Latar Belakang Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Pasien Rawat Inap Pengguna Metamfetamin (Shabu) di RSKO Jakarta Tahun 2013

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Psikotropika

Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya NAPZA di kalangan masyarakat menjadi masalah besar saat ini. Penggunaan narkotika pun tidak hanya di kalangan remaja namun banyak juga disalahgunakan oleh kalangan dewasa. Survei menunjukkan kelompok penyalahgunaan NAPZA dari berbagai macam kalangan seperti, dari usia muda hingga dewasa, berpendidikan tinggi, hingga seseorang dengan kemampuan ekonomi yang baik. 4 Berdasarkan survei di Amerika Serikat tahun 2000 menunjukkan 3 di antara 100 penduduk menggunakan NAPZA dalam setahun terakhir NIDA, 2002. Survei di Indonesia tahun 2005 menunjukkan 0,8 penduduk usia 10-60 tahun menggunakan narkoba dalam setahun terakhir BNN PPKUI, 2005. 4 Untuk mencegah semakin luasnya penyalahgunaan NAPZA perlu upaya dari berbagai kalangan dan peran serta masyarakat secara aktif dalam mengurangi penyalahgunaan NAPZA. 5 Psikotropika adalah suatu zat atau obat alamiah maupun sintetis bukan narkotika, berkhasiat psikoaktif yang berpengaruh secara selektif pada susunan saraf pusat, menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika biasanya diproduksi oleh pabrik obat yang telah memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku. Psikotropika terdiri dari 4 golongan, yaitu: a. Psikotropika golongan I adalah psikotropika hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan tetapi tidak digunakan dalam terapi, dan mempunyai potensi sangat kuat menyebabkan ketergantungan. 5 b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat dalam pengobatan, dapat digunakan dalam terapi dan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat menyebabkan ketergantungan. c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat dalam pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang menyebabkan ketergantungan. d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan menyebabkan ketergantungan. 6,7,8 Selain itu, dilihat dari pengaruh penggunaannya terhadap sususan saraf pusat, Psikotropika dikelompokkan menjadi : a. Depresan : bekerja mengurangi aktifitas susunan saraf pusat Psikotropika Golongan IV , contohnya antara lain : SedatinPil BK, Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrak MX. b. Stimulan : bekerja mengaktifkan kerja susunan saraf pusat, contohnya Metamfetamin, MDMA, N-etil MDA MMDA. Ketiganya terdapat dalam kandungan ekstasi. c. Hallusinogen : bekerja menimbulkan perasaan halusinasi, contohnya psylocibine, micraline. 9 Namun, akhir akhir ini penggunaan dari psikotropika, khususnya shabu sudah banyak yang disalahgunakan dengan dosis yang tidak sesuai. Metamfetamin Shabu merupakan psikotropika golongan I.

2.2 Metamfetamin

Metamfetamin Shabu merupakan stimulus sistem saraf pusat mengandung metamfetamin yang merupakan turunan amfetamin.