Ruang Lingkup Pembahasan Tujuan dan Manfaat Penelitian Metode Penelitian

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Setiap sejarah tentu memiliki peristiwa budaya dan politik. Negara Jepang, Indonesia, Perancis, Jerman, Arab Saudi dan Negara-negara lainnya di dunia ini masing-masing memiliki peristiwa budaya dan politik. Begitu juga dengan negara Jepang yang memiliki peristiwa budaya dan politik tersendiri dalam perubahan yang berdampak besar bagi masyarakat Jepang. Banyak sekali terdapat periode dalam sejarah Jepang. Setiap periode tersebut mempunyai maknanya masing-masing. Oleh karena itu penulis membatasi permasalahan sebagai berikut: 1. Jepang memiliki susunan birokrasi pemerintahan dari Tenno Kaisar, Shogun Jenderal, dan Daimyo Tuan tanah. 2. Perjuangan Toyotomi Hideyoshi menjadi pemimpin di Jepang. 3. Ciri khas kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi di Jepang. 4. Sejarah Toyotomi Hideyoshi di Jepang.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

a. Tinjauan Pustaka Sejarah jepang adalah sebuah metode yang menunjukkan perkembangan sesuatu dalam proses waktu Situmorang, 2006:5. Sejarah Jepang digolongkan kedalam 2 bagian yaitu: 1. Zaman prasejarah di Jepang.

2. Zaman sejarah di Jepang.

Berdasarkan zaman Prasejarah Jepang dibagi atas 2 zaman yaitu: a. Zaman Jomon. b. Zaman Yayoi. Universitas Sumatera Utara Setelah perang dunia kedua berakhir zaman sejarah Jepang menjadi lebih panjang, yaitu bukan dimulai abad 8, tetapi dimulai dari abad ke 4 dan kemudian zaman prasejarah dilanjutkan dengan penelitian arkeologi, sehingga ditemukan zaman prasejarah Jomon dan Yayoi Situmorang, 2006:5. Berdasarkan zaman sejarah Jepang dibagi atas 7 zaman yaitu: a. Zaman Nara. b. Zaman Heian 794-1192. c. Zaman Kamakura 1192-1333. d. Zaman Muromachi 1338-1573. e. Zaman Azuchimomoyama 1573-1603. f. Zaman Edo 1603-1868. g. Zaman Meiji hingga perang dunia II 1868 - 1945. Sebelum Meiji restorasi, pemerintahan keshogunan berada di tangan keluarga Tokugawa 1603-1867. Dalam masa ini, Tokugawa memantapkan ide pengabdian diri berdasarkan ajaran Konfusionis. Yaitu mengajarkan pengabdian bertingkat, yang akhirnya seluruh masyarakat Jepang pada waktu itu pengabdiannya bertumpu di tangan shogun Situmorang, 2006:90. Jepang sebagai negara feodal di tahun 1185-1867 berada di bawah pemerintahan militer selama hampir 700 tahun. Feodal adalah penguasaan lahan tanah yang terpecah belah sebagai faktor produksi melalui kekuatan militer Masao Kitami, 1990:xii. Dimana kaum feodal menyediakan keamanan bagi petani sehingga para petani dapat mengerjakan lahannya. Sedangkan pembagian hasil ditentukan oleh Tuan feodal sehingga petani tidak bisa hidup menjadi kuat, tetapi harus selalu tergantung pada tuannya. Lahirnya seorang pemimpin menjadi shogun di zaman Azuchimomoyama pada tahun 1185-1600. Dimana seluruh negeri terjadi Universitas Sumatera Utara keributan-keributan karena orang-orang dari kelas bawah memberontak ingin menjatuhkan yang atas. Zaman ini disebut juga sengoku jidai, perang di seluruh negeri. Masa ini berlangsung dari tahun 1573-1603 Situmorang, 2006:83. Perang Sekigahara pada tahun 1600 antara Tokugawa Ieyashu melawan keluarga Toyotomi Hideyoshi, ketika itu Toyotomi Hideyoshi sendiri sudah wafat, perang dimenangkan oleh Tokugawa Ieyashu. Toyotomi Hideyoshi sendiri wafat dalam perang melawan Korea pada waktu itu. Kemenangan Tokugawa Ieyashu ini melahirkan zaman baru di Jepang waktu itu yang disebut dengan zaman Edo Situmorang, 2006:83. Pada tahun 1590 Toyotomi Hideyoshi telah menjadi pemimpin tertinggi negara Jepang. Ia dinobatkan sebagai wakil kaisar oleh kaisar Go Yozei dan menikmati kekuasaan bagaikan raja. Kaisar memberinya nama keluarga nama belakang Toyotomi, yang berarti ‘menteri yang dermawan’ Masao Kitami, 2005:xi b. Kerangka Teori Sesuai dengan judul skripsi ini, teori atau pendekatan yang digunakan untuk mengetahui Sejarah Kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi di Jepang adalah pendekatan sejarah Jepang. Dalam sejarah Jepang masa kecil Toyotomi Hideyoshi dimulai dengan gonta-ganti pekerjaan. Hidup sebagai pedagang keliling cukup berat, khususnya bagi pemula yang berumur lima belas tahun. Toyotomi Hideyoshi tidur di jalanan dan berhari-hari tidak makan. Kadang-kadang sampai mengemis. Akhirnya Toyotomi Hideyoshi berhasil mendapatkan pekerjaan, betapa pun remeh dan singkat, yaitu bekerja sebagai tukang kayu, pembuat tong, penjaja ikan keliling, pengrajin logam, pemotong rumput, pembantu tukang tungku batubara, pedagang minyak keliling, dan pengasah pisau. Toyotomi Hideyoshi mahir dalam jual-beli, membaca watak pelanggan dan pemimpin, dan menebak suasana hati orang Masao Kitami, 2005:14. Universitas Sumatera Utara Di provinsi asal Toyotomi Hideyoshi Owari, hidup seorang panglima perang muda bernama Oda Nobunaga, yang ayahnya bernama Nobuhide, yang pernah menjadi majikan ayah Toyotomi Hideyoshi. Dengan begitu Toyotomi Hideyoshi memilih Oda Nobunaga sebagai majikan baru nya. Lalu timbul masalah tentang bagaimana menarik perhatian Oda Nobunaga. Agar rencana berjalan mulus, Toyotomi Hideyoshi membayar seorang kenalan yang bekerja pada klan Oda seratus keping koin tembaga untuk memberitahu secara persis kemana dan kapan Oda Nobunaga akan melakukan perjalanan. Saat Oda Nobunaga berkuda perlahan mendekati gerbang, Toyotomi Hideyoshi melompat maju dan merebahkan diri dihadapan Oda Nobunaga, membungkuk begitu rendah sehingga alis mata Toyotomi Hideyoshi menyapu tanah. Toyotomi Hideyoshi mengatakan bahwa Toyotomi Hideyoshi hendak mengabdi atau melayani kepada Oda Nobunaga Masao Kitami, 2005:21. Mulai dari sinilah, awal karir perjalanan Toyotomi Hideyoshi bisa menjadi pemimpin di Jepang. Di zaman Azuchimomoyama kelihatan perlombaan kekuatan bushi atau serdadu semakin meluas di seluruh Jepang, bukan hanya diantara keturunan Heishi dan Minamoto saja. Pada akhir feodalisme pertengahan ini muncul shogun yang berasal dari golongan bawah, yaitu Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi, dan Tokugawa Ieyashu. Mereka masing-masing adalah tuan tanah di wilayah yang disebut dengan Daimyo. Masing-masing menjadi shogun setelah berhasil mengalahkan shogun yang sedang berkuasa di daerah tersebut Situmorang, 2006:83.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana perjuangan Toyotomi Hideyoshi dari orang bawah bisa menjadi pemimpin di Jepang. Universitas Sumatera Utara 2. Untuk mengetahui bagaimana ciri khas kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi sehingga bisa menjadi pemimpin di Jepang. 3. Untuk mengetahui kapan Toyotomi Hideyoshi bisa memegang tampuk kepemimpinan dan menjalankan visi menyatukan seluruh wilayah Jepang. 4. Untuk mengetahui mengapa Toyotomi Hideyoshi mau mengabdi kepada Oda Nobunaga. b. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diperoleh bila penelitian ini dilakukan adalah: 1. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan bidang ilmu sejarah jepang, khususnya Sejarah Kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi di Jepang. 2. Menambah informasi pengetahuan tentang ilmu sejarah jepang di Jurusan Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara. 3. Menumbuh kembangkan akan kesenangan membaca buku-buku tentang ilmu sejarah Jepang di kalangan pelajar, khususnya Sejarah Kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi di Jepang.

1.6 Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif descriptive research yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis. Dan penulis juga akan menggunakan metode kepustakaan library research, yaitu metode yang menggunakan pengumpulan data-data atau berbagai informasi dengan cara pengumpulan data dari beberapa buku atau referensi yang berkaitan dengan pembahasan Isyandi, 2003:13. Metode penelitian adalah keseluruhan proses berpikir dari mulai menemukan permasalahan peneliti menjabarkannya dalam suatu kerangka teoritis tertentu, serta pengumpulan data bagi pengujian empiris sampai dengan penjelasan dan penarikan kesimpulan yang diteliti Malo Manasse, 1995:35. Salah satu referensi penting adalah THE SWORDLESS SAMURAI. Setelah data Universitas Sumatera Utara tersebut terkumpul, penulis berusaha menuturkan, menganalisa, mengklasifikasikan, dan lain sebagainya. Kemudian dituangkan dalam bentuk karya tulis. Tahap akhir berupa penarikan kesimpulan dari data-data yang telah diteliti, kemudian dari kesimpulan yang diambil dapat diberikan saran-saran yang bermanfaat. Universitas Sumatera Utara

BAB II TOYOTOMI HIDEYOSHI PADA ZAMAN AZUCHIMOMOYAMA

2.1 Masuknya Bangsa Asing Pada Zaman Azuchimomoyama

Pengertian zaman Azuchimomoyama adalah zaman masa-masa yang recok karena semua tuan tanah berusaha ingin merebut kekuasaan keshogunan. Dimana seluruh negeri terjadi keributan-keributan karena orang-orang dari kelas bawah memberontak ingin menjatuhkan yang atas. Zaman ini disebut juga sengoku jidai, perang di seluruh negeri. Masa ini berlangsung dari tahun 1573 sampai pada tahun 1603 Situmorang, 2006:17. Kekuasaan keshogunan mempunyai hak kekuasaan di dalam militer. Tuan tanah memiliki petani nya masing-masing di setiap wilayah. Lalu hasil kerja keras dari petani diserahkan kepada tuan tanah, selanjutnya tuan tanah harus menyerahkan kembali kepada Shogun. Dengan berlatar belakang masalah seperti ini sudah jelas orang-orang dari kelas bawah memberontak ingin menjatuhkan yang atas. Kaum petanilah yang sangat dirugikan disini. Zaman Azuchimomoyama merupakan masa feodalisme pertengahan. Adapun pada masa feodalisme ini terdapat tiga zaman di dalamnya antara lain; zaman Kamakura, Muromachi dan Azuchimomoyama. Masa berlansungnya Zaman Azuchimomoyama dimulai dari tahun 1568 sampai 1600. Pada penulisan skripsi ini, penulis lebih menjelaskan pada zaman Azuchimomoyama. Pada zaman peperangan ini, ada banyak jenderal yang tidak dapat dipercaya, dengan kata lain setan-setan bermulut manis. Zaman Azuchimomoyama 安土桃山時代 adalah salah satu pembagian periode dalam sejarah Jepang yang dimulai sejak Oda Nobunaga dan Toyotomi Hideyoshi menjadi penguasa Jepang dan berakhir ketika Tokugawa Ieyasu berhasil mengalahkan pasukan pendukung Toyotomi Hideyori dalam pertempuran Sekigahara tahun 1600. Perang Sekigahara pada tahun 1600 antara Tokugawa Ieyashu melawan keluarga Toyotomi Hideyoshi, ketika itu Toyotomi Hideyoshi Universitas Sumatera Utara