Kerangka Teori Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

Dalam zaman feodalisme di Jepang baik sebelum maupun pada saat zaman Edo sudah ada dirumuskan suatu konsep etos pengabdian diri Bushi terhadap tuannya yang dikenal dengan Bushido atau jalan hidup Bushi. Benedict 1982: 333 mengatakan bushido adalah tata cara samurai yang merupakan sebuah perilaku tradisional Jepang yang ideal. Inazo Nitobe dalam Benedict 1982 : 333 mengatakan bushido adalah perpaduan antara keadilan, keberanian, kebaikan hati, kehormatan, kesopanan, kesetiaan, dan pengendalian diri. Bushido yang ada di Jepang sebelum dipengaruhi oleh ajaran Shido dari Tokugawa. Telah ada semenjak adanya bushi di Jepang yang disebut dengan bushido lama Situmorang : 1995 : 21. Bushido lama dapat ditandai dengan pengabdian diri yang mutlak dari anak buah terhadap tuannya, mereka mampu untuk bunuh diri mengikuti kematian tuannya ataupun mampu mewujudkan balas dendam tuannya. Dalam hal ini terkandung bahwa adanya kesetiaan seorang samurai terhadap tuannya, yaitu kesetiaan pengabdian yang didasarkan pada ajaran Budha Zen.

1.4.2. Kerangka Teori

Pradopo 2003:122 Karya sastra merupakan sebuah sistem yang mempunyai konvensi-konvensi tersendiri. Dalam sastra ada jenis-jenis sastra genre dan ragam- ragam. Dalam berbagai genre inilah, penulis dapat dengan leluasa berkarya untuk dapat menyampaikan berbagai macam tujuan, termasuk didalamnya pesan kebudayaan, karena sastra merupakan bagian integral kebudayaan. Universitas Sumatera Utara Seperti halnya yang diungkapkan dalam Ratna 2003:10 bahwa intensitas hubungan antara sastra dan kebudayaan dapat dijelaskan melalui dua cara, pertama sebagaimana terjadi intensitas hubungan antara sastra dengan masyarakat, sebagai sosiologi sastra, kaitan antara sastra dan kebudayaan juga dipicu oleh lahirnya perhatian terhadap kebudayaan sebagai studi sruktural . Dalam menganalisis sebuah karya sastra diperlukan suatu pendekatan serta teori yang berfungsi sebagai acuan penulis dan alat untuk memecahkan masalah dalam menganalisis karya sastra. Dalam penulisan ini, penulis lebih mengarahkan pada penelitian kebudayaan. Kebudayaan selalu bersifat sosial dan historik. Sosial karena tidak ada budaya perseorangan, namun meliputi kelompok manusia suku dan bangsa . Historik karena suatu budaya pasti memiliki akar budaya. Pendekatan sosiologis bertolak dari pandangan bahwa sastra adalah pencerminan kehidupan masyarakat. Jadi melalui sastra, pengarang mencoba mengungkapkan suka duka kehidupan masyarakat yang diketahui dengan jelas. Jadi bertolak dari pandangan itu maka kritik sastra lebih banyak menggunakan segi-segi sosial kemasyarakatan yang terdapat pada karya sastra tersebut mempersoalkan segi- segi yang menunjang pembinaan dan pengembangan tata kehidupan. Berdasarkan teori Sosiologis diatas, maka dalam penelitian ini penulis dapat menganalisis kondisi sosial atau masalah-masalah sosial yang diungkapkan dalam Universitas Sumatera Utara novel Kaze yang diperankan oleh Matsuyama Kaze dalam hubungannya dengan masyarakat. Kemudian Penulis juga menggunakan pendekatan Historis. Menurut Ratna 2004: 66, pendekatan historis sejarah melihat konsekuensi karya sastra sebagai sarana untuk memahami aspek-aspek kebudayaan yang lebih luas dimana karya sastra adalah gambaran kehidupan masyarakat dizamannya . Penelitian sejarah selalu berarti penelitian tentang sejarah manusia. Fungsi dan tugas penelitian sejarah ialah untuk merekonstruksi sejarah masa lampau manusia the human past sebagaimana adanya as it was. Harus disadari sepenuhnya bahwa betapapun cermatnya suatu penelitian sejarah, dengan tugas rekonstruksi semacam itu seorang sejarawan akan masih tetap menghadapi sejumlah problem yang tidak mudah. Dengan memberikan aksentuasi ”sejarah manusia” untuk mengingatkan bahwa penelitian dan rekonstruksi sejarah hendaknya lebih berperspektif pada konsep manusia seutuhnya. Manusia adalah makhluk rohani dan jasmani. Rohani dengan manifestasinya dalam bentuk akal, rasa, dan kehendak, yang menjadi sumber eksistensi kemanusiaannya, namun eksistensi hanya nyata dalam realitas di dalam alam jasmani. Perkembangan rohani manusia menjadi nampak dalam wadah agama, kebudayaan, peradaban, ilmu pengetahuan, seni dan teknologi. Manusia juga beraspek individu sekaligus sosial, unik partikular sekaligus umum general. Keduanya sekaligus merupakan keutuhan integritas, kesatuan entitas, dan keseluruhan totalitas. Rekonstruksi sejarah pun hendaknya utuh dan menyeluruh. Universitas Sumatera Utara Setting yang dijadikan dalam novel Kaze merupakan peristiwa sejarah yang diperankan oleh tokoh, dan novel tersebut mengandung unsur-unsur sejarah yang digambarkan dengan zaman feodalisme seperti yang pernah terjadi pada masa pemerintahan di Jepang. Dengan melihat peristiwa yang berhubungan dengan sejarah maka penulis menggunakan pendekatan Historis. Berdasarkan pendekatan diatas, penulis akan membahas latar belakang sejarah Samurai pada masa Keshogunan Tokugawa, sehingga kita dapat melihat lebih jauh tentang kesetiaan tokoh Samurai dalam novel Kaze tersebut. Selain teori sosiologis dan historis penulis juga menggunakan teori Semiotika dalam pembahasan novel Kaze. Menurut Jan Van Luxemburg 1992: 46 semiotik adalah ilmu yang mempelajari tanda-tanda lambang dan proses perlambangan tentang semiotik ini menganggap bahwa fenomena sosial maupun masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Berdasarkan teori Semiotika akan menganalisa tanda yang kemudian dihubungkan dengan konsep budaya. Sehingga pada kondisi ini karya sastra yang berbentuk novel yang akan dijadikan sebagai tanda untuk diinterpretasikan. Tanda- tanda yang terdapat dalam novel ini akan diinterpretasikan dengan mengunakan teori semiotika. Oleh karena itu novel Kaze ini akan dipilih tindakan tokoh samurai yang menggambarkan budaya masyarakat Jepang berupa kesetiaan melalui cuplikan- cuplikan yang diambil dari novel Kaze . Universitas Sumatera Utara

1.5. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian