Tentang Pemberian Kuasa Perjanjian Penguasaan Hak Atas Tanah Oleh Indonesian Nominee Kepada Warga Negara Asing

yang timbul diantara para pihak tidak secara tegas dinyatakan dalam kontrak. c. Membatasi dan meniadakan Sebagian pakar hukum mengajarkan bahwa suatu perjanjian tertentu atau suatu syarat tertentu dalam kontrak atau ketentuan undang-undang mengenai kontrak itu dapat dikesampingkan, jika sejak dibuatnya kontrak itu keadaan telah berubah, sehingga pelaksanaan kontrak itu menimbulkan ketidakadilan. Dalam keadaan demikian itu, kewajiban kontraktual dapat dibatasi, bahkan ditiadakan seluruhnya atas dasar itikad baik. 79

2. Tentang Pemberian Kuasa

Menurut ketentuan pasal 1792 KUHPerdata “pemberian kuasa adalah suatu perjanjian dengan mana seorang memberikan kekuasaan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang memberikan kekuasaan kepada seorang yang lain, yang menerimanya, untuk atas namanya menyelenggarakan suatu urusan.” Unsur-unsur dari pemberian kuasa adalah sebagai berikut: a. Adanya persetujuan b. Memberikan kuasa kepada penerima kuasa c. Atas nama pemberi kuasa menyelenggarakan suatu urusan 79 A. Qirom Syamsudin M, Op. Cit, hal 216-232 Universitas Sumatera Utara Seseorang dapat meminta orang lain melakukan suatu tindakan hukum. Suatu tindakan hukum yang dimaksud tidak untuk segalanya melainkan ada beberapa tindakan hukum yang bersifat pribadinya dan tidak dapat dimintakan orang lain yang melakukannya. Adapun ciri-ciri dari pemberian kuasa adalah sebagai berikut : a. bebas bentuk, artinya dapat dibuat dalam bentuk lisan ataupun tulisan b. persetujuan timbal balik para pihak telah mencukupi 80 Bentuk perjanjian pemberian kuasa dapat dilakukan dengan akta otentik, dalam bentuk tulisan di bawah tangan, ataupun dengan lisan, akan tetapi disamping itu untuk penerimaan kuasa dapat pula terjadi secara diam-diam. Isi pemberian kuasa ditentukan oleh pihak pemberi kuasa. Pemberi kuasa biasanya memberikan kuasa kepada penerima kuasa untuk mewakilinya, baik di luar pengadilan maupun dimua pengadilan. Misalnya, penerima kuasa dikuasakan untuk menandatanganan hadir, maka penerima kuasalah yang pada saat itu mewakili pemberi kuasa menyangkut hukum dari perjanjian kredit tersebut, penerima kuasa juga harus mempertanggungjawabkan perbuatannya mewakili pemberi kuasa dimuka pengadilan. Di dalam pasal 1793 KUHPerdata bentuk pemberian kuasa adalah sebagai berikut : a. Kuasa dapat diberikan dan diterima dalam suatu akta umum, dalam suatu tulisan di bawah tangan, bahkan dalam sepucuk surat ataupun dengan lisan. 80 Salim H.S, Hukum Kontrak, Sinar Grafika, 2003, hal 84. Universitas Sumatera Utara b. Penerimaan suatu kuasa dapat pula terjadi secara diam-diam dan disimpulkan dari pelaksanaan kuasa itu oleh si kuasa. Perjanjian pemberian kuasa menurut Salim HS dibedakan menjadi enam 6 macam, 81 yaitu : a. Akta umum b. Surat di bawah tangan c. Lisan d. Diam-diam e. Cuma-Cuma f. Kuasa Khusus g. Kuasa Umum Pemberian kuasa dengan akta umum adalah suatu pemberian kuasa yang dilakukan antara pemberikuasa dan penerima kuasa dengan menggunakan akta notaris atau notariil. Hal ini berarti pemberian kuasa tersebut mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna. Pemberian kuasa dengan surat dibawah tangan adalah suatu pemberian kuasa yang dilakukan antara pemberi kuasa dengan penerima kuasa, artinya surat pemberian kuasa ini hanya dibuat oleh para pihak saja tanpa ada pejabat yang berwenang dalam hal ini notaris yang menyaksikannya. 81 Salim HS, Loc. Cit Universitas Sumatera Utara Pemberian kuasa secara lisan adalah suatu kuasa yang dilakukan atau diberikan secara lisan oleh si pemberi kuasa kepada penerima kuasa. Pemberian kuasa diam-diam adalah suatu kuasa yang dilakukan secara diam- diam oleh pemberi kuasa kepada penerima kuasa. Pemberian kuasa secara cuma-cuma adalah suatu pemberian kuasa yang dilakukan antara pemberi kuasa dengan penerima kuasa dengan mana penerima kuasa tidak menerima biaya apapun dari pemberi kuasa. Pemberian kuasa khusus yaitu suatu pemberian kuasa yang dilakukan antara pemberi kuasa dengan penerima kuasa untuk kepentingan tertentu saja dari pemberi kuasa. Pemberian kuasa umum yaitu pemberian kuasa yang dilakukan pemberi kuasa dengan penerima kuasa yang isinya kuasa yang bersifat umum dan untuk segala kepentingan si pemberi kuasa tersebut. Suatu perjanjian pemberian kuasa atau lastgebing pada umumnya merupakan suatu perjanjian sepihak, dimana kewajiban untuk melaksanakan prestasi hanya terdapat pada satu pihak saja, yaitu pada penerima kuasa. Sebagaimana dengan perjanjian, pemberian kuasa dapat pula berakhir. Berdasarkan ketentuan pasal 1813 KUHPerdata dinyatakan bahwa kuasa akan berakhir apabila: 1. Kuasa ditarik kembali 2. Pemberitahuan penghentian kuasa Universitas Sumatera Utara 3. Meninggalnya pengampu atau pailitnya pemberi kuasa atau yang menerima kuasa 4. Perkawinan perempuan yang sudah memberikan kuasa atau yang menerima kuasa untuk ketentuan terakhir ini sudah tidak berlaku lagi. Ketentuan penarikan kuasa dan penghentian kuasa terlebih dahulu harus diberitahukan terlebih dahulu. Jika penerima kuasa menolak atau tidak mau menyerahkan kembali kuasanya secara sukarela, maka dapat dipaksa melalui pengadilan.Pada praktek penarikan kembali tersebut diumumkan di beberapa surat kabar dan diberitahukan dengan surat kepada pihak ketiga atau relasi yang berkepentingan. Pengangkatan seorang penerima kuasa baru untuk menjalankan suatu urusan yang sama, menyebabkan ditariknya kembali kuasa yang pertama terhitung mulai diberitahukannya pengangkatan itu. Penerima kuasa dapat membebaskan diri dari kuasanya dengan pemberitahukan kepada pemberi kuasa. Hal ini diatur dalam ketentuan pasal 1814-1817 KUHPerdata.

3. Kuasa Mutlak