bibit pohon yang bagus untuk setiap pohon yang mati. Jawab Sang pemimpin kampung adalah setuju. Tidak lama setelah itu, para petani mulai mengantarkan
kayu bakar langsung ke markas besar Oda Nobunaga. Oda Nobunaga berkata kepada Toyotomi Hideyoshi mulai sekarang, Benteng Kiyosu tidak perlu
membayar biaya bahan bakar sepeser pun secara langsung. Meski demikian, Oda Nobunaga harus mengeluarkan biaya penggantian berupa bibit pohon Masao
Kitami, 2005:43. Pohon mati tersebutlah yang digunakan Toyotomi Hideyoshi untuk
memperbaiki manajerial keuangan rumah tangga Oda Nobunaga. Pohon mati tersebut ditebang dan kayunya dipakai sebagai bahan bakar. Setiap pohon mati
akan diganti dengan bibit pohon yang bagus untuk setiap pohon yang mati
3.2 Strategi Toyotomi Hideyoshi dalam Menghadapi Musuh Klan Oda Nobunaga
Penulis ingin menjelaskan secara tertulis bagaimana strategi Toyotomi Hideyoshi dalam hal menaklukkan seluruh wilayah Kyusu di tahun 1587 dari klan
Shimazu, dipinpin oleh seorang komandan bernama Yoshihisa dikenal hingga ke pelosok pulau. Toyotomi Hideyoshi mengirimkan sebuah pesan kepada Yoshihisa
untuk menyerah, tapi ia tidak menanggapinya. Lalu Toyotomi Hideyoshi memutuskan mengirim pasukan untuk menggempur wilayahnya.
Strategi Toyotomi Hideyoshi untuk menaklukkan seluruh wilayah Kyusu adalah mengirimkan mata-mata yang menyamar sebagai pedagang,
bertugas di Kyusu selama beberapa bulan bahkan ke Satsuma, sebuah daerah yang cukup rawan, sehingga jarang para pengintai bisa kembali dari sana hidup-hidup.
Toyotomi Hideyoshi menginginkan para agen nya untuk mencari tahu sebanyak mungkin tentang Klan Shimazu: stabilitas hubungan dalam keluarga , ikatan
antara para penguasa dan daerah taklukan Yoshihisa, ketegangan antara sekutu dan lawan, kondisi detail geografisnya. Mata-mata Toyotomi Hideyoshi juga
menyelidiki klan-klan lain di pulau itu, merekam posisi benteng-benteng
Universitas Sumatera Utara
pertahanan mereka, besar kecilnya pasukan, dan hubungan mereka dengan pihak Shimazu Masao Kitami, 2005:106.
Toyotomi Hideyoshi hanya bergerak setelah berhasil mengumpulkan segudang data intelijen. Salah satu jenderal andalan Yoshihisa yang tangguh dan
ambisius adalah Akizuki. Mata-mata Toyotomi Hideyoshi memberi informasi bahwa Akizuki memilih strategi bertahan habis-habisan. Untuk menetralisir
kekuatan lawan yang paling agresif, Toyotomi Hideyoshi memutuskan untuk lebih dulu berhadapan dengan Akizuki. Pasukan jenderal Akizuki bertempur
dengan gagah berani tapi kalah jumlah, dan daerah kekuasaanya jatuh ke tangan Toyotomi Hideyoshi. Setelah pasukan utama Toyotomi Hideyoshi mengepung
benteng Akizuki, Akizuki keluar untuk mengumumkan penyerahan mutlak tanpa syarat Masao Kitami, 2005:107.
Tapi Toyotomi Hideyoshi masih harus menghadapi lawan terberat yaitu Yoshihisa. Toyotomi Hideyoshi sudah siap menghadapi momen ini, dan telah
menyiapkan hampir seperempat juta tentara, jumlah terbesar yang pernah dihimpun Toyotomi Hideyoshi. Angka ini jauh melampaui kekuatan Yoshihisa.
Yoshihisa bertempur dengan kelihaian yang luar biasa, tapi pada akhirnya Toyotomi Hideyoshi tampil sebagai pemenang. Yoshihisa mengibarkan bendera
putih lalu datang menemui Toyotomi Hideyoshi berbalut jubah pendeta putih, sebagai tanda pengunduran diri Yoshihisa dari jalan kesatria.
Siapa pun musuh kita dalam medan perang, jika musuh kita sudah tidak berdaya lagi janganlah menghancurkan lagi. Berikan kesempatan kepada musuh
yang ada di medan perang untuk bergabung untuk menjadi sahabat, jika musuh kita sudah menyerah. Hal ini akan membawa pengaruh yang besar, yang nantinya
pemenang dalam pertempuran tersebut akan dihormati oleh yang kalah dalam medan perang.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Pengangkatan Toyotomi Hideyoshi sebagai Wakil Kaisar