Farmakokinetik Metamfetamin Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Pasien Rawat Inap Pengguna Metamfetamin (Shabu) di RSKO Jakarta Tahun 2013

12

2.5 Pengaruh Metamfetamin Terhadap Otak

Terdapat 3 mekanisme utama yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak, yaitu : 1. Terjadi perubahan neurotransmitter secara akut yang disebabkan intoksikasi secara berulang. Transporter seluler menjadi rusak dan reseptornya terganggu. Perubahan biokimia reversibel setelah proses detoksifikasi selama beberapa minggu hingga bulan. 2. Perubahan pada lobus frontal dan nukleus akumbens. 3. Kematian fungsi sel otak. Nukleus akumbens juga mengalami kerusakan akibat penggunaan metamfetamin. Kerusakan nukleus akumbens akibat stimulasi yang berlebihan menyebabkan hancurnya reseptor dopamin dan serotonin. Kehilangan neurotransmisi pada pusat emosional menyebabkan kecemasan, depresi. 17

2.6 Kecemasan Ansietas

Kecemasan dalam bahasa I nggris “anxiety” yang berasal dari bahasa Latin “angustus” yang berarti kaku dan “ango,anci” yang berarti mencekik. 18 Ansietas adalah rasa takut yang timbul akibat antisipasi terhadap bahaya, yang dapat bersifat internal maupun eksternal. 19 Cemas merupakan suatu hal yang normal dialami oleh setiap manusia, seperti cemas saat akan menghadapi ujian. Namun, kita harus dapat membedakan perasaan cemas akibat suatu situasi tertentu yang berbahaya dengan cemas yang merupakan suatu gangguan. Cemas dapat menjadi suatu gangguan jika berlebihan dan dirasakan selama 6- 13 bulan. Gangguan kecemasan juga ditandai dengan perasaan cemas dan tegang yang berlebihan. Seseorang dapat didiagnosis mengalami gangguan kecemasan apabila kecemasan yang berlebihan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan akan hilang jika ia melakukan apa yang diinginkan. Mereka dengan kecemasan yang berlebihan merasa tidak tenang, mudah terkejut, sulit tidur dan sulit berkonsentrasi. Gangguan ini biasanya dialami dari masa dewasa namun tidak jarang terjadi dari masa kanak-kanak. Perempuan cenderung lebih sering mengalami kecemasan dibanding laki-laki. 20 13 Berbagai macam gejala dapat dialami oleh seseorang yang mengalami kecemasan, seperti gejala psikologi atau gejala fisik. Gejala secara psikologi yang dialami yaitu : Perasaan antisipasi yang berlebihan Sulit untuk berkonsentrasi Mengalami kewaspadaan yang tinggi Susah tidur Gejala secara fisik yang dialami yaitu : Sesak nyeri dada jantung berdebar Mual Pernafasan cepat Nafsu makan hilang Sakit kepala pusing pingsan Ketegangan otot Berkeringat Susah menahan BAK Panik 21 Seseorang dengan cemas berlebihan masih dapat bersosialisasi dan dapat melakukan pekerjaan sehari hari dengan baik. Mereka juga tidak menghindari situasi tertentu akibat kecemasan berlebihan yang dialaminya. Namun, akan mengalami kesulitan melakukan kegiatan sehari hari jika kecemasan yang berlebihan semakin parah. Kecemasan dibagi dalam beberapa tingkatan yaitu : a. Kecemasan ringan : perasaan yang dialami sehari-hari yang dapat menjadikan seseorang waspada b. Kecemasan sedang : perasaan yang menjadikan seseorang fokus pada suatu hal yang penting. 14 c. Kecemasan berat : perasaan dimana seseorang lebih memfokuskan pada suatu hal yang sangat detail. 22 Biasanya kecemasan ini timbul setelah stres periode panjang. Beberapa orang tampaknya memiliki kecenderungan genetik terhadap kecemasan. Kecemasan juga dapat ditimbulkan oleh hipertiroid. Penggunaan NAPZA, khususnya metamfetamin juga dapat memicu episode kecemasan. 21 Gangguan kecemasan dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti : a. Genetik b. Biokimia, terjadi defisiensi serotonin di otak c. Tempramen, seseorang yang mudah marah dapat mengalami gangguan kecemasan d. Stres 20 Beberapa orang mengalami banyak efek fisik dari kecemasan seperti pernapasan cepat, dalam, disebut hiperventilasi. Hiperventilasi dapat memicu serangan panik, episode kecemasan yang parah dan tiba-tiba yang dapat membuat orang merasa seperti mengalami serangan jantung atau kondisi serupa.