Metode Analisis Data Definisi Operasional

AGRO = Sektor agroindustriPDRB sub sektor agroindustri milyar Rp INV = Total investasi PMA dan PMDN sektor agroindustri milyar Rp SB = Tingkat suku bunga kredit persen TK = Jumlah tenaga kerja sektor agroindustri Jiwa DUMMY = Krisis ekonomi berdasarkan dummy sebelum krisis tahun 1986- 1996 D = 0 : krisis ekonomi tahun 1997-2007 D = 1 α = Konstanta 1 = Koefisien regresi 2 3 e = Variabel Pengganggu error term

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Ordinary Least Square OLS, hal ini dimungkinkan untuk melihat seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sektor agroindustri di Kota Medan selama kurun 1986-2007, dan sebagai alat analisis yang digunakan untuk mengolah data dalam studi ini adalah dengan menggunakan bantuan program eviews 4.1. 57 3.6 Test of Goodness of Fit Uji Kesesuaian 3.6.1 Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi R merupakan perbandingan antara variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh varabel independent secara bersama-sama dibandingkan dengan variasi total variabel dependen. Menurut Kuncoro 2001 bahwa koefisien determinasi R pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Kuncoro, 2001. Formula R 2 sendiri menurut Gujarati 1995 adalah sebagai berikut. 2 2 2 R ∑ ∑ − − = _ 2 _ 2 Y Y Y Y Nilai Y adalah nilai Y-estimate atau estimasi garis regresi. Dan _ Y adalah nilai Y-rata-rata. Tidak ada ukuran yang pasti seberapa besar R untuk mengatakan bahwa suatu variabel sudah tepat. Jika R semakin besar atau mendekati 1, maka model semakin tepat. 2 2 58

3.6.2 Uji-F Uji Keseluruhan

Uji-F merupakan perbandingan antara variasi variabel dependen yang dijelaskan di dalam model dengan variasi yang dijelaskan oleh variabel di luar model. Menurut Kuncoro 2001 bahwa uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria uji statistik F adalah bila nilai-F 4, maka semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen Kuncoro, 2001.

3.6.3 Uji t-Uji Parsial

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat Kuncoro, 2001. Uji-t adalah uji signifikansi secara parsial yang dapat dirumuskan sebagai berikut. 1 Ho: i = 0 tidak ada pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen; dan 2 Ha: i ≠ 0 ada pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Kriteria uji adalah jika nilai t-hitung ≥ t-tabel, maka nilai yang diuji adalah bermakna atau signifikan, jika t-hitung ≤ t-tabel, maka nilai yang diperoleh kurang bermakna, atau nilainya tidak berbeda dari nol. 59

3.7 Pengujian Terhadap Validitas Asumsi Klasik

Dalam penghitungan regresi pada model persamaan 2 mungkin akan dapat menyesatkan kesimpulan yang diambil dari persamaan yang dibentuk. Untuk itu maka perlu dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik Arief, 1993.

3.7.1 Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linear diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Interpretasi dari persamaan regresi linier secara implisit bergantung pada asumsi bahwa variabel-variabel bebas dalam persamaan tidak saling berkorelasi. Bila variabel-variabel bebas berkorelasi dengan sempurna, maka disebut multikolinieritas sempurna. Multikolinieritas dapat dideteksi dengan besaran-besaran regresi yang didapat, yaitu : 1 Variasi besar dari taksirasn OLS 2 Interval kepercayaan lebar karena variasi besar, maka standar error besar sehingga interval kepercayaan lebar. 3 Uji-t tidak signifikan. Suatu variabel bebas secara substansi maupun secara statistik jika dibuat regresi sederhana bias tidak signifikan karena variasi besar akibat kolinieritas. Bila standar error terlalu besar, maka besar pula kemungkinan taksiran koefisien regresi tidak signifikan. 4 R 2 tinggi tetapi tidak banyak variabel yang signifikan dari t-test. Terkadang nilai taksiran koefisien yang didapat akan mempunyai nilai yang tidak sesuai dengan substansi sehingga dapat menyesatkan interpretasi. 60

3.7.2 Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu. Dalam konteks regresi, model regresi linier klasik mengasumsikan bahwa autokorelasi seperti itu tidak terdapat dalam disturbansi atau penggunaan. Dengan menggunakan lambang µ secara sederhana dapat dikatakan model klasik mengasumsikan bahwa unsur gangguan yang berhubungan dengan observasi tidak dipengaruhi oleh unsur disturbansi atau gangguan yang berhubungan dengan pengamatan lain yang manapun. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model penelitian ini dilakukan uji Lagrance Multiplier LM Test. Dengan membandingkan nilai X 2 hitung dengan X 2 tabel , dengan kriteria penelitian sebagai berikut : 1 Jika nilai X 2 hitung X 2 tabel , maka hipotesis yang dinyatakan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model empiris yang digunakan ditolak. 2 Jika nilai X 2 hitung X 2 tabel , maka hipotesis yang dinyatakan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model empiris yang digunakan tidak dapat ditolak.

3.7.3 Uji Normalitas

Asumsi yang digunakan adalah variabel pengganggu e dari suatu regresi berdistribusi normal yang memenuhi asumsi bahwa variabel e memiliki rata-rata nol zero mean of disturbance, artinya bahwa garis regresi pada nilai variabel independen tertentu sehingga rata-rata error yang di atas regresi dan di bawah regresi kalau dijumlahkan hasilnya nol. Jika variabel e berdistribusi normal, maka variabel 61 yang diteliti produktivitas kerja juga berdistribusi normal. Menurut Gujarati 1995 untuk menguji normalitas e dapat digunakan formula Jarque-Berra JB test berikut: JB = ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − + 24 3 6 2 2 K S n Arti S adalah skewness kemerengan dan K kurtosis keruncingan. Nilai-nilai kemencengan dan keruncingan atau S dan K dapat diperoleh dari program Eviews, pada analisis deskriptif. Hasil hitung JB kemudian dibandingkan dengan tabel Chi Square dengan derajat bebas 2, karena asumsi yang digunakan data terdistribusi normal, maka hasil yang diperoleh adalah JB hitung ≤ tabel. 2 2

3.7.4 Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar. Untuk menguji linearitas dalam penelitian ini digunakan uji Ramsey Reset Ramsey Test, yaitu dengan membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel, dengan kriteria keputusan sebagai berikut : 1. Jika F hitung F tabel , maka hipotesis yang menyatakan bahwa spesifikasi model yang digunakan dalam bentuk fungsi linear adalah benar, tidak ditolak. 2. Jika F hitung F tabel , maka hipotesis yang menyatakan bahwa spesifikasi model yang digunakan dalam bentuk fungsi linear adalah benar, ditolak 62

3.8 Definisi Operasional

emahaman terhadap istilah dan variabel yang digunakan dala i AGRO merupakan nilai output agroindustri yang diproxi dengan nanaman suku bunga SB adalah rata-rata tingkat suku bunga kredit untuk ang bekerja di sektor agroindustri per Untuk memudahkan p m penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional, adalah sebagai sebagai berikut: 1. Agroindustr PDRB sub sektor agroindustri Kota Medan dalam satuan milyar rupiah. 2. Total investasi sektor agroindustri INV yaitu jumlah investasi Pe Modal Asing PMA dan Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN sektor agroindustri setiap tahunnya berdasarkan data realisasi dalam satuan milyar rupiah. 3. Tingkat jangka waktu 1 tahun dalam satuan persen. 4. Tenaga Kerja TK adalah jumlah orang y tahun, berdasarkan International Standard of Industrial Classification ISIC atau Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia KLUJ dalam satuan jumlah orangjiwa. 5. Krisis ekonomi DUMMY berdasarkan variabel dummy sebelum krisis tahun 1986-1996 D=0 : sesudah krisis tahun 1997-2007 D=1. 63 64

BAB IV ANALISIS D

BAHASAN .1. Indikator Ekonomi Kota Medan i, distribusi dan konsumsi. Oleh karenanya, eko ajuan, dan kemakmuran, bah omi sebagai bagian dari ukuran kinerja dalam pem terangan Pertanggungjawaban Walikota Med AN PEM 4 Ekonomi adalah aktivitas produks nomi sangat terkait dengan kemampuan setiap orang atau siapapun memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraannya, baik kemampuan untuk berproduksi atau mengkonsumsi berbagai barang dan jasa yang dibutuhkan. Mengingat keterkaitan yang begitu tinggi antara kem kan kesejahteraan dengan aspek ekonomi, maka aspek ekonomi secara umum dijadikan salah satu ukuran penting untuk menilai tingkat kemajuan, kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan aspek ekon bangunan juga menjadi semakin penting sebab secara teknis operasional, konsep ekonomi menyediakan berbagai alat ukur kuantitatif yang relevan, untuk mengevaluasi proses pembangunan secara ekonomi. Oleh karena itu, untuk melihat keluaran, hasil dan manfaat serta dampak pembangunan yang telah dilaksanakan, sekaligus untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaannya, sangat lazim digunakan indikator makro perekonomian. Berdasarkan hal tersebut, Laporan Ke an, khususnya di bidang ekonomi selama tahun 2006 dan periode 2004 – 2006