11
2.2.1 Sifat-sifat fluor
Ion fluor dalam penggolongan secara kimiawi termasuk dalam golongan halogen Golongan 2A. Persenyawaan kimia dalam bentuk fluor paling banyak
terdapat sebagai fluorspar CaF2, fluorapatit Ca
10
F
2
PO
4 6
F
2
, atau cryolite. Fluor merupakan unsur yang menunjukkan semua bentuk elemen ionized,
ionizable, atau nonionizable yang artinya adalah suatu unsur kimia yang sangat elektronegatif dibandingkan unsur kimia yang lain. Dengan unsur yang kecil,
afinitas elektron yang tinggi dan ikatan dengan unsur lainnya yang lemah menyebabkan fluor mempunyai reaktifitas yang kuat dengan elemen jenis lain
Fejerskov dkk, 1996. Beberapa ion fluor larut dalam air, akan tetapi fluor yang berikatan dengan
lithium,, alumunium, stronikum, barium, magnesium, kalsium, dan manganese hanya sedikit yang larut. Campuran kovalen biasanya ditemukan dalam bentuk
non-metal, seperti silicone tetra fluoride dan sulfur heksa fluoride Fejerskov dkk,1996.
Fluor merupakan suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang F dan nomor atom 19. Namanya berasal dari bahasa Latin fluere, berarti
„mengalir‟. Fluor F adalah gas halogen beracun univalen berwarna kuning-hijau pucat, memiliki titik lebur rendah, mudah dibentuk dengan senyawa lain bahkan
dengan gas mulia, memiliki sifat kimia yang paling reaktif dan elektronegatif dari unsur lain yang menyebabkan kaca, logam bahkan air serta zat lain akan terbakar
dan menyala terang saat direaksikan, memiliki titik lebur pada suhu -219,6 C, dan
titik didih -188 C. Dalam bentuk murninya, fluor sangat berbahaya yang dapat
Universitas Sumatera Utara
12
menyebabkan pembakaran kimia parah begitu berhubungan dengan kulit Halogen Group, 2009.
2.2.2 Sumber Pencemaran Fluor
Fluor di alam dapat ditemukan di tanah, di air maupun di udara, selain juga ditemukan pada tanaman. Fluor merupakan elemen yang paling elektronegatif dan
semua elemen kimia, maka secara alamiah tidak pernah dijumpai dalam bentuk elemen tersendri. Kombinasi secara kimiawi dalam bentuk fluorida, fluor adalah
urutan ke 17 dari susunan elemen, dan keberadaannya merupakan 0.06-0.09 dari permukaannya tanah. Di daerah pegunungan, kandungan fluor dalam tanah relatif
rendah. Fluor sebagai unsur kimia halogen dalam tabel periodik yang paling reaktif
sehingga jarang ditemukan dalam keadaan bebas. Fluor sama seperti unsur halogen lainnya yaitu klor, yodium dan brom didapat dalam bentuk “Binary
Compound” yang disebut fluorida. Sumber utama dari fluorida adalah air, terutama air dari sumur-sumur yang dalam. Fluor ditemukan berikatan dengan
senyawa lain didalam tanah sebagai fluorspar calcium, fluoride, cryolite sodium aluminium fluoride, dan lain-lain mineral seperti fluorapatite, fluorphospat dan
fluorsilikat Panjaitan, 1995. Semua air mengandung fluor dalam konsentrasi yang berbeda-beda. Air laut
mempunyai kandungan fluor dengan konsentrasi 0,814 mgliter. Kadar fluor dalam air yang berasal dari danau, sungai atau sumur buatan adalah dibawah 0,5
mgliter. Adanya perbedaan kadar fluor yang bervariasi tersebut, kelihatannya sebagai akibat perbedaan keadaan hidrogeologis setempat WHO, 1994.
Universitas Sumatera Utara
13
Fluorida ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan dan jaringan tubuh. Pada tahun 1802 telah ditemukan pertama kali tentang adanya fluorida dalam jaringan
tubuh binatang, dimana menunjukkan adanya fluorida dalam fosil gigi gajah. Selain terdapat dalam gigi, fluorida juga dijumpai dalam tulang. Oleh karena
unsur halogen mempunyai afinitas yang tinggi terhadap kalsium fluorida dalam makanan biasanya diukur dalam mgr dan ukuran ini hampir sama dengan ukuran
fluorida dalam air yaitu ppm 1 mg fluoride dalam 1 liter air. Kebutuhan fluorida per hari yang berasal dari makanan adalah sebesar 0,2–0,6 mgr Panjaitan, 1995.
Daging, buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian mengandung sedikit sekali fluorida. Makanan laut seperti ikan banyak mengandung fluorida, terutama
ikan bertulang halus seperti sardencis, ikan salem dan lain-lain. Teh dan ikan adalah sumber lain yang mengandung fluor dalam jumlah
yang bermakna. Daun teh yang kering mengandung 75–100 ppm. Daging ikan mengandung fluor sekitar 1 ppm, sedangkan kulit dan tulang ikan mengandung
lebih dari itu. Jumlah fluorida dalam ikan segar adalah sebesar 7–12 ppm, jika kandungan fluor dalam air rendah, anda dapat menambah fluor melalui makanan
Besford J, 1996. Polusi fluor pada lingkungan dapat terjadi akibat fluor yang berasal dari
pertambangan, pembuangan industri, pembakaran batu bara, pupuk dan pestisida yang tidak disertai perlindunan. Sumber utama polusi adalah industri dan
pertambangan. Sebagai contoh, sembilan puluh persen sampel udara yang diambil dari sebuat kota di Republik Federasi Jerman pada tahun 1965, mengandung fluor
0,5 – 3,8 mgm
3
. Banyak masalah yang muncul pada daerah pertambangan phosphate dan fluorospar, bilamana debu yang kaya akan fluor tertiup angin akan
Universitas Sumatera Utara
14
menempel pada tanaman, dan selanjutnya dapat memasuki rantai makanan WHO, 1994.
2.2.3 Kegunaan Fluor