Tabel 4.18. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pemanfaatan Pelayanan Antenatal
No Pemanfaatan
F 1
Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Oleh Ibu Hamil
a. Buruk
b. Kurang baik
c. Baik
41 23
11 54,6
30,7 14,7
Jumlah 75
100
4.3. Hasil Uji Statistik Bivariat
Untuk menjelaskan hubungan faktor predisposisi pendidikan, paritas, jarak kehamilan, pengetahuan dan sikap, faktor pemungkin pekerjaan suami dan
pendapatan keluarga dan faktor kebutuhan kondisi ibu dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil digunakan uji statistik Korelasi Pearson Product
Moment dengan hasil sebagai berikut: 1.
Pada faktor predisposisi, variabel pendidikan ρ=0,000, pengetahuan ρ=0,000
dan sikap ρ=0,000 menunjukkan hubungan secara signifikan dengan
pemanfaatan pelayanan antenatal karena nilai ρ0,05. Pada faktor pemungkin,
variabel pendapatan keluarga p=0,000, berhubungan secara signifikan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal karena nilai
ρ0,05. Pada faktor kebutuhan, variabel kondisi ibu p=0,001 berhubungan secara signifikan dengan pemanfaatan
pelayanan antenatal karena nilai p0,05 2.
Variabel paritas, jarak kelahiran dan pekerjaan suami tidak memiliki hubungan secara signifikan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal
ρ0,05.
Universitas Sumatera Utara
3. Menurut Colton Hastono, 2001 melalui hasil uji statistik dari Korelasi Pearson
dapat dilihat kekuatan hubungan dari dua variabel secara kualitatif sehingga ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Hubungan variabel pendidikan responden dengan pemanfaatan pelayanan
antenatal menunjukkan hubungan yang kuat r=0,490 dan berpola positif, artinya semakin tinggi pendidikan responden maka akan terjadi peningkatan
pemanfaatan pelayanan antenatal. b.
Hubungan pengetahuan responden dengan pemanfaatan pelayanan antenatal menunjukkan hubungan yang kuat r=0,506 dan berpola positif, artinya
semakin tinggi pengetahuan maka akan terjadi peningkatan pemanfaatan pelayanan antenatal.
c. Hubungan sikap responden dengan pemanfaatan pelayanan antenatal
menunjukkan hubungan yang kuat r=0,742 dan berpola positif, artinya semakin baik sikap responden maka akan terjadi peningkatan pemanfaatan
pelayanan antenatal. d.
Hubungan pendapatan keluarga dengan pemanfaatan pelayanan antenatal menunjukkan hubungan yang kuat r=0,431 dan berpola positif, artinya
semakin baik pendapatan keluarga maka akan terjadi peningkatan pemanfaatan pelayanan antenatal.
e. Hubungan kondisi ibu dengan pemanfaatan pelayanan antenatal menunjukkan
hubungan yang kuat r=0,387 dan berpola positif, artinya apabila ibu mengalami gangguan kehamilan maka akan terjadi peningkatan pemanfaatan
pelayanan antenatal. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.19.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.19. Hasil Uji Statistik Korelasi Pearson No.
Variabel Correlation
Coefficient r Sig
ρ 1.
Pendidkan 0,490
0,000
2. Paritas
0,023 0,841
3. Jarak Kelahiran
0,100 0,395
4. Pengetahuan
0,506 0,000
5. Sikap
0,742 0,000
6. Pekerjaan Suami
-,003 0,979
7. Pendapatan Keluarga
0,431 0,000
8. Kondisi Ibu
0,387 0,001
Ket. signifikan 4.4.
Hasil Uji Statistik Multivariat
Berdasarkan hasil uji statistik bivariat, dapat diketahui bahwa variabel pendidikan, pengetahuan, sikap, pendapatan keluarga dan kondisi ibu dapat
dilanjutkan ke analisis multivariat regresi linier berganda karena ρ-value0,25. Hasil uji statistik regresi linier berganda dengan tingkat kepercayaan 95
α=0,05 menunjukkan bahwa: 1.
Terdapat pengaruh yang bermakna antara variabel pendidikan ρ=0,000,
pengetahuan ρ=0,015, sikap ρ=0,000, pendapatan keluarga ρ=0,012 dan
kondisi ibu p=0,027 terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal karena nilai ρ0,05.
2. Nilai koefisien determinasi R Square adalah 0,710 artinya pendidikan,
pengetahuan, sikap, pendapatan keluarga dan kondisi ibu memberikan pengaruh hanya sebesar 71,0 terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal, sedangkan
sisanya 29,0 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hasil uji Anova memiliki nilai F hitung
F=33,755 dan ρ=0,0000,25.
Universitas Sumatera Utara
3. Model persamaan regresi yang terbentuk adalah:
Y = -1,042 konstanta + 0,356 X
1.1
+ 0,200 X
1.4
+ 0,414 X
1.5
+ 0,314 X
2.2
+ 0,257 X
3.1
Keterangan: Y
= variabel pemanfaatan pelayanan antenatal X
1.1
= variabel pendidikan
X
1.4
= variabel pengetahuan X
1.5
= variabel sikap X
2.2
= variabel pendapatan keluarga X
3.1
= variabel kondisi ibu Berdasarkan persamaan di atas, dapat dideskripsikan bahwa :
1. Apabila dinaikkan satu poin pendidikan, maka pemanfaatan pelayanan antenatal
oleh ibu hamil akan naik sebesar 0,356 kali. 2.
Apabila dinaikkan satu poin pengetahuan, maka pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil akan naik sebesar 0,200 kali.
3. Apabila dinaikkan satu poin sikap, maka pemanfaatan pelayanan antenatal oleh
ibu hamil akan naik sebesar 0,414 kali. 4.
Apabila dinaikkan satu poin pendapatan keluarga, maka pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil akan naik sebesar 0,314 kali.
5. Apabila dinaikkan satu poin kondisi ibu, maka pemanfaatan pelayanan antenatal
oleh ibu hamil akan naik 0,257 kali. Hasil analisis regresi tersebut sesuai dengan Tabel 4.20 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.20. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda No.
Variabel Taraf
Signifikan B
R R
Square ρ
Value
1. Konstanta
-1,042 0,843 0,710
0,000
2. Pendidikan
0,000 0,356
3. Pengetahuan
0,015 0,200
4. Sikap
0,000 0,414
5. Pendapatan
keluarga 0,012
0,314 6.
Kondisi ibu 0,027
0,257 3.5.
Hasil Wawancara
Hasil wawancara yang disertai pengamatan menunjukkan bahwa rendahnya pemanfaatan pelayanan antenatal di Kelurahan Pasir Bidang tidak terpisahkan dari
aspek sosial budaya masyarakat. Penduduk di Kelurahan Pasir Bidang terutama kaum ibu merasa tidak membutuhkan pelayanan antenatal dan tenaga kesehatan kalau
mereka tidak mengalami gangguan kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan. Kebiasaan mereka kalau sakit atau kalau ada keluhan baru pergi ke pelayanan
kesehatan. Sebagian besar responden menyatakan pemeriksaan air kencing dilakukan
sendiri dengan membeli planotest di apotek dan tidak pergi ke pelayanan kesehatan. Pada umumnya responden menyatakan kalau tidak ada keluhan, pada kehamilan
bulan kedelapan atau kesembilan trimester ketiga baru memeriksakan kehamilan pada pelayanan kesehatan.
Sebagian besar responden menyatakan tidak memeriksakan kehamilan minimal 4 kali selama kehamilan karena ekonomi atau pendapatan keluarga tidak
mencukupi kebutuhan sehari-hari. Memeriksakan kehamilan ke pustu atau polindes
Universitas Sumatera Utara
membutuhkan biaya yaitu apabila dapat obat bayar Rp 8.000 dan apabila dapat suntik bayar Rp 15.000. Kebanyakan responden memeriksakan kehamilan ke pelayanan
kesehatan hanya 2 kali saja. Pada trimester ketiga banyak ibu mengalami bengkak pada kaki, sehinga mereka lebih memanfaatkan pelayanan antenatal pada trimester
ketiga menjelang melahirkan. Saat wawancara dilakukan cukup banyak responden yang menjawab malas
memeriksan kehamilan ke puskesmas atau pustu karena jam buka hanya sampai jam 13.00 WIB, padahal petugasnya pun baru datang jam 10.00 WIB dan sering tablet
besi Fe serta vaksin TT tidak ada. Sebagian besar responden juga menjawab malas periksa hamil ke polindes karena polindes jarang buka dan bidan desa tidak di tempat.
Hasil wawancara yang disertai pengamatan menunjukkan bahwa kebiasaan responden kurang memerhatikan dan memedulikan kesehatan terutama pada saat
kehamilan karena penduduk terutama kaum ibu merasa bahwa kesehatan belum menjadi investasi dengan kata lain kesehatan itu belum menjadi kebutuhan.
Pengamatan menunjukkan bahwa kesadaran ibu-ibu dan masyarakat pada umumnya sangat rendah akan pentingnya kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji regresi linier berganda dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor predisposisi pendidikan,
pengetahuan, sikap, faktor pemungkin pendapatan keluarga serta faktor kebutuhan kondisi ibu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan
antenatal, sedangkan faktor predisposisi paritas dan jarak kelahiran dan faktor pemungkin pekerjaan suami tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pemanfaatan pelayanan antenatal.
5.1. Pengaruh Faktor Predisposisi terhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal 5.1.1. Pengaruh Pendidikan terhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal
Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal oleh
ibu hamil ρ=0,0000,05.
Hal ini sesuai dengan penelitian Ulina 2004, di Kelurahan Tanjung Jati Kecamatan Binjei Kabupaten Langkat, bahwa pendidikan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal. Hal ini juga didukung oleh penelitian Agnes 2005, di wilayah kerja Puskesmas Sei Semayang Kabupaten Deli
Serdang yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara pendidikan terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal.
Menurut Widyastuti 2010, tingkat pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subjek dan objek dalam membangun kehidupan
61
Universitas Sumatera Utara