Pembalas Dendaman Toyotomi Hideyoshi Atas Kematian Oda Nobunaga

masuk gerombolan pasukan, akhirnya benteng Inabayama jatuh ke tangan Toyotomi Hideyoshi pada tahun 1567. Toyotomi Hideyoshi memberi hadiah kepada Koroku wilayah kekuasaan dan menjadikannya tuan dalam kastilnya sendiri, dengan kekayaan yang akan memberinya kehidupan nyaman selamanya. Tapi Koroku ingin terus mengabdi di samping Toyotomi Hideyoshi dan menyerahkan kastilnya kepada putra Toyotomi Hideyoshi. Koroku tetap menjadi pengikut Toyotomi Hideyoshi yang setia sampai takdir yang harus diterima setiap manusia memisahkan. Koroku selalu berkata akan mengikuti Toyotomi Hideyoshi sampai ke liang kubur, tapi pada akhirnya, di usia 60 tahun, Koroku meninggal duluan Masao Kitami, 2005:191. Dalam 3 tahun setelah kematian Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi menguasai setengah wilayah Jepang yang merupakan daerah terpadat dan juga terkaya, termasuk wilayah seluas 38.600 kilometer persegi yang belum pernah terjamah pengaruh Oda Nobunaga Masao Kitami, 2005:126.

2.4 Pembalas Dendaman Toyotomi Hideyoshi Atas Kematian Oda Nobunaga

Pembunuh Oda Nobunaga adalah Akechi Mitshuhide tahun 1582 yang merupakan bawahan Oda Nobunaga sendiri. Adapun alasan Akechi Mitshudide membunuh Oda Nobunaga adalah tentu untuk merebut kekuasaan Oda Nobunaga. Pada tahun 1570, Oda Nobunaga sudah mendapat gelar wakil shogun dan menetapkan Kyoto, sebagai ibukota Jepang, sebagai basisnya. Masao Kitami, 2005:77. Dengan luas wilayah kekuasaan Oda Nobunaga tersebut maka Akechi Mitshuhide tergiur untuk membunuh Oda Nobunaga. Peristiwa pembunuhan itu dinamakan kuil Honnoji karena Oda Nobunaga dibunuh di kuil tersebut Masao Kitami, 2005:209. Dalam ilmu pengetahuan sejarah hal tentang untuk mendapatkan suatu pangkat yang lebih tinggi, akan pasti terlintas bagaimana usaha yang cepat untuk mendapatkannya. Termasuk salah-satunya adalah dengan bentuk kejahatan- kejahatan maupun ada juga bentuk-bentuk kecurangan lainnya. Intinya adalah hal itu dikatakan wajar dan tidak ada terlintas untuk menyatakan diri menjadi malu Universitas Sumatera Utara atas perbuatan tersebut. Penulis akan menjelaskan bagaimana bentuk tindakan membalas dendam Toyotomi Hideyoshi karena Oda Nobunaga dibunuh oleh bawahannya sendiri. Cara Toyotomi Hideyoshi membalas dendam atas kematian Oda Nobunaga adalah dengan gencatan senjata Masao Kitami, 2005:87. Pasukan Toyotomi Hideyoshi tiba di kota Himeji, sebelah barat Kyoto. Sementara itu Akechi Mitshuhide sudah mencaplok Benteng Azuchi, bekas markas besar dan rumah penyimpanan Oda Nobunaga. Akan tetapi Akechi Mitshuhide melakukan kesalahan yang sangat fatal. Akechi Mitsuhide bertaruh banyak pada dukungan klan-klan seperti Klan Hosokawa, yang punya hubungan perkawinan dengan keluarga Akechi Mitshuhide. Sayangnya keluarga Hosokawa bersimpati dengan keinginan Oda Nobunaga untuk menyatakan kembali Jepang. Saat dukungan yang diharapkan gagal untuk diwujudkan, Akechi Mitshuhide langsung kehilangan pegangan tentang apa yang mesti dilakukannya, dan setiap menit dalam keragu-raguan membawanya lebih dekat pada kehancuran. Sementara itu, lebih banyak jenderal Oda yang bergabung dengan pasukan balas dendam Toyotomi Hideyoshi, termasuk putra ketiga Oda Nobunaga yang bernama Nobutaka. Saat itu sudah berjumlah 40 ribu orang, jauh melampaui jumlah tentara musuh Masao Kitami, 2005:88. Akechi Mitshuhide akhirnya memutuskan bahwa satu-satunya pilihan adalah mengonsolidasikan pasukannya dekat Yamazaki, sebuah kota kecil di pinggiran Kyoto. Menempatkan pasukannya di belakang sebuah sungai, Akechi Mitshuhide menunggu serangan Toyotomi Hideyoshi di bawah derasnya hujan. Akechi Mitshuhide telah mencoba untuk menempatkan anak buahnya di dalam hutan yang tidak jauh dari tempat itu, tetapi salah satu sekutu Toyotomi Hideyoshi sudah mengambil keuntungan geografis dengan tiba di sana lebih dulu. Begitu jenderal-jenderal Toyotomi Hideyoshi menaklukan sayap utama dari pasukan Akechi Mitshuhide, Toyotomi Hideyoshi segera memerintahkan serangan terbuka dan menghancurkan sisanya. Dengan akhir memilukan, gelandang-gelandangan yang sedang memulung kemudian menghabisi Akechi Mitshuhide di dalam lumpur saat mencoba kabur Masao Kitami, 2005:89. Universitas Sumatera Utara Segera saja Toyotomi Hideyoshi mengirim pesan kepada para panglima perang di segala penjuru bahwa Toyotomi Hideyoshi sudah membalas dendam pelaku pembunuh Oda Nobunaga. Pada tahun 1582 juga Toyotomi Hideyoshi mengalahkan Akechi Mitsuhide di Yamazaki. Menyebarkan berita tersebut dengan cepat sangat penting artinya untuk membuat setiap orang paham bahwa klan Oda Nobunaga tetaplah perkasa sebagaimana biasanya. Seandainya saja Toyotomi Hideyoshi ragu-ragu atau setengah-setengah pada hari-hari kritis tersebut, lawan-lawan Toyotomi Hideyoshi sudah pasti melangkahinya. Karena Toyotomi Hideyoshi bertindak cepat, keunggulan itu ada di pihaknya. Baik dalam perdagangan, administrasi, atau di medan perang, pemimpin yang menang akan memahami Rahasia Kemenangan. Bertindaklah lebih awal untuk selesai lebih awal.

2.5 Pernikahan Toyotomi Hideyoshi