duduk dan
berdiri kemudian mengkombinasikan desain stasiun kerja untuk posisi duduk dan berdiri. Kemudian disimpulkan bahwa pemilihan posisi kerja harus sesuai dengan
jenis pekerjaan yang dilakukan seperti pada Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 3.1. Pemilihan Sikap Kerja Terhadap Jenis Pekerjaan yang Berbeda
Jenis Pekerjaan Sikap Kerja yang Dipilih
Pilihan Pertama Pilihan Kedua
Mengangkat beban 5kg Berdiri
Duduk – Berdiri Bekerja di bawah tinggi siku
Berdiri Duduk – Berdiri
Menjangkau horizontal di luar daerah jangkauan optimum
Berdiri Duduk – Berdiri
Pekerjaan ringan dengan pergerakan berulang
Duduk Duduk – Berdiri
Pekerjaan perlu ketelitian Duduk
Duduk – Berdiri Inspeksi dan monitoring
Duduk Duduk – Berdiri
Sering berpindah-pindah Duduk – Berdiri
Berdiri Sumber : Tarwaka
Universitas Sumatera Utara
3.5. Quick Exposure Check