Pengangkatan Toyotomi Hideyoshi sebagai Wakil Kaisar

3.3 Pengangkatan Toyotomi Hideyoshi sebagai Wakil Kaisar

Sampai tahun 1585, Toyotomi Hideyoshi sudah menyatukan hampir seluruh wilayah Jepang dan karenanya Toyotomi Hideyoshi berhak menyandang gelar Shogun, atau panglima besar. Toyotomi Hideyoshi meminta Yoshiaki, Shogun yang sudah tidak menjabat tapi masih memakai gelarnya, untuk menyerahkan gelar itu kepada Toyotomi Hideyoshi, tapi Yoshiaki menolak. Karena meskipun Toyotomi Hideyoshi sudah menaklukkan semua lawan, Toyotomi Hideyoshi bukan berasal dari keluarga bangsawan. Salah satu penasehat Toyotomi Hideyoshi menyarankan Toyotomi Hideyoshi untuk menerima jabatan lain, sebagai wakil kaisar. Toyotomi Hideyoshi tidak tahu apa-apa tentang posisi ini, tapi setelah diberi tahu bahwa wakil kaisar adalah orang kedua setelah kaisar sendiri, Toyotomi Hideyoshi senang sekali. Kaisar Go Yozei mencabut posisi tersebut dari orang yang menjabatnya dan memberikan kepada Toyotomi Hideyoshi pada tahun 1590 sebagai wakil kaisar Daijodaijin dan berhasil menyelesaikan penyatuan seluruh Jepang Siriizu Jijyou, 1988:26. Proses menyelesaikan penyatuan seluruh Jepang memerlukan waktu yang cukup lama dan dengan perjuangan yang begitu hebat. Sudah banyak musuh yang dikalahkan oleh Toyotomi Hideyoshi dan Oda Nobunaga di medan perang. Walaupun Oda Nobunaga sudah wafat, tetapi Toyotomi Hideyoshi mampu menggantikan posisi Oda Nobunaga. Maka Toyotomi Hideyoshi menjadi orang pertama dalam sejarah Jepang yang menempati posisi itu tanpa pertalian darah dengan kaum bangsawan Masao Kitami, 2005:227. Kedudukan yang Toyotomi Hideyoshi dapatkan memang membuat gerah kalangan keluarga ningrat, tapi semua dia anggap angin lalu. Kisah perjalanan Toyotomi Hideyoshi menuju kepemimpinan adalah kisah tentang mengambil keuntungan dari kemampuan orang-orang kompoten, terutama dari mereka yang juga memiliki potensi memimpin. Sejarah dipenuhi oleh pemimpin sukses yang setelah meraih puncak kekuasaan, mengukir jalan Universitas Sumatera Utara kehancuran mereka sendiri dengan menjadi puas diri dan memutuskan hubungan dengan masyarakat. Karena berasal dari kalangan petani, Toyotomi Hideyoshi lebih menghargai kinerja daripada keturunan. Meski demikian, Toyotomi Hideyoshi mempelajari etiket lingkungan istana, agar tidak mempermalukan diri sendiri di depan kalangan bangsawan. Salah satu langkah awal yang Toyotomi Hideyoshi ambil begitu menjadi wakil kaisar adalah membentuk dewan Lima Pengurus: terdiri dari anggota lingkaran dalam penasehat nya yang ditugaskan mengurusi hubungan dalam negeri. Toyotomi Hideyoshi menginstruksikan mereka untuk bertindak berdasarkan beberapa patokan seperti: jangan hanya bela yang kaya, jangan benci yang miskin, jangan menerima suap, jangan pilih kasih, dan jangan menunda pekerjaan yang dapat segera diselesaikan Masao Kitami, 2005:228. Toyotomi Hideyoshi memberlakukan kebijakan Penyitaan Senjata pada tahun 1588 untuk menguatkan persatuan nasional. Selama Zaman Peperangan, para penguasa feodal, yang kekurangan prajurit, biasanya merekrut petani sebagai pasukan infanteri, sementara para prajurit yang majikannya menderita kekalahan atau kebangkrutan biasanya menyembunyikan senjata mereka dan menjadi petani, menyebabkan terjadinya lingkaran percekcokan tanpa henti. Demi menghindari terjadinya kembali kerusuhan dan pertumpahan darah yang berlangsung selama lebih dari satu abad, Toyotomi Hideyoshi memerintahkan para panglima nya untuk menyita semua pedang, panah, tombak, dan bedil yang dimiliki penduduk desa serta melarang pemilikan senjata di kalangan sipil. Semua senjata sitaan segera dilebur untuk membangun patung Buddha yang besar di kota Kyoto Masao Kitami, 2005:229. Menyusul kebijakan Penyitaan Senjata, Toyotomi Hideyoshi mengeluarkan perintah untuk diadakan sensus nasioanal dan menerapkan peraturan yang memaksa petani untuk membersihkan ronin dari kampung mereka. Ronin bisa saja dilahirkan dalam keluarga samurai yang kurang beruntung atau menjadi pengangguran karena majikan mereka bangkrut atau menderita kekalahan dalam perang Masao Kitami, 2005:xv. Toyotomi Hideyoshi juga melaksanakan Universitas Sumatera Utara survei tanah secara menyeluruh. Sebelum itu tidak ada survey tanah yang memiliki standar nasional dan semuanya dikerjakan dengan metode serampangan. Sebagai bagian dari langkah itu, para petani dilatih untuk menggunakan satuan ukuran yang seragam, memberi mereka istilah perekonomian yang bisa mereka gunakan di seluruh negeri. Toyotomi Hideyoshi juga membenahi infrastruktur negara Jepang, dengan membangun prasarana jalan yang lebih baik. Peningkatan sarana transportasi dan irigasi tersebut memberi pengaruh pada meningkatnya laju pertumbuhan industri. Karena tindakan Toyotomi Hideyoshi mengalihfungsikan lahan-lahan Jepang menjadi instalasi militer penting dan sentra-sentra komersil, Toyotomi Hideyoshi disebut sebagai tokoh pembangunan yang paling berpengaruh dalam sejarah Jepang Masao Kitami, 2005:230. Seratus ribu pekerja dikerahkan untuk membangun istana Jurakutei, tempat kediaman Toyotomi Hideyoshi yang superbesar, yang kemudian menjadi pusat keindahan kota Kyoto. Setelah istana itu selesai dibangun, Toyotomi Hideyoshi menjamu kaisar dan seluruh keluarga kerajaan selama lima hari penuh, yang pertama kali diadakan di Jepang sejak lebih dari serutus tahun. Toyotomi Hideyoshi juga peduli pada perkembangan kesenian, memproduseri dan ikut serta dalam berbagai pegelaran teater Noh dan upacara- upacara minum teh. Toyotomi Hideyoshi pernah mengadakan jamuan teh terbesar di Hutan Cemara Kitano. Toyotomi Hideyoshi mengundang masyarakat dengan cara menempelkan poster di seluruh Kyoto dan kota-kota lainnya. Siapa saja boleh ikut serta dalam acara yang dilangsungkan selama sepuluh hari tersebut, dan tampaknya semua orang memang hadir. Ribuan orang ikut ambil bagian dan Toyotomi Hideyoshi terjun langsung dengan menyajikan ramuan teh untuk delapan ratus peserta festifal Masao Kitami, 2005:231. Pada masa Toyotomi Hideyoshi menjabat sebagai wakil kaisar menerapkan reformasi mata uang dan mengharamkan perdagangan budak yang dipraktikkan para kapten kapal laut Portugis di selatan Jepang. Bagi Toyotomi Universitas Sumatera Utara Hideyoshi prakarsa-prakarsa di bidang sipil ini lebih membanggakan daripada kemenangan di medan perang. Sikap sebagai negarawan lebih utama daripada ketentaraan. Wewenang Toyotomi Hideyoshi yang langsung diberikan oleh sang kaisar sendiri, membentang dari ujung pulau yang satu ke ujung pulau yang lain. Akhirnya, Toyotomi Hideyoshi meraih cita-cita selama ini: telah berhasil menyatukan seluruh negeri. Prakarsa sipil dan pembangunan menyeluruh telah menggantikan perang dan pertumpahan darah tanpa henti. Sejak saat itu, Toyotomi Hideyoshi menjalani hari-hari nya dengan lebih tenang.

3.4 Keruntuhan Toyotomi Hideyoshi