BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Elemen Kegiatan Pada Kondisi Aktual
Gambar elemen kegiatan pada kondisi aktual untuk bagian penjalinan dapat dilihat pada Gambar 5.1. sampai Gambar 5.21.
1. Mengambil Tali Babat Elemen kegiatan awal pada aktivitas penjalinan adalah mengambil tali babat
yang dilakukan dengan posisi punggung yang membungkuk karena letak tali babat yang jauh 150 cm dari jangkauan tangan operator 70 cm. Elemen
kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1. Elemen Kegiatan Mengambil Tali Babat
2. Mengatur Posisi Tali Babat Operator mengatur posisi tali babat untuk memudahkan pemotongan. Operator
mengerjakannya dengan posisi berdiri dengan kedua tangan memegang tali babat. Elemen kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.2. Elemen Kegiatan Mengatur Posisi Tali Babat
3. Mengambil Alat Pemotong Operator mengambil alat pemotong dengan tangan kanan dari sisi sebelah kiri
operator dengan posisi membungkuk karena letak alat pemotong yang jauh 150 cm dari jangkauan tangan operator 70 cm. Elemen kegiatan ini dapat
dilihat pada Gambar 5.3.
Gambar 5.3. Elemen Kegiatan Mengambil Alat Pemotong
4. Memotong Tali Babat Operator melakukan pemotongan tali babat menjadi bagian yang lebih pendek
dengan posisi membungkuk, kaki sebelah kanan diangkat dan diletakkan di atas bangku pemotongan untuk menahan tali babat yang akan dipotong. Kaki
Universitas Sumatera Utara
kiri menahan tubuh operator dan tangan kanan melakukan pemotongan, sedangkan tangan kiri menarik bagian yang telah dipotong. Elemen kegiatan ini
dapat dilihat pada Gambar 5.4.
Gambar 5.4. Elemen Kegiatan Memotong Tali Babat
5. Meletakkan Alat Pemotong Setelah melakukan pemotongan tali babat, operator kembali meletakkan alat
pemotong di tempat semula dengan posisi membungkuk. Elemen kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 5.5.
Gambar 5.5. Elemen Kegiatan Meletakkan Alat Pemotong
6. Mengambil Lusi Setelah melakukan pemotongan, operator melanjutkan aktivitasnya dengan
mengambil lusi dari sisi sebelah kanan operator dengan posisi duduk. Kedua kaki operator ditekuk. Elemen kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 5.6.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.6. Elemen Kegiatan Mengambil Lusi
7. Melilitkan Lusi Pada Paku Balok Bagian Bawah Dengan Paku Pada Balok Bagian Atas Pada Meja Penjalinan
Elemen kegiatan ini dilakukan dengan melilitkan lusi dimulai dari paku pertama pada balok bagian bawah hingga pada paku ke limabelas pada balok
bagian atas. Operator melilitkan tali lusi pada balok bagian atas melewati bahu operator karena tinggi bahu duduk operator 52 cm, sedangkan jarak balok
bagian atas dengan balok bagian bawah 57 cm. Elemen kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 5.7.
Gambar 5.7. Elemen Kegiatan Melilitkan Lusi
Universitas Sumatera Utara
8. Mengambil Anyam Operator mengambil tali anyam dengan posisi duduk dan kaki yang ditekuk.
Elemen kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 5.8.
Gambar 5.8. Elemen Kegiatan Mengambil Anyam
9. Menjalin Operator menjalin lusi dan anyam pada meja penjalinan dengan kedua tangan.
Penjalinan dimulai dari sisi sebelah kanan operator ke sisi sebelah kiri operator. Elemen kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 5.9.
Gambar 5.9. Elemen Kegiatan Menjalin
Universitas Sumatera Utara
10. Mengambil Alat Perata Operator mengambil alat perata 60 cm dari sisi sebelah depan operator
dengan tangan kanan. Elemen kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 5.10.
Gambar 5.10. Elemen Kegiatan Mengambil Alat Perata
11. Meratakan Operator meratakan anyaman dengan mengarahkan alat perata pada anyaman.
Tangan kanan memegang alat perata dan meratakan, tangan kiri memegang bagian yang akan diratakan. Elemen kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar
5.11.
Gambar 5.11. Elemen Kegiatan Meratakan
Universitas Sumatera Utara
12. Mengambil Papan Penyanggah Pengambilan papan penyanggah dengan jarak 60 cm dari dudukan operator
ditujukan untuk menahan lusi pada meja penjalinan, operator mengambil dari sisi depan operator dengan kedua tangan operator dan memakaikannya pada
meja penjalinan pada bagian belakang lusi.
Gambar 5.12. Elemen Kegiatan Mengambil Papan Penyanggah
13. Mengambil Babat Operator mengambil babat dari atas lantai dari sisi operator. Operator
mengambilnya dengan kedua tangan. Pengambilan babat dilakukan berulang- ulang untuk pengisian babat pada baris yang pertama hingga pada baris yang
keempat. Elemen kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 5.13.
Gambar 5.13. Elemen Kegiatan Mengambil Babat
Universitas Sumatera Utara
14. Mengisi Babat Pengisian babat dilakukan setelah pengambilan babat. Kegiatan ini juga
dilakukan secara berulang-ulang sebanyak 100 kali untuk setiap penjalinan sebuah keset kaki sampai pengisian babat pada baris keempat terpenuhi.
Kegiatan ini dilakukan dengan posisi duduk dan kaki yang ditekuk. Elemen kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 5.14.
Gambar 5.14. Elemen Kegiatan Mengisi Babat
15. Memangkas Permukaan Anyaman Elemen kegiatan ini dilakukan dengan posisi membungkuk. Operator
melakukan kegiatan pemangkasan setelah dilakukan pengisian babat pada baris yang kedua dan baris yang keempat, maka pemangkasan dilakukan
sebanyak dua kali untuk penjalinan sebuah keset kaki. Tangan kanan memegang pemangkas dan tangan kiri menekan pemangkas pada permukanan
anyaman. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang 40 kalihari sambil operator melangkah ke belakang. Elemen kegiatan ini dapat dilihat pada
Gambar 5.15.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.15. Elemen Kegiatan Memangkas Permukaan Anyaman
16. Mengambil Sisa Pemangkasan Sisa pemangkasan permukaan anyaman diambil oleh operator dengan kedua
tangan dengan leher yang terkadang harus membungkuk. Hal ini dilakukan agar sisa pemangkasan tidak tercampur dengan lusi, anyam dan babat yang
terletak di atas lantai. Elemen kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 5.16.
Gambar 5.16. Elemen Kegiatan Mengambil Sisa Pemangkasan
Universitas Sumatera Utara
17. Memasukkan Sisa Pemangkasan ke Goni Goni untuk menampung sisa pemangkasan tergantung pada meja penjalinan di
sebelah kiri operator. Operator memasukkan sisa pemangkasan ke dalam goni dengan tangan kanan dan posisi miring ke samping kiri karena gerakan tangan
yang berlawanan dengan tempat goni sehingga jangkauan tangan operator 70 cm terlalu jauh dengan goni 100 cm. Elemen kegiatan ini dapat dilihat
pada Gambar 5.17.
Gambar 5.17. Elemen Kegiatan Memasukkan Sisa Pemangkasan
18. Melepaskan Lilitan Lusi Dari Paku Balok Bagian Atas Pada Meja Penjalinan Operator melepaskan lusi dari paku balok bagian atas setelah memasukkan
sisa pemangkasan ke dalam goni. Kegiatan ini dilakukan dalam posisi duduk dengan kaki yang ditekuk karena tinggi balok bagian atas 57 cm dari balok
bagian bawah tidak sesuai dengan dudukan operator yang terlalu rendah 15 cm. Elemen kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 5.18.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.18. Elemen Kegiatan Melepaskan Lilitan Lusi Dari Paku Balok Bagian Atas
19. Memasukkan Sisa dari Melepaskan Lusi Setelah operator melepaskan lusi dari balok bagian atas, operator kemudian
membuang sisa pelepasan tersebut ke dalam goni di sebelah kiri operator dengan tangan kiri. Elemen kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 5.19.
Gambar 5.19. Elemen Kegiatan Memasukkan Sisa dari Melepaskan Lusi
20. Melepaskan Hasil Penjalinan dari Meja Penjalinan Elemen kegiatan ini merupakan tahap akhir sebelum dilakukannya peletakan
hasil penjalinan. Operator melepaskan hasil jalinan dengan kedua tangan
Universitas Sumatera Utara
hingga keset terlepas dari paku pada balok bagian bawah. Elemen kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 5.20.
Gambar 5.20. Elemen Kegiatan Melepaskan Hasil Penjalinan dari Meja Penjalinan
21. Meletakkan Hasil Penjalinan Tahap akhir dari elemen kegiatan ini adalah melepaskan hasil penjalinan pada
sisi belakang operator, sehingga operator harus membalikkan tubuhnya sekitar 180
. Hal ini dilakukan dengan posisi duduk. Elemen kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 5.21.
Gambar 5.21. Elemen Kegiatan Meletakkan Hasil Penjalinan
Universitas Sumatera Utara
Untuk kondisi aktual area kerja operator bagian penjalinan dan tata letak komponen secara jelas dapat dilihat pada Gambar 5.22. dan Gambar 5.23.
Gambar 5.22. Kondisi Aktual Area Kerja Bagian Penjalinan
Simbol Keterangan
Stasiun Penjalinan
1 1
2 3
4 5
6
Meja Penjalinan Penumpukan Lusi
Penumpukan Babat yang sudah dipotong
Penumpukan Tali Babat Hasil Pintalan
Tempat Sampah Penumpukan Anyam
2 5
6
7
Penumpukan Hasil Penjalinan
1
3 4
7
Gambar 5.23. Tata Letak Komponen Stasiun Penjalinan
Berdasarkan elemen kegiatan aktual yang terdapat pada aktivitas penjalinan, maka dapat diketahui data waktu siklus pengerjaan penjalinan lusi,
anyam dan babat. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5.24. pada peta pekerja dan mesin.
Universitas Sumatera Utara
PETA PEKERJA DAN MESIN PEKERJAAN : MENJALIN
NAMA MESIN: PENJALINAN PETA : SEKARANG
OPERATOR WAKTU
detik
PENJALINAN WAKTU
detik O
P E
R A
S I
L A
M B
A N
G O
P E
R A
S I
L A
M B
A N
G
Mengambil tali babat 5
Menunggu 5
Mengatur posisi tali babat 5
Menunggu 5
Mengambil alat pemotong 2
Menunggu 2
Memotong tali babat 150
Menunggu 150
Mengarahkan Lusi ke sisi operator 2
Menunggu 2
Mengambil Lusi 2
Menunggu 2
Memlilitkan lusi ke paku balok bagian atas dan balok bagian bawah pada
meja penjalinan 90
Lusi dililitkan pada paku balok bagian atas
dan balok bagian bawah pada meja penjalinan
90
Mengarahkan Anyam ke sisi operator 2
Menunggu 2
Mengambil Anyam 2
Menunggu 2
Menjalin 40
Lusi dan anyam dijalin di meja penjalinan
40
Mengambil alat Perata 2
Menunggu 2
Meratakan 15
Lusi dan anyam diratakan di penjalinan
15
Menjalin lusi sebelah kiri dan kanan 40
Lusi sebelah kanan dan kiri dijalin di meja
penjalinan 40
Mengambil papan penyanggah 3
Menunggu 3
Mengarahkan babat ke sisi operator 10
Menunggu 10
Mengambil babat 30
Menunggu 30
Gambar 5.24. Peta Pekerja dan Mesin
Universitas Sumatera Utara
PETA PEKERJA DAN MESIN PEKERJAAN : MENJALIN
NAMA MESIN: PENJALINAN PETA : SEKARANG
OPERATOR WAKTU
detik
PENJALINAN WAKTU
detik O
P E
R A
S I
L A
M B
A N
G O
P E
R A
S I
L A
M B
A N
G
Mengisi babat 90
Anyaman di penjalinan
90 Mengambil alat perata
2 Menunggu
2 Meratakan anyaman baris pertama
15 Anyaman baris
pertama diratakan di penjalinan
15
Menjalin baris 1 kiri dan kanan lusi 40
Lusi bagian kiri dan kanan baris pertama
dijalin 40
Mengambil babat 30
Menunggu 30
Mengisi Babat 90
Anyaman di Penjalinan
90 Menjalin pada baris kedua
40 Babat, anyam dan lusi
pada baris kedua dijalin
40
Mengambil alat perata 2
Menunggu 2
Meratakan anyaman baris kedua 15
Anyaman pada baris kedua diratakan
15
Menjalin baris ke-2 kiri dan kanan lusi 40
Lusi sebelah kanan dan kiri pada baris
kedua dijalin di penjalinan
40
Mengambil alat pemangkas 2
Menunggu 2
Memangkas permukaan anyaman 45
Permukaan anyaman dipangkas di meja
penjalinan 45
Mengambil sisa pemangkasan 10
Menunggu 10
Memasukkan sisa pemangkasan ke goni
5 Menunggu
5
Gambar 5.24. Peta Pekerja dan Mesin Lanjutan
Universitas Sumatera Utara
PETA PEKERJA DAN MESIN PEKERJAAN : MENJALIN
NAMA MESIN: PENJALINAN PETA : SEKARANG
OPERATOR WAKTU
detik
PENJALINAN WAKTU
detik O
P E
R A
S I
L A
M B
A N
G O
P E
R A
S I
L A
M B
A N
G
Mengarahkan babat ke sisi operator 10
Menunggu 10
Mengambil babat 30
Menunggu 30
Mengisi Babat 90
Babat diisi di penjalinan
90
Menjalin pada baris ketiga 40
Lusi, anyam dan babat pada baris
ketiga dijalin di penjalinan
40
Mengambil alat perata 2
Menunggu 2
Meratakan jalinan pada baris ketiga 15
Anyaman diratakan di penjalinan
15
Menjalin baris ketiga kiri dan kanan lusi 40
Lusi sebelah kanan dan kiri pada baris
ketiga dijalin 40
Mengambil babat 30
Menunggu 30
Mengisi Babat 90
Babat diisi di penjalinan
90 Menjalin pada baris keempat
40 Lusi, anyam dan
babat dijalin pada baris keempat
40
Mengambil alat perata 2
Menunggu 2
Meratakan anyaman baris keempat 15
Anyaman diratakan pada baris keempat
15 Menjalin baris keempat kiri dan kanan
lusi 40
Lusi sebelah kanan dan kiri pada baris
keempat dijalin 40
Mengambil alat pemangkas 2
Menunggu 2
Memangkas permukaan anyaman 45
Permukaan anyaman dipangkas di meja
penjalinan 45
Gambar 5.24. Peta Pekerja dan Mesin Lanjutan
Universitas Sumatera Utara
PETA PEKERJA DAN MESIN PEKERJAAN : MENJALIN
NAMA MESIN: PENJALINAN PETA : SEKARANG
OPERATOR WAKTU
detik
PENJALINAN WAKTU
detik O
P E
R A
S I
L A
M B
A N
G O
P E
R A
S I
L A
M B
A N
G
Mengambil sisa pemangkasan 10
Menunggu 10
Memasukkan sisa pemangkasan ke goni
5 Menunggu
5 Melepaskan lusi dari paku balok
bagian atas meja penjalinan 90
Anyaman di penjalinan 90
Melepaskan papan penyanggah dan hasil penjalinan dari paku
balok bagian bawah 5
Papan penyanggah dan hasil penjalinan dilepaskan dari
paku balok bagian bawah 5
Meletakkan hasil jalinan 2
Menunggu 2
Total Waktu 1429
Total Waktu 1429
Waktu Produktif 1429
Waktu Produktif 1070
Produktif 100
Produktif 74,877
Delay -
Delay 25,123
Keterangan: =
Kegiatan yang saling berkaitan antara pekerja dan mesin =
Kegiatan yang tidak saling berkaitan antara pekerja dan mesin
=
Delay Gambar 5.24. Peta Pekerja dan Mesin
Lanjutan
Untuk data waktu yang dibutuhkan pada penjalinan sebuah keset kaki dari kedua operator dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Data Waktu Penjalinan Sebuah Keset Kaki
Operator Data Waktu Penjalinan Sebuah Keset Kaki
Rata- Rata
I II
III IV
V VI
VII VIII
IX X
A 24,5 23,2 23,9 24,4 23,6 23,8 23,7 23,2
23,7 23,0 23,7
B 24,1 24,1 24,0 24,5 23,7 23,9 23,0 23,4
23,7 23,6 23,8
Sumber : Hasil Pengukuran
Tabel 5.2. Rata-Rata Waktu Penjalinan Sebuah Keset Kaki
Operator Data Waktu Penjalinan Sebuah Keset Kaki menitkeset
Rata- Rata
I II
III IV
V VI
VII VIII
IX X
A 24,5
23,2 23,9
24,4 23,6
23,8 23,7 23,2 23,7 23,0
23,7 B
24,1 24,1
24,0 24,5
23,7 23,9
23,0 23,4 23,7 23,6 23,8
Rata-Rata 24,3
23,65 23,95 24,45 23,65 23,85 23,35 23,3 23,7 23,3 23,75
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Rata-rata WaktuKeset =
pengamatan n
x pekerja
jumlah Rata
- Rata
Waktu Total
=
75 ,
23 10
x 2
23,3 ....
24 23,7
24,3 =
+ +
+ +
MenitKeset Tabel 5.2. menunjukkan bahwa operator A dan operator B merupakan
pekerja normal dengan waktu rata-rata pengerjaan penjalinan sebuah keset kaki adalah 23,75 menit. Maka dari waktu normal yang diketahui dapat dicari waktu
standard dari penjalinan sebuah keset kaki dengan terlebih dahulu melakukan pengujian kecukupan dan keseragaman data sebagai berikut:
Tabel 5.3. Rata-Rata Waktu Penjalinan Sebuah Keset Kaki Selama 3 Hari Pengamatan
No. Pengamatan Hari I
menit Pengamatan Hari II
menit Pengamatan Hari III
menit
1.
24,5
23.3 24.3
2.
23,2
24.4 23.7
3.
23,9
24 23.8
4.
24,4
23.3 23.7
5.
23,6
23.8 23.9
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3. Rata-Rata Waktu Penjalinan Sebuah Keset Kaki Selama 3 Hari Pengamatan Lanjutan
No. Pengamatan Hari I
menit Pengamatan Hari II
menit Pengamatan Hari III
menit
6.
23,8
23.8 24
7.
23,7
24 23
8.
23,2
23.9 24.5
9.
23,7
24 24.3
10.
23,0
24 23.8
1. Uji Keseragaman Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan tingkat kepercayaan 95 dan tingkat ketelitian 5. Persamaan yang digunakan untuk menguji keseragaman
data adalah :
σ
2 +
= X BKA
σ
2 −
= X BKB
Jika X
min
BKB dan X
max
BKA maka data seragam. Jika X
min
BKB dan X
max
BKA maka data tidak seragam.
n X
n X
X X
n n
∑
= +
+ +
= Χ
....
2 1
Dimana: n = Banyaknya pengamatan
n
X Σ
= Jumlah pengamatan ke n dari i = 1 hingga j = 30 X = Nilai rata-rata
menit 82
., 23
30 5
, 714
30 8
. 23
... 9
. 23
2 .
23 5
. 24
= =
+ +
+ +
= Χ
1
1 2
− −
= =
∑
=
n X
X SD
n i
i
σ
Universitas Sumatera Utara
Nilai standar deviasi untuk waktu pengerjaan penjalinan sebuah keset kaki adalah :
4153 ,
2 1
30 8
. 23
6 .
23 ...
82 .
23 2
. 23
82 .
23 5
. 24
2 2
2
= −
− +
− +
− =
= σ
SD
σ
x
= =
n σ
0,239 BKA
= 23,82 + 2 x 0,239 = 24,5
BKB = 23,82 - 2 x 0,239
= 17,534 Hasil dari uji keseragaman data untuk waktu pengerjaan penjalinan sebuah
keset kaki dapat dilihat pada Gambar 5.25.
Gambar 5.25. Peta Kontrol Waktu Penjalinan Sebuah Keset Kaki
Gambar 5.25. menunjukkan bahwa data seragam.
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data diuji dengan tingkat ketelitian 5 dan tingkat kepercayaan 95 digunakan persamaan :
1.
2
1 2
1 1
2
40
−
=
∑ ∑
∑
= =
= n
i i
n i
i n
i i
X X
X
N N
Keterangan: N
= Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan dari hasil perhitungan N = Pengamatan pendahuluan
Jika N
I
N, maka data pengamatan cukup Jika N
I
N, maka data pengamatan kurang dan perlu tambahan data.
Perhitungan untuk kecukupan waktu penjalinan sebuah keset kaki adalah:
menit Xi
5 ,
714 8
, 23
.... 2
, 23
7 ,
23 8
, 23
6 ,
23 4
, 24
9 ,
23 2
, 23
5 ,
24 =
+ +
+ +
+ +
+ +
+ =
∑
01 ,
17022 8
, 23
.. ..........
9 ,
23 2
, 23
5 ,
24
2 2
2 2
= +
+ +
+ =
∑ Xi 25
, 510510
5 ,
714
2 2
= =
∑ X
47 .
5 ,
714 25
, 510510
01 ,
17022 30
40
2
=
−
= N
Hasil pengolahan data yang dilakukan didapat N 0.47 30, maka dapat disimpulkan data yang diperoleh sudah cukup. Peneliti memberikan nilai
allowance kepada operator sebagai berikut:
N
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4. Allowance Operator
Allowance 1. Tenaga yang dikeluarkan
6 2. Sikap kerja Bekerja Duduk, ringan
1 3. Gerakan kerja Normal
4. Kelelahan mata Pandangan yang terputus-putus 2
5. Keadaan temperatur tempat kerja Normal 6. Keadaan atmosfer Ruang yang berventilasi baik
7. Keadaan lingkungan Siklus kerja berulang-ulang antara 0-5 detik 1
8. Kebutuhan pribadi 4
Total 14
Maka waktu standar yang dibutuhkan untuk pengerjaan penjalinan sebuah keset kaki adalah:
100 100
tan Allowance
x Normal
Waktu dard
S Waktu
− =
62 ,
27 14
100 100
75 ,
23 tan
= −
= x
dard S
Waktu menit
5.2. Data Keluhan Muskuloskeletal