4.3. Analisa Statistik
4.3.1. Pengaruh higienitas perorang terhadap gejala skabies Tabel 4.9 Uji normalitas
Tests of Normality
Personal higine yg sdh dikelompokkan
Kolmogorov-Smirnov
a
Statistic Df
Sig. diagnosis scabies
buruk .433
35 .000
baik .370
41 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Dari tebel diatas didapatkan nilai p = 0,000 yang menunjukkan bahwa distribusi data tidak normal. Setelah ditransformasi didapatkan
nilai kemaknaan p sebesar 0,00. karena nilai p kurang dari 0,05 maka diambil kesimpulan bahwa variable tran_PH mempunyai sebaran yang
tidak normal. Karena sebaran data tidak normal, maka selanjutnya dilakukan uji
non parametrik menggunakan uji Mann-Whitney untuk 2 kelompok tidak berpasangan
Tabel 4.10 Uji hipotesis
Test Statistics
a
diagnosis scabies Mann-Whitney U
628.000 Wilcoxon W
1489.000 Z
-1.108 Asymp. Sig. 2-tailed
p =.268 a. Grouping Variable: Personal higine yg sdh dikelompokkan
Hasil uji Mann Whitney diperoleh nilai angka p = 0,268. karena nilai p 0,05 dapat disimpulkan bahwa “tidak ada perbedaan bermakna
antara seseorang yang mempunyai higienitas perorang yang baik dengan seseorang yang mempunyai higienitas perorang yang buruk terhadap
timbulnya penyakit skabies.
4.3.2. Pengaruh sanitasi lingkungan terhadap gejala skabies Tabel 4.11 Uji normalitas
D a
r i
Dari tabel diatas didapatkan nilai p = 0,000 yang menunjukkan bahwa distribusi data tidak normal. Setelah ditransformasi didapatkan
nilai kemaknaan p sebesar 0,00. karena nilai p kurang dari 0,05 maka diambil kesimpulan bahwa variable tran_sanitasi mempunyai sebaran
yang tidak normal. Karena sebaran data tidak normal, maka selanjutnya dilakukan uji
Mann-Whitney.
Tabel 4.12 Uji Hipotesis pengaruh sanitasi lingkungan terhadapa skabies
Hasil uji Mann Whitney diperoleh nilai angka p = 0,00. karena nilai p 0,05 dapat disimpulkan bahwa “terdapat perbedaan yang
bermakna antara seseorang yang hidup dengan sanitasi lingkungan yang baik dengan seseorang yang hidup dengan sanitasi lingkungan yang buruk
terhadap timbulnya penyakit skabies”.
sanitasi yang sudah dikelompokkan
Kolmogorov-Smirnov
a
Statistic df
Sig. diagnosis scabies
Buruk .530
42 .000
Baik .458
34 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Test Statistics
a
diagnosis scabies Mann-Whitney U
257.000 Wilcoxon W
852.000 Z
-5.674 Asymp. Sig. 2-tailed
.000 a. Grouping Variable: sanitasi yang sudah dikelompokkan
Selanjutnya dilakukan uji korelasi untuk mengetahui kekuatan hubungan antara kedua variable tersebut.
Tabel 4.13 Uji Korelasi Sanitasi lingkungan dengan Skabies
Correlations
diagnosis skabies
sanitasi yang sudah
dikelompokkan Spearmans
rho diagnosis scabies
Correlation Coefficient
1.000 -.655
Sig. 2-tailed .
.000 N
76 76
sanitasi yang sudah
dikelompokkan Correlation
Coefficient -.655
1.000 Sig. 2-tailed
.000 .
N 76
76 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Dari hasil tabel di atas, diperoleh nlai p 0,00 yang menunjukkan bahwa korelasi antara tingkat kebersihan sanitasi lingkungan dengan
skabies adalah bermakna. Nilai korelasi Spearman r sebesar -0,655 menunjukkan bahwa arah korelasi negative yang berarti semakin rendah
sanitasi lingkungan maka semakin besar risiko terjadinya penyakit skabies, dengan kekuatan korelasi yang kuat. Hal ini menunjukkan
sanitasi lingkungan merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi terjadinya skabies dengan kekuatan korelasi yang kuat. Hasil penelitian ini
sama dengan hasil penemuan Isa 2005 yang menyatakan bahwa faktor sanitasi lingkungan berperan terhadap tingginya prevalensi penyakit
scabies di kalangan santri Ponpes di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
4.3.3. Pengaruh perilaku sehat terhadap gejala skabies Tabel 4.14 Uji normalitas