BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Mavridis 2004 melakukan penelitian berjudul “The Intellectual Capital Performance of The Japanese Banking Sector.” Penelitian dilakukan dengan
menggunakan VAIC™ sebagai instrumen untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan pada sektor perbankan di Jepang. Dalam penelitian ini,
Mavridis menggunakan VAIC™ untuk melakukan perangkingan terhadap 141 bank yang terdiri dari: city banks 9 bank, regional banks 64 bank, members of
the second association of regional banks 57 bank, trust banks 8 bank, dan long-term credit banks 3 bank. Hasil perhitungan dengan menggunakan VAIC™
kemudian disebut sebagai Business Performance Indicator BPI. Dalam konteks ini, kinerja bank dikelompokkan dalam 4 empat kategori, yaitu:
a. “Top ten performers” BPI-1 mencakup 10 bank dengan nilai BPI 2,02
sampai dengan 7,48. b.
“Good performers” BPI-2 mencakup 91 bank dengan nilai BPI antara 1,04 sampai dengan 1,97.
c. “Common performers” BPI-3 mencakup 21 bank dengan nilai BPI antara
0,03 sampai dengan 0,97. d.
“Bad performers” BPI-4 mencakup 18 bank dengan nilai BPI negatif antara -20,13 sampai dengan -28,47.
Universitas Sumatera Utara
Kamath 2007 melakukan penelitian berjudul “The Intellectual Capital Performance of Indian Banking Sector.” Penelitian tersebut membuktikan bahwa
VAIC™ dapat dijadikan sebagai instrumen untuk melakukan pemeringkatan terhadap sektor perbankan di India berdasarkan kinerja intellectual capital-nya.
Penelitian menggunakan data 98 bank di India yang terdiri dari: 8 State Bank of India and Associates, 19 Nationalized banks, 41 Foreign banks, dan 30 Private
sector domestic banks. Penelitian tersebut mengelompokkan kinerja bank berdasarkan intellectual capital ke dalam 4 empat kategori, perbedaannya
terletak pada nilai VAIC™ yang dijadikan dasar untuk mengelompokkan bank,
yaitu:
a. “Top performers” – untuk bank dengan nilai VAIC™ di atas 5;
b. “Good performers” – untuk bank dengan nilai VAIC™ antara 4 dan 5;
c. “Common performers” – untuk bank dengan nilai VAIC™ antara 2,5 dan 4;
dan d.
“Bad performers” – untuk bank dengan nilai VAIC™ di bawah 2,5.
Ulum 2008 melakukan penelitian berjudul “Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di Indonesia.” Penelitian tersebut mengestimasi
dan menganalisis Value Added Intellectual Coefficient VAIC™ dalam pengukuran kinerja yang berbasis pada nilai atas perusahaan yang terdaftar di BEI
24 bank selama tiga tahun, yaitu 2004 – 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2004 dan 2006, secara umum kinerja perusahaan perbankan
Indonesia masuk dalam kategori good performers dengan skor VAIC 2,07.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan pada tahun 2005 kinerja perbankan turun menjadi common performers dengan skor VAIC 1,95.
B. Pengertian Intellectual Capital