rendah dan tidak manusiawi. Samurai menanamkan etika khusus dalam kesehariannya menjalankan kesetiaan kepada tuan. Ketulusan dan kejujuran sama
berharganya dengan nyawa mereka “ Bushi no ichi-gon “ atau “janji samurai”, melebihi janji akan harga diri. Samurai juga membutuhkan pengendalian diri dan
kesabaran agar benar-benar dihormati. Samurai tidak menunjukkan tanda dari penderitaan dan kesenangan. Samurai memikul segalanya tanpa merintih, tanpa
menangis. Samurai berpegang teguh pada ketenangan dalam bersikap dan juga pada ketenangan dalam berpikir yang bisa saja terpengaruh oleh segala bentuk keinginan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa samurai merupakan ksatria sejati. Untuk memudahkan arah sasaran yang ingin dikaji dalam novel Kaze maka
maslah penelitian yang dirumuskan dalam pertanyaan adalah sebagai berikut : 1.
Hal apakah yang menyebabkan seorang samurai setia kepada tuannya? 2. Kesetiaan samurai seperti apa yang diungkapkan dalam novel Kaze pada
tuannya?
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Dari masalah-masalah yang ada, maka penulis menganggap perlu adanya pembatasan pembahasan. Hal ini dimaksudkan agar masalah penelitian tidak menjadi
terlalu luas dan berkembang jauh, sehingga penulis dapat terarah dan terfokus dalam melakukan pembahasan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis hanya akan membatasi
ruang lingkup pembahasan yang difokuskan pada analisis kesetiaan Samurai terhadap tuannya, dan kesetiaan seperti apa yang diungkapkan dalam novel Kaze. Agar
Universitas Sumatera Utara
pembahasannya lebih akurat, maka sebelum bab pembahasan penulis juga menjelaskan mengenai riwayat hidup pengarang, setting dari novel Kaze, alur cerita
novel Kaze, dan juga definisi kesetiaan samurai, pengertian samurai dan pengertian kesetiaan.
1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1.4.1 Tinjauan Pustaka
Masyarakat feodal adalah masyarakat yang militeristik yang hidup “di atas” tanah yang terpecah belah. Hal ini terjadi karena lahirnya banyak penguasa feodal
yang memberikan perlindungan atas faktor produksi, terutama tanah kepada petani. Penguasa militer dengan perantara prajurit menekan pajak setinggi-tingginya dari
petani sehingga petani tersebut hidupnya tergantung pada penguasa militer tersebut.
Martin dalam Situmorang 1995:1.
Dalam pemerintahan yang berdasarkan feodalisme atau kebudayaan feodal ini, Jepang mempunyai golongan militer yang sangat kuat bahkan dalam stratifikasi
masyarakat pada saat itu menduduki tingkat pertama. Golongan militer ini disebut dengan Bushi. Selain dikenal golongan militer dikenal pula ahli pedang Jepang yang
disebut dengan Samurai. Benedict 1982:335 mengatakan samurai adalah prajurit yang berpedang dua. Sedangkan menurut Nurhayati 1987:10 samurai adalah
pasukan pengikut tuan tanah penguasa yang disebut dengan Daimyo.
Universitas Sumatera Utara
Dalam zaman feodalisme di Jepang baik sebelum maupun pada saat zaman Edo sudah ada dirumuskan suatu konsep etos pengabdian diri Bushi terhadap
tuannya yang dikenal dengan Bushido atau jalan hidup Bushi. Benedict 1982: 333 mengatakan bushido adalah tata cara samurai yang merupakan sebuah perilaku
tradisional Jepang yang ideal. Inazo Nitobe dalam Benedict 1982 : 333 mengatakan bushido adalah perpaduan antara keadilan, keberanian, kebaikan hati, kehormatan,
kesopanan, kesetiaan, dan pengendalian diri. Bushido yang ada di Jepang sebelum dipengaruhi oleh ajaran Shido dari Tokugawa. Telah ada semenjak adanya bushi di
Jepang yang disebut dengan bushido lama Situmorang : 1995 : 21. Bushido lama dapat ditandai dengan pengabdian diri yang mutlak dari anak buah terhadap tuannya,
mereka mampu untuk bunuh diri mengikuti kematian tuannya ataupun mampu mewujudkan balas dendam tuannya. Dalam hal ini terkandung bahwa adanya
kesetiaan seorang samurai terhadap tuannya, yaitu kesetiaan pengabdian yang didasarkan pada ajaran Budha Zen.
1.4.2. Kerangka Teori
Pradopo 2003:122 Karya sastra merupakan sebuah sistem yang mempunyai konvensi-konvensi tersendiri. Dalam sastra ada jenis-jenis sastra genre dan ragam-
ragam. Dalam berbagai genre inilah, penulis dapat dengan leluasa berkarya untuk dapat menyampaikan berbagai macam tujuan, termasuk didalamnya pesan
kebudayaan, karena sastra merupakan bagian integral kebudayaan.
Universitas Sumatera Utara
Seperti halnya yang diungkapkan dalam Ratna 2003:10 bahwa intensitas hubungan antara sastra dan kebudayaan dapat dijelaskan melalui dua cara, pertama
sebagaimana terjadi intensitas hubungan antara sastra dengan masyarakat, sebagai sosiologi sastra, kaitan antara sastra dan kebudayaan juga dipicu oleh lahirnya
perhatian terhadap kebudayaan sebagai studi sruktural .
Dalam menganalisis sebuah karya sastra diperlukan suatu pendekatan serta teori yang berfungsi sebagai acuan penulis dan alat untuk memecahkan masalah
dalam menganalisis karya sastra. Dalam penulisan ini, penulis lebih mengarahkan pada penelitian kebudayaan. Kebudayaan selalu bersifat sosial dan historik. Sosial
karena tidak ada budaya perseorangan, namun meliputi kelompok manusia suku dan bangsa . Historik karena suatu budaya pasti memiliki akar budaya.
Pendekatan sosiologis bertolak dari pandangan bahwa sastra adalah pencerminan kehidupan masyarakat. Jadi melalui sastra, pengarang mencoba
mengungkapkan suka duka kehidupan masyarakat yang diketahui dengan jelas. Jadi bertolak dari pandangan itu maka kritik sastra lebih banyak menggunakan segi-segi
sosial kemasyarakatan yang terdapat pada karya sastra tersebut mempersoalkan segi- segi yang menunjang pembinaan dan pengembangan tata kehidupan.
Berdasarkan teori Sosiologis diatas, maka dalam penelitian ini penulis dapat menganalisis kondisi sosial atau masalah-masalah sosial yang diungkapkan dalam
Universitas Sumatera Utara
novel Kaze yang diperankan oleh Matsuyama Kaze dalam hubungannya dengan masyarakat. Kemudian Penulis juga menggunakan pendekatan Historis.
Menurut Ratna 2004: 66, pendekatan historis sejarah melihat konsekuensi karya sastra sebagai sarana untuk memahami aspek-aspek kebudayaan yang lebih
luas dimana karya sastra adalah gambaran kehidupan masyarakat dizamannya . Penelitian sejarah selalu berarti penelitian tentang sejarah manusia. Fungsi
dan tugas penelitian sejarah ialah untuk merekonstruksi sejarah masa lampau manusia the human past sebagaimana adanya as it was. Harus disadari sepenuhnya bahwa
betapapun cermatnya suatu penelitian sejarah, dengan tugas rekonstruksi semacam itu seorang sejarawan akan masih tetap menghadapi sejumlah problem yang tidak
mudah. Dengan memberikan aksentuasi ”sejarah manusia” untuk mengingatkan bahwa penelitian dan rekonstruksi sejarah hendaknya lebih berperspektif pada konsep
manusia seutuhnya. Manusia adalah makhluk rohani dan jasmani. Rohani dengan manifestasinya dalam bentuk akal, rasa, dan kehendak, yang menjadi sumber
eksistensi kemanusiaannya, namun eksistensi hanya nyata dalam realitas di dalam alam jasmani. Perkembangan rohani manusia menjadi nampak dalam wadah agama,
kebudayaan, peradaban, ilmu pengetahuan, seni dan teknologi. Manusia juga beraspek individu sekaligus sosial, unik partikular sekaligus umum general.
Keduanya sekaligus merupakan keutuhan integritas, kesatuan entitas, dan keseluruhan totalitas. Rekonstruksi sejarah pun hendaknya utuh dan menyeluruh.
Universitas Sumatera Utara
Setting yang dijadikan dalam novel Kaze merupakan peristiwa sejarah yang diperankan oleh tokoh, dan novel tersebut mengandung unsur-unsur sejarah yang
digambarkan dengan zaman feodalisme seperti yang pernah terjadi pada masa pemerintahan di Jepang. Dengan melihat peristiwa yang berhubungan dengan sejarah
maka penulis menggunakan pendekatan Historis.
Berdasarkan pendekatan diatas, penulis akan membahas latar belakang sejarah Samurai pada masa Keshogunan Tokugawa, sehingga kita dapat melihat lebih jauh
tentang kesetiaan tokoh Samurai dalam novel Kaze tersebut. Selain teori sosiologis dan historis penulis juga menggunakan teori Semiotika
dalam pembahasan novel Kaze. Menurut Jan Van Luxemburg 1992: 46 semiotik adalah ilmu yang mempelajari tanda-tanda lambang dan proses perlambangan tentang
semiotik ini menganggap bahwa fenomena sosial maupun masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda.
Berdasarkan teori Semiotika akan menganalisa tanda yang kemudian dihubungkan dengan konsep budaya. Sehingga pada kondisi ini karya sastra yang
berbentuk novel yang akan dijadikan sebagai tanda untuk diinterpretasikan. Tanda- tanda yang terdapat dalam novel ini akan diinterpretasikan dengan mengunakan teori
semiotika. Oleh karena itu novel Kaze ini akan dipilih tindakan tokoh samurai yang menggambarkan budaya masyarakat Jepang berupa kesetiaan melalui cuplikan-
cuplikan yang diambil dari novel Kaze .
Universitas Sumatera Utara
1.5. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1.5.1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan sebagaimana telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan hal yang menyebabkan seorang samurai setia kepada
tuannya? 2.
Untuk mendeskripsikan Kesetiaan Samurai seperti apa yang diungkapkan dalam novel Kaze pada tuannya?
1.5.2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah : 1.
Bagi peneliti dan masyarakat umum diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kesetiaan para samurai pada masa pemerintahan
Keshogunan Tokugawa. 2.
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan oleh pembelajar bahasa Jepang pada khususnya maupun orang-orang yang tertarik mengenai budaya
Jepang pada umumnya.
Universitas Sumatera Utara
1.6 . Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang termasuk dalam cakupan penelitian kualitatif dan pendekatan semiotik. Metode dekriptif adalah suatu metode
yang dipakai untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, mengkaji, menginterpretsikan data. Menurut Koentjaraningrat
1976: 30 bahwa penelitian yang bersifat deskriptif yaitu memberi gambaran yang secermat mungkin mengenai individu keadaan, gejala, atau kelompok tertentu.
Dengan menggunakan metode deskriptif ini, peneliti akan menjelaskan kesetiaan tokoh samurai. Pendekatan semiotik digunakan untuk menunjukkan adanya perilaku
yang mencerminkan budaya kesetiaan di dalam novel. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah novel yang berjudul Kaze karya
Dale Furutani yang diterbitkan oleh Penerbit Qanita PT. Mizan Pustaka Anggota IKAPI, Bandung pada tahun 2008 setelah diterjemahkan kedalam versi bahasa
Indonesia. Novel Kaze ini diterbitkan pertama kali oleh William Morrow and Company, inc.,New York.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka library reseach yaitu dengan menelusuri sumber-sumber kepustakaan dengan buku-
buku dan referensi yang ada diperpustakaan umum Universitas Sumatra Utara,
Universitas Sumatera Utara
perpustakaan yang ada di jurusan sastra Jepang, membaca literatur dan melakukan penelusuran melalui media internet.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KESETIAAN SAMURAI DALAM
NOVEL “KAZE” KARYA DALE FURUTANI
2.1. Riwayat Hidup Dale Furutani
Nama lengkapnya adalah Dale Furutani. Lahir di Hilo, Hawaii, pada 1 Desember 1946, Dale Furutani adalah generasi ketiga Jepang- Amerika , sansei.
Keluarganya berasal dari pulau Oshima, Selatan Hiroshima. Kakek dan neneknya datang d Hawaii pada tahun 1896 sebagai pekerja disebuah pabrik gula, namun
kakeknyanya memutuskan kontrak karena bisnis ikan yang digelutinya lebih berhasil. Ketika berusia enam tahun, Dale kecil diadopsi oleh John Flanagan, dan
pindah ke California. Pengalaman buruknya, perlakuan rasialis dari teman-teman sekolahnya,karena dia satu-satunya orang Asia disekolahnya, tak menghalangi Dale
muda melambungkan imajinasinya. Dale mendapatkan gelar akademis di bidang penulisan kreatif dari California
State University, Long Beach, dan gelar MBA di bidang pemasaran dan system informasi dari UCLA. Pada tahun 1993, novel pertamanya, Death in Little
Tokyo,meraih Anthony Award dan Macavity Award untuk novel Misteri Debutan Terbaik.
2.2. Setting Novel Kaze
Universitas Sumatera Utara