29
ditambahkan dalam
pasta gigi
adalah Sodium
benzoate, Methylparaben, dan Etihylparaben Storehagen, 2003.
2.3.3 Jenis-jenis Pasta Gigi
Pada masa lampau, pasta gigi yang digunakan bersamaan dengan sikat gigi hanya bersifat sebagai alat kosmetik. Sesuai dengan perkembangan zaman banyak
pasta gigi mempunyai efek untuk merawat penyakit mulut dan mencegah karies gigi, sehingga sukar dibedakan dengan jelas antara pasta gigi yang berefek
kosmetik dan yang berefek terapi. Ada bebarapa jenis pasta gigi yaitu pasta gigi anti karies, pasta gigi anti
plak, pasta gigi pemutih dan pasta gigi herbal : 1.
Pasta gigi anti karies Pasta gigi yang beredar dipasaran umumnya mengandung fluor dalam
bentuk Natrium fluoride NaF, Stanium Fluoride SnF dan Sodium monofluorofosfat NaMNF. Pasta gigi fluoride efektif dalam mencegah
dan mengendalikan karies gigi. Fluor dapat menghambat demineralisasi enamel dan meningkatkan remineralisasi. Fluor sangat berperan penting
terhadap peningkatan kesehatan gigi. Contoh pasta gigi anti karies adalah Colgate, Pepsodent dan Fluordine.
2. Pasta gigi anti plak
Selama dua dekade terakhir, banyak pasta gigi telah diformulasikan mengandung senyawa antimikroba untuk mencegah atau mengurangi
plak, kalkulus dan karies gigi. Salah satu senyawa tersebut adalah triklosan. Triklosan 2,4 trikloro-2’-hidroksi difenil eter adalah suatu
antimikroba dengan spectrum luas dengan minimal inhibitory
Universitas Sumatera Utara
30
concentration atau konsentrasi penghambat minimal terhadap banyak bakteri oral kurang dari 10 µgg terhadap kebanyakan bakteri yang
membentuk plak. Anti mikroba ini terabsorbsi ke permukaan oral tetapi tidak menimbulkan stein. Contoh merek dagangnya adalah Antiplague,
AP-24 3.
Pasta gigi pemutih Pasta gigi untuk pemutih meliputi enzim, peroksida, surfaktan, sitrat,
pirofosfat dan hexametaphosphate. Contoh merek dagangnya adalah Diamond, dan Opale.
4. Pasta gigi anti hipersensitivitas
Hipersensitivitas dentin merupakan suatu kondisi dari gigi yang sakit, berupa rasa sakit yang singkat dan tajam, diakibatkan dentin yang
tersingkap dalam menerima stimulus yang berasal dari luar. Jenis bahan desensitisasi yang digunakan dalam pasta gigi adalah Potassium citrate
dan Stronsium chloride. Contoh merek daangnya adalah Colgate Sensitive, Sensodyne dan Sensodyne-F.
5. Pasta gigi herbal
Pasta gigi herbal merupakan pasta gigi yang mengandung bahan-bahan alami pilihan. Penelitian klinis tentang pasta gigi yang mengandung
herbal telah banyak dilakukan oleh para ahli Panjaitan, 1997. Menurut kegunaannya, pasta gigi dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu:
1. Fungsi kosmetik. Pasta gigi kosmetik ini tidak mengandung bahan obat-
obatan. Efek penggunaan pasta gigi yang bersifat kosmetik ini adalah untuk membersihkan dan mengkilatkan gigi dengan menyingkirkan
Universitas Sumatera Utara
31
materi alba, plak, sisa-sisa makanan dan memberikan kesegaran pada nafas.
2. Fungsi kosmetik terapeutik. Penggunaan pasta gigi ini adalah untuk
memelihara secara cermat dan menghilangkan plak gigi secara fisis- mekanis. Efek dari pasta gigi ini adalah sebagai bahan terapi untuk
mencegah karies, kalkulus dan menghambat penyakit gingiva. 3.
Fungsi terapeutik. Pasta gigi ini mengandung obat-obatan. Fungsi pasta gigi ini adalah membawa oabat-obatan ke permukaan gigi atau ke
sekitar pasta gigi, misalnya: plak, saliva, dan jaringan mukosa. Efek pasta gigi secara klinis dapat mengurangi plak, kalkulus, karies, dan
penyakit gingival, akan tetapi pasta gigi akan berfungsi atau dapat memberikan efek jika obat-obatan tersebut bereaksi secara kimiawi atau
secara farmakologi dengan hidroxil apatit. Efek pasta gigi juga tergantung pada ketepatan prosedur atau cara menyikat gigi. Pasta gigi
terapeutik ini dibagi lagi dalam dua kelompok, yaitu pasta gigi terapeutik yang tidak mengandung fluor dan pasta gigi terapeutik yang
mengandung fluor Houwink, 1993. Pasta gigi terapeutik ini dibagi dalam dua kelompok yaitu :
1. Pasta gigi terapeutik yang tidak mengandung fluor
Ada beberapa macam pasta gigi yang termasuk ke dalam pasta gigi terapeutik yang tidak mengandung fluor, yaitu :
a. Pasta gigi yang mengandung ammonium,
b. Pasta gigi yang mengandung klorofil,
c. Pasta gigi yang mengandung antibiotika,
Universitas Sumatera Utara
32
d. Pasta gigi yang mengandung antienzim,
e. Pasta gigi yang mengandung oksidator,
f. Pasta gigi yang mengandun enzim proteolitik.
Pada pasta gigi yang diatas digunakan untuk perawatan penyakit periodontal.
2. Pasta gigi terapeutik yang mengandung fluor
Menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluor merupakan salah satu cara penggunaan fluor secara topikal untuk gigi yang sudah
erupsi. Penggunaan fluor sebagai bahan topikal telah dilakukan sejak lama dan telah terbukti menghambat pembentukan asam dan
pertumbuhan mikroorganisme sehingga menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam mempertahankan permukaan gigi dari proses karies.
Konsentrasi fluor dalam pasta gigi adalah 1000 ppm1 miligram fluor dalam 1 gram pasta gigi yang mengandung fluor. Dengan pasta gigi
yang mengandung fluor dapat diharapkan menghambat karies sebesar 15-30.
a. Pasta gigi yang mengandung sodium fluoride, merupakan
campuran pertama fluorida yang digunakan dalam formulasi pasta gigi dipakai juga sebagai bahan topikasl aplikasi fluor. Melalui
penelitian terhadap pasta gigi yang mengandung 0,22 sodim fluorida diketahui bahwa kandungan ini tidak efektif dalam
menurunkan insiden karies karena bahan ini tidak dapat bercampur sempurna dalam formulasi pasta gigi denggan kalsium
Universitas Sumatera Utara
33
sebagai bahan abrasif karena dapat membentuk kalsium fluoride yang tidak dapat terlarut.
b. Pasta gigi yang mengandung stannous fluoride, pasta gigi yang
mengandung 0,4 stannous fluorida dan kalsium pirofosfat sebagai bahan pembersih dan pengkilat merupakan pasta gigi
yang telah dikenal luas, di mana kalsium pirofosfat ini dipilih karena merupakan bahan abrasif yang cukup baik dan dapat
dikombinasikan dengan stannous fluorida. Bahan ini efektif dalam menurunkan insiden permukaan karies baru pada anak-
anak, digunakan pula dalam pasta gigi profilaksis, topikal aplikasi dan fluoridasi air minum. Sayangnya pemakaian yang lama dapat
memberikan warna pada gigi. c.
Pasta gigi yang mengandung sodium monofluorofosfat, dikenal dalam
pasta gigi
yang mengandung
0,76 sodium
monofluorofosfat dan dikalsium fosfat sebagai bahan pembersih dan pengkilat. Bahan sodium monofluorofosfat ini sangat efektif
pada pasta gigi sensitif, terutama pada orang dewasa yang telah lama menggosok gigi dengan cara salah, efektif untuk
mengurangi rasa sensitif pada leher gigi yang terbuka, dan efektif pada gingival yang sensitif.
d. Pasta gigi yang mengandung amino fluorida. Organik fluorida
terutama amino fluorida mempunyai kemampuan mengurangi pembentukan karies gigi. Laporan secara in vitro telah
menunjukkan bahwa absorbsi fluorida oleh enamel dan resisten
Universitas Sumatera Utara
34
enamel terhadap dekalsifikasi oleh asam yang terdapat dalam mulut lebih besar pada oranik fluorida. Amino fluorida mungkin
mempunyai efek inhibisi langsung terhadap enzim-enzim yang dihasilkan oleh bakteri-bakteri pada plak, akibatnya terjadi
penurunan inflamasi gingival. Konsentrasi amino fluorida yang rendah dapat mengurangi pembentukan ekstraseluler polisakarida
dan pembentukan plak. Penelitian-penelitian ini menunjukkan bahwa amino fluorida berguna untuk memperbaiki kesehatan
gingival, mengurangi pembentukan karies gigi serta dapat juga menghalangi metabolisme enzim bakteri dan efektif pada
permukaan enamel Panjaitan, 1997.
2.4 Peran Fluorida Pada Gigi