yang ditimbulkan oleh penggambaran pagi yang cerah sengaja dijadikan latar sebagai kontras terhadap keadaan batin tokoh yang serba gundah.
Setting memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu
yang seolah-olah sungguh ada dan tejadi. Dengan demikian pembaca merasa dipermudah untuk menggunakan daya imajinasi, selain itu dimungkinkan untuk
berperan serta secara kritis sehubungan dengan pengetahuannya tentang setting. Nurgiyantoro 1995: 227 mengatakan setting dapat dibedakan kedalam tiga
unsur pokok, yaitu tempat, waktu, sosial. Ketiga unsur itu masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda-beda dan dapat dibicarakan secara
tersendiri yang pada kenyataan saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainya. Dalam menganalisis latar novel Kaze , akan dibahas latar-latar
sebagai berikut :
2.2.1. Setting Tempat
Setting tempat merupakan lokasi tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya. Unsur-unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-
tempat dengan nama-nama tertentu, inisial tertentu,mungkin juga lokasi tertentu tanpa nama yang jelas.
Latar terjadinya peristiwa-peristiwa dalam novel Kaze adalah sebagai berikut : 1. Desa Suzaka
Universitas Sumatera Utara
Desa Suzaka merupakan tempat atau setting dimana desa ini dipimpin oleh seorang kepala desa yang bernama Ichiro.
Suzaka, sebagai desa di Pegunungan, yang senantiasa mengalami panen padi yang agak sedikit, dan warganya amat tergantung pada hasil panen yang kering
seperti gandum, juga mengumpulkan pakis biasa, pakis gunung, dan jamur liar dari hutan sekitar, inilah yang membuat Suzaka menjadi desa yang sangat miskin, karena
di Jepang, beras adalah uang. Karena desa Suzaka, desa Agraris jadi kebanyakan kehidupan masyarakatnya bertani dan juga berniaga.
Desa ini juga merupakan tempat tinggal Jiro Si penjual arang , Samurai Matsuyama Kaze sempat beberapa kali tinggal di rumah Jiro. Bagi Kaze rumah Jiro
adalah tempat persinggahannya sebelum dia melanjutkan pengembaraannya mencari Putri Kaisar yang hilang.
2. Persimpangan Jalan
Tempat atau setting yang dimana Samurai Kaze menemukan sesosok mayat laki-laki misterius, sebatang panah menembus punggungnya. Persimpangan yang
menandai pertemuan 4 jalan setapak, satu jalan mengarah ke Timur menuju desa Suzaka, tempat tinggal jiro, satu menuju Utara keluar wilayah dan mengarah
Keresidenan Uzen, satunya lagi jalan mengarah ke Selatan ke Higashi dan Keresidenan Rikuzen mengarah Barat menuju Gunung Fukuto.
3. Kedai Teh Higashi
Universitas Sumatera Utara
Kedai yang merupakan setting atau tempat para pejalan kaki atau pengembara untuk memperoleh makan dan menghabiskan malam.
Area ini adalah area persegi empat yang berlantai kotor, yang dikelilingi lantai tinggi dari kayu sebagai tempat minum teh.
4. Hutan Bambu
Hutan bambu juga dijadi sebagai tempat peristirahatan Samurai Matsuyama Kaze, sama halnya dengan rumah Jiro.
5. Kediaman Lord Manase
Kediaman ini didirikan menyerupai sangkar besar dengan beberapa hal terbuka ditengah-tengahnya. Pinggiran halaman adalah beranda tertutup dengan lantai
kayu tinggi serta atap genteng, bangunan ini seperti sebagian besar rancangan khas rumah penguasa di pedesaan.
Kediaman ini juga dijadikan setting atau tempat dimana Kaze dan Jiro ditahan karena mereka dicurigai oleh sang penguasa Lord Manase mereka telah
membunuh pria misterius yang tewas di persimpangan jalan.
6. Kamp Bandit
Kamp bandit adalah tempat tinggal segerombolan bandit, didalamnya terdapat tempat penyimpanan senjata mereka. Kamp selalu dijaga ketat oleh anak buah
Universitas Sumatera Utara
pemimpin bandit Ketua Kuemon agar tidak sembarangan orang yang masuk kedalam Kamp bandit tersebut.
2.2.2 Setting Waktu