Pengaruh Hipertensi dengan Kejadian Asphyxia Neonatorum Pengaruh Anemia dengan Kejadian Asphyxia Neonatorum

kendor, kekenyalan sudah kurang hingga kekuatan mendesak kebawah tidak seberapa sehingga dapat memperpanjang proses persalinan Sastrawinata S, 1983.

5.3 Pengaruh Hipertensi dengan Kejadian Asphyxia Neonatorum

Dari hasil analisa data tabel 4.4. adanya pengaruh yang signifikan antara penyakit hipertensi yang dialami saat hamil dengan kejadian asphyxia neonatorum. Hasil Uji statistic chi-Square diperoleh nilai X 2 8.707 dan nilai P. value nilai p value 0,05 menunjukkan hubungan bermakna antara proporsi bayi yang mengalami asphyxia neonatorum pada ibu yang mengalami hipertensi dibandingkan ibu yang tidak mengalami hipertensi. Adapun besarnya beda dapat dilihat dari nilai OR yang besarnya 7.303 Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukan Wiknjosastro 1999 , penyakit hipertensi yang diderita akan mempengaruhi janin karena dengan meningkatnya tekanan darah disebabkan oleh meningkatnya hambatan pada pembuluh darah perifer. akan mengakibatkan sirkulasi utero-plasenta kurang baik, keadaan ini menimbulkan gangguan lebih berat terhadap insufisiensi plasenta dan berpengaruh pada gangguan pertumbuhan janin, gangguan pernafasan Zein, U, 2008.

5.4 Pengaruh Anemia dengan Kejadian Asphyxia Neonatorum

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan faktor ibu hamil menurut anamia pada kelompok kasus sebanyak 24 responden 88,9 dan pada kelompok kontrol sebanyak 3 responden 11,1 Dari hasil uji statistik Chi Square didapatkan X 2 = Evi Desfauza : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asphyxia Neonatorum Pada Bayi Baru Lahir Yang Dirawat Di Rsu Dr Pirngadi Medan Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008 18.825 dan nilai p. value adalah 0,00 berarti nilai p value 0,05 yaitu adanya hubungan yang signifikan anemia pada ibu hamil dengan kejadian asphyxia neonatorum, nilai OR = 10.154, artinya kejadian asphyxia neonatorum pada bayi baru lahir 10.154 kali pada ibu yang anemia dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia. Penelitian sesuai dengan teori terdahulu yang menyatakan anemia yang dialami ibu pada saat hamil akan berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Anemia dalam kehamilan cukup tinggi berkisar antara 10 dan 20 karena defisiensi makanan memegang peranan yang sangat penting dalam timbulnya anemia maka dapat difahami bahwa frekuensi itu lebih tinggi lagi dinegara-negara sedang berkembang Angka SKRT 1995 menunjukkan bahwa sebagian ibu hamil di Indonesia menderita anemia. Menurut hasil susenas 2001 angka anemia ibu hamil 42 dan 24 ibu hamil menderita kurang energi protein KEP. Anemia pada ibu hamil dapat didefenisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada dibawah normal 11 gr Akibat Anemia dapat menimbulkan hipoksia dan Berkurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya aliran oksigen ke plasenta dan juga ke janin menimbulkan gangguan pada pernafasan bayi.

5.5 Pengaruh Preeklampsia terhadap Kejadian Asphyxia Neonatorum