BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KESETIAAN SAMURAI DALAM
NOVEL “KAZE” KARYA DALE FURUTANI
2.1. Riwayat Hidup Dale Furutani
Nama lengkapnya adalah Dale Furutani. Lahir di Hilo, Hawaii, pada 1 Desember 1946, Dale Furutani adalah generasi ketiga Jepang- Amerika , sansei.
Keluarganya berasal dari pulau Oshima, Selatan Hiroshima. Kakek dan neneknya datang d Hawaii pada tahun 1896 sebagai pekerja disebuah pabrik gula, namun
kakeknyanya memutuskan kontrak karena bisnis ikan yang digelutinya lebih berhasil. Ketika berusia enam tahun, Dale kecil diadopsi oleh John Flanagan, dan
pindah ke California. Pengalaman buruknya, perlakuan rasialis dari teman-teman sekolahnya,karena dia satu-satunya orang Asia disekolahnya, tak menghalangi Dale
muda melambungkan imajinasinya. Dale mendapatkan gelar akademis di bidang penulisan kreatif dari California
State University, Long Beach, dan gelar MBA di bidang pemasaran dan system informasi dari UCLA. Pada tahun 1993, novel pertamanya, Death in Little
Tokyo,meraih Anthony Award dan Macavity Award untuk novel Misteri Debutan Terbaik.
2.2. Setting Novel Kaze
Universitas Sumatera Utara
Menurut Jacob Sumardjo dan Saini 1997: 75-76, setting dalam cerita bukan hanya sekedar background, artinya bukan hanya menunjukkan tempat kejadian dan
kapan terjadinya, tetapi juga halnya terjadi erat dengan karakter, tema, dan suasana cerita. Dalam suatu cerita yang baik, setting harus benar-benar mutlak untuk
menggarap tema dan karakter cerita. Jadi jelas bahwa pemilihan setting dapat membentuk tema tertentu dan plot tertentu. Setting bisa berarti menyatakan tempat
tertentu, daerah tertentu, orang-orang tertentu dengan watak yang tertentu pula, cara hidup dan cara berfikir tertentu.
Menurut Ikram 1980 : 21, setting adalah tempat secara umum dan waktu atau masa terjadi. Menurut Welleck 1989 : 24, latar adalah lingkungan, terutama
dalam lingkungan rumah tangga, dan merupakan metonimi, metafora, dan pertanyaan dari watak. Menurut Esten 1982: 92-93, setting dapat merupakan pernyataan dari
sebuah keinginan manusia. Ia merupakan latar alam sebagai proyeksi dari keinginan. Latar sosial adalah keinginan sosial, tempat tokoh itu bermain. Yang dimaksud
dengan latar sosial dalam hal ini tidak tidak hanya menyangkut kelas sosial dari masyarakat, tetapi juga lingkungan masyarakat.
Menurut Kenny 1966: 42, setting sebagai unsur cerita yang dinamis membantu pemgembangan unsur lainnya.Hubungan dengan unsur lain boleh jadi
selaras , boleh jadi pula berkontras, artinya selamanya latar itu sesuai dengan apa yang dilatarinya. Tidak tertutup kemungkinan adanya latar yang berkontras.
Contohnya, adanya suatu pembunuhan yang terjadi di siang bolong, suasana gembira
Universitas Sumatera Utara
yang ditimbulkan oleh penggambaran pagi yang cerah sengaja dijadikan latar sebagai kontras terhadap keadaan batin tokoh yang serba gundah.
Setting memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu
yang seolah-olah sungguh ada dan tejadi. Dengan demikian pembaca merasa dipermudah untuk menggunakan daya imajinasi, selain itu dimungkinkan untuk
berperan serta secara kritis sehubungan dengan pengetahuannya tentang setting. Nurgiyantoro 1995: 227 mengatakan setting dapat dibedakan kedalam tiga
unsur pokok, yaitu tempat, waktu, sosial. Ketiga unsur itu masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda-beda dan dapat dibicarakan secara
tersendiri yang pada kenyataan saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainya. Dalam menganalisis latar novel Kaze , akan dibahas latar-latar
sebagai berikut :
2.2.1. Setting Tempat
Setting tempat merupakan lokasi tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya. Unsur-unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-
tempat dengan nama-nama tertentu, inisial tertentu,mungkin juga lokasi tertentu tanpa nama yang jelas.
Latar terjadinya peristiwa-peristiwa dalam novel Kaze adalah sebagai berikut : 1. Desa Suzaka
Universitas Sumatera Utara
Desa Suzaka merupakan tempat atau setting dimana desa ini dipimpin oleh seorang kepala desa yang bernama Ichiro.
Suzaka, sebagai desa di Pegunungan, yang senantiasa mengalami panen padi yang agak sedikit, dan warganya amat tergantung pada hasil panen yang kering
seperti gandum, juga mengumpulkan pakis biasa, pakis gunung, dan jamur liar dari hutan sekitar, inilah yang membuat Suzaka menjadi desa yang sangat miskin, karena
di Jepang, beras adalah uang. Karena desa Suzaka, desa Agraris jadi kebanyakan kehidupan masyarakatnya bertani dan juga berniaga.
Desa ini juga merupakan tempat tinggal Jiro Si penjual arang , Samurai Matsuyama Kaze sempat beberapa kali tinggal di rumah Jiro. Bagi Kaze rumah Jiro
adalah tempat persinggahannya sebelum dia melanjutkan pengembaraannya mencari Putri Kaisar yang hilang.
2. Persimpangan Jalan
Tempat atau setting yang dimana Samurai Kaze menemukan sesosok mayat laki-laki misterius, sebatang panah menembus punggungnya. Persimpangan yang
menandai pertemuan 4 jalan setapak, satu jalan mengarah ke Timur menuju desa Suzaka, tempat tinggal jiro, satu menuju Utara keluar wilayah dan mengarah
Keresidenan Uzen, satunya lagi jalan mengarah ke Selatan ke Higashi dan Keresidenan Rikuzen mengarah Barat menuju Gunung Fukuto.
3. Kedai Teh Higashi
Universitas Sumatera Utara
Kedai yang merupakan setting atau tempat para pejalan kaki atau pengembara untuk memperoleh makan dan menghabiskan malam.
Area ini adalah area persegi empat yang berlantai kotor, yang dikelilingi lantai tinggi dari kayu sebagai tempat minum teh.
4. Hutan Bambu
Hutan bambu juga dijadi sebagai tempat peristirahatan Samurai Matsuyama Kaze, sama halnya dengan rumah Jiro.
5. Kediaman Lord Manase
Kediaman ini didirikan menyerupai sangkar besar dengan beberapa hal terbuka ditengah-tengahnya. Pinggiran halaman adalah beranda tertutup dengan lantai
kayu tinggi serta atap genteng, bangunan ini seperti sebagian besar rancangan khas rumah penguasa di pedesaan.
Kediaman ini juga dijadikan setting atau tempat dimana Kaze dan Jiro ditahan karena mereka dicurigai oleh sang penguasa Lord Manase mereka telah
membunuh pria misterius yang tewas di persimpangan jalan.
6. Kamp Bandit
Kamp bandit adalah tempat tinggal segerombolan bandit, didalamnya terdapat tempat penyimpanan senjata mereka. Kamp selalu dijaga ketat oleh anak buah
Universitas Sumatera Utara
pemimpin bandit Ketua Kuemon agar tidak sembarangan orang yang masuk kedalam Kamp bandit tersebut.
2.2.2 Setting Waktu
Setting waktu yang berhubungan dengan masalah ‘kapan ‘ terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah ‘kapan’ tersebut
biasanya dihubungkan dengan setting tempat dan setting waktu faktual. Setting waktu juga harus dikaitkan dengan setting tempat dan setting sosial sebab pada kenyataan
memang berkaitan. Novel
“Kaze” Karya Dale Furutani menggambarkan setting waktu yang menceritakan tentang kehidupan samurai pada zaman Edo Keshogunan Tokugawa .
Hal ini dapat dilihat dari penggambaran suasana Jepang di tahun-tahun pertama sang Shogun besar, Tokugawa Ieyasu memegang kekuasaan. Jepang digambarkan sebagai
sebuah wilayah yang belum kondusif dengan banyaknya bandit dan pembunuhan- pembunuhan terhadap pengikut penguasa terdahulu. Senjata-senjata kembali beredar
setelah pada masa Hideyoshi sempat dilarang.
2.2.3. Setting Sosial
Setting sosial mengarah pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata
cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang
Universitas Sumatera Utara
kompleks. Dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap dan lainnya. Disamping itu, latar sosial juga
berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan. Novel
“Kaze “ bila dilihat dari setting sosial adalah mengggambar tentang samurai Kaze berutang kesetiaan terakhir bagi tuannya. Kaze harus menemukan putri
Kaisar yang hilang setelah malapetaka besar menimpa kekaisaran Jepang. Mangkatnya sang Tuan, Kaisar Hideyoshi, menjadi sasaran empuk Tokugawa Ieyasu
untuk melakukan tindakan makar.
2.3. Alur Cerita Novel Kaze
Pengertian Plot atau alur dalam cerpen atau karya fiksi pada umumnya adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjadi
cerita yang dihasilkan oleh para pelaku dalam saat bercerita tahapan peristiwa yang berbagai macam Aminuddin, 2000 : 83 .
Alur atau plot cerita fiksi secara umum dibagi menjadi tiga jenis, yakni alur maju, alur mundur dan alur maju mundur. Alur maju adalah cerita yang mengalir dan
berurutan dari awal kejadian sampai akhir peristiwa sampai akhirnya mencapai penyelesaian sesuai dengan yang diinginkan pengarang. Alur mundur adalah jalan
cerita yang dimulai dari menceritakan peristiwa hasil lalu mundur ke cerita penyebab atau peristiwa penyebab cerita hasil. Alur maju mundur adalah jalan cerita yang tidak
Universitas Sumatera Utara
beraturan. Pengarang bisa saja menceritakan kejadian yang sedang terjadi, lalu tiba- tiba melompat menceritakan kejadian yang lampau dan kembali lagi ke cerita yang
sekarang. Sebagaimana diungkapkan oleh Petronius dalam Fananie 2001:93 struktur
plot mencakup tiga bagian;
1. Exposition setting forth of the beginning
2. conflict a complication that moves to climax
3. Denouement literally,”unknotting”, the outcome of the conflict;the
resolution. Dalam pengertiannya elemen plot hanyalah didasarkan pada paparan
mulainya peristiwa, berkembangnya peristiwa yang mengarah pada konflik yang memuncak, dan penyelesaian terhadap konflik.
Berdasarkan fungsi plot dalam membangun nilai estetik cerita, maka identifikasi dan penilaian terhadap keberadaan plot menjadi sangat beraneka ragam.
Keberagaman tersebut paling tidak dapat dilihat dari tiga prinsip utama analisis plot yang meliputi:
1. Plots of action, analisis proses perubahan peristiwa secara lengkap, baik yang
muncul secara bertahap maupun tiba-tiba pada situasi yang dihadapi tokoh utama, dan sejauh mana urutan peristiwa yang dianggap sudah tertulis
Universitas Sumatera Utara
determinisme itu, berpengaruh terhadap perilaku dan pemikiran tokoh yang bersangkutan dalam menghadapi situasi tersebut;
2. Plots of character, proses perubahan perilaku atau moralitas secara lengkap
dari tokoh utama kaitannya dengan tindakan emosi dan perasaan; dan 3.
Plots of thought, proses perubahan secara lengkap kaitannya denagn perubahan pemikiran tokoh utama dengan segala konsekuensinya berdasarkan
kondisi yang secara langsung dihadapi.
Perubahan perilaku, moral, pemikiran atau pandangan, dan konflik-konflik yang dialami oleh tokoh cerita serta peristiwa-peristiwa yang muncul memang
seharusnya dijalani oleh para tokohnya, dalam novel Kaze ini terjadi pada perilaku Matsuyama Kaze yang harus mengabdi kepada Kaisar Hideyoshi sebagai tuannya
yang sudah mengangkatnya sebagai anak plots of action. Dalam plots of character, fokus utama terjadinya peristiwa adalah perubahan moral, karakter atau emosi tokoh
cerita. Untuk mengetahui jalinan plot model plots of character adalah dengan menganalisis setiap perubahan perilaku atau emosi tokoh-tokohnya. Pada plots of
thought, penekanan utama yang menyebab perubahan emosi atau perasaan tokoh adalah didasarkan pada situasi yang dihadapi secara langsung.
2.4. Kesetiaan Samurai