Psikotropika Metamfetamin Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Pasien Rawat Inap Pengguna Metamfetamin (Shabu) di RSKO Jakarta Tahun 2013

7 Gambar 2.2 Bong alat untuk mengkonsumsi shabu Sumber : http:komhukum.comapt-artikel68polisi-narkoba.jpg Penggunaan metamfetamin berkaitan dengan masalah kesehatan seperti masalah pada kardiovaskular dan perilaku beresiko HIV. Penggunaan metamfetamin pada ibu hamil dapat mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan intrauterin, kelahiran prematur, dan dapat timbulnya resiko yang merugikan pada anak yang terpajan obat. 11 Efek yang ditimbulkan dalam penggunaan shabu secara psikologis bermacam macam seperti rasa takut yang berlebihan, mudah tersinggung, merasa lebih tenang, dan menjadi cemas yang berlebihan. Dalam jangka panjang, penyalahgunaan shabu dapat berakibat menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat, mengakibatkan depresi dan kelemahan, gangguan pada jantung. Dapat juga mengakibatkan timbulnya gejala psikotik seperti paranoid, kebingungan, halusinasi auditori dan visual, perilaku kekerasan. Metamfetamin hampir sama dengan amfetamin, mempunyai efek yang terlihat secara fisik yaitu badanfisik merasa lebih kuat dan energik meningkatkan stamina, hiperaktif, rasa percaya diri meningkat, nafsu makan 8 menurun, badan kurus, sulit tidur, tekanan darah meningkat dan mengalami gangguan interaksi sosial dan pekerjaan. 12 Tabel 2.1 Beberapa Efek Metamfetamin dalam Waktu yang Cepat dan Lama Efek Jangka Panjang Efek Jangka Pendek Adiksi Meningkatkan perhatian dan mengurangi rasa lelah Psikosis termasuk paranoid, halusinasi, aktivitas motorik yang berulang, Peningkatan aktivitas dan susah tidur Perubahan struktur dan fungsi otak Nafsu makan menurun Memory loss Euphoria dan tergesa-gesa Perilaku agresif Peningkatan respirasi Gangguan mood Denyut jantung tidak teratur Masalah pada gigi yang berat Hipertermia Berat badan turun Sumber : NIDA RESEARCH REPORT SERIES. METHAMPHETAMIN Abuse and Addiction 9 Tabel 2.2 Efek Samping Penggunaan Metamfetamin AKUT KRONIK Anoreksia Komplikasi kardiovaskular : kardiomiopati, infark miokard, stroke Kecemasan Kematian Hipertensi Gejala dan tanda dermatologi : abses, lesi pada kulit Hipertermia Insomnia Infark miokard Gejala neurologi : kebingungan, memory loss , gerakan motorik yang lambat, gangguan verbal Paranoid Psikosis Gagal ginjal Rhabdomiolisis Kejang Tanda pada mulut : kerusakan pada gigi Infeksi menular seksual Stroke Gejala psikiatrik : cemas, depresi, paranoid, psikosis, keinginan bunuh diri Takikardia Takipnue Trauma Sumber : Derlet RW, Rice P, Horowitz BZ, Lord RV. Amphetamine toxicity: experience with 127 cases. J Emerg Med 1989;7:157-61. Metamfetamin bisa dikonsumsi dalam dosis rendah maupun dosis tinggi. Jika dikonsumsi dalam dosis rendah, metamfetamin akan menimbulkan masalah pada kardiovaskular seperti aritmia, hipertensi, takikardi dan efek stimulan. Jika dikonsumsi dalam dosis tinggi, metamfetamin menimbulkan demam dan berkeringat, aritmia, tremor, pusing dan sakit kepala. 10

2.3 Farmakokinetik Metamfetamin

Metamfetamin merupakan turunan dari amfetamin yang mempunyai sifat kimia yang sama. Amfetamin dapat memberikan efek baik secara langsung atau tidak langsung terhadap sistem saraf dengan melepaskan biogenik amin. Efek amfetamin dan efek anoretik yang dapat menimbulkan kewaspadaan, di 10 perkirakan hasil dari pelepasan norepinefrin dari neuron noradrenergik sentral. Konsentrasi amfetamin di neurotransmitter di dalam sinaps meningkat karena amfetamin menghalangi re-uptake dari katekolamin oleh neuron presinap dan menginhibisi aktivitas monoamin oksidase. Pada pengguna dengan dosis kecil 5-15mg akan mempengaruhi susunan saraf pusat dengan gejala: - Meningkatkan kewaspadaan - Meningkatkan aktivitas lokomotor - Meningkatkan mood - Menurunkan nafsu makan - Euforia 13 Metamfetamin bekerja melepaskan dopamin dan biogenik amin lainnya secara sentral. Metamfetamin juga bekerja untuk menghambat transporter monoamine neuronal dan vesikular dan monoamin oksidase. Dosis kecil mempunyai efek stimulan sentral yang menonjol tanpa kerja perifer yang signifikan, dosis yang agak besar menyebabkan kenaikan tekanan darah sistolik dan diastolik yang terus menerus, terutama karena stimulasi jantung dan peningkatan curah jantung akibat venokontriksi. Efek yang menonjol adalah terhadap kerja jantung. Katekolamin mempengaruhi sensitivitas miokardium pada stimulus ektopik, karena itu akan menambah resiko dari aritmia jantung yang fatal. 14 Metabolisme terbesar metamfetamin didalam hati melalui : a. N-demethylation untuk memproduksi amfetamin yang dikatalisis oleh sitokrom P450 2D6 b. Hidroksilasi aromatik melalui sitokrom P450 2D6 memproduksi terutama 4-hydroxymethamphetamine c. β-hidroksilasi untuk memproduksi norephedrine 11 Tabel 2.3 Farmakokinetik Klinis Metamfetamin Route Dose T max minutes T 12 hour Time to peak effect Intravenous 30 mg 6 +_ 11b 9.1 +_ 0.8 8 –16 15 minutes Smoking 30 mg 150 +_ 30 12 +_ 1 8 –17 18 +_ 2 minutes Oral l30 mg 216 180 –300 9.1 3 –17 180 minutes Intra- nasal 50 mg 169 +_8 11 +_1 _15 minutes Sumber : Christopher C. Cruickshank Kyle R. Dyer. A review of the clinical pharmacology of methamphetamine Sekitar 70 dari dosis metamfetamin diekskresikan dalam urin dalam waktu 24 jam: 30-50 sebagai methamphetamine, 15 sebagai 4- hydroxymethamphetamine dan 10 sebagai amfetamin. Metamfetamin dengan dosis 10 mg yang diberikan secara intravena dapat terdeteksi didalam plasma selama 36-48 jam. Sementara jika diberikan dosis 30 mg selama 2 menit akan mencapai konsentrasi puncak pada plasma sekitar 110 mg. Efek yang timbul pada kardiovaskuler akan muncul dalam waktu 2 menit. Penggunaan metamfetamin secara inhalasi memiliki bioavailabilitas sekitar 67-90. 15

2.4 Farmakodinamik Metamfetamin

Efek farmakodinamik metamfetamin sama dengan amfetamin, namun terdapat perbedaan pada efek sentral dan perifer. Dosis kecil dapat menimbulkan efek perangsangan sentral yang nyata dan tidak menimbulkan efek perifer. Jika penggunaan dengan dosis besar meningkatkan tekanan sistolik dan diastolik akibat stimulasi jantung. Konstriksi vena meningkatkan alir balik vena, bersama stimulasi jantung meningkatkan curah jantung. 16 12

2.5 Pengaruh Metamfetamin Terhadap Otak

Terdapat 3 mekanisme utama yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak, yaitu : 1. Terjadi perubahan neurotransmitter secara akut yang disebabkan intoksikasi secara berulang. Transporter seluler menjadi rusak dan reseptornya terganggu. Perubahan biokimia reversibel setelah proses detoksifikasi selama beberapa minggu hingga bulan. 2. Perubahan pada lobus frontal dan nukleus akumbens. 3. Kematian fungsi sel otak. Nukleus akumbens juga mengalami kerusakan akibat penggunaan metamfetamin. Kerusakan nukleus akumbens akibat stimulasi yang berlebihan menyebabkan hancurnya reseptor dopamin dan serotonin. Kehilangan neurotransmisi pada pusat emosional menyebabkan kecemasan, depresi. 17

2.6 Kecemasan Ansietas

Kecemasan dalam bahasa I nggris “anxiety” yang berasal dari bahasa Latin “angustus” yang berarti kaku dan “ango,anci” yang berarti mencekik. 18 Ansietas adalah rasa takut yang timbul akibat antisipasi terhadap bahaya, yang dapat bersifat internal maupun eksternal. 19 Cemas merupakan suatu hal yang normal dialami oleh setiap manusia, seperti cemas saat akan menghadapi ujian. Namun, kita harus dapat membedakan perasaan cemas akibat suatu situasi tertentu yang berbahaya dengan cemas yang merupakan suatu gangguan. Cemas dapat menjadi suatu gangguan jika berlebihan dan dirasakan selama 6- 13 bulan. Gangguan kecemasan juga ditandai dengan perasaan cemas dan tegang yang berlebihan. Seseorang dapat didiagnosis mengalami gangguan kecemasan apabila kecemasan yang berlebihan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan akan hilang jika ia melakukan apa yang diinginkan. Mereka dengan kecemasan yang berlebihan merasa tidak tenang, mudah terkejut, sulit tidur dan sulit berkonsentrasi. Gangguan ini biasanya dialami dari masa dewasa namun tidak jarang terjadi dari masa kanak-kanak. Perempuan cenderung lebih sering mengalami kecemasan dibanding laki-laki. 20