6
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Memasuki abad ke-21 perekonomian Indonesia menghadapi sejumlah permasalahan yang sangat berat, khususnya akibat krisis ekonomi yang
berkepanjangan. Penurunan pendapatan, kemiskinan, pengangguran, laju inflasi yang tinggi merupakan sederet persoalan ekonomi yang yang memerlukan pemecahan
sesegera mungkin. Krisis ekonomi tersebut bukan merupakan bencana ekonomi, melainkan suatu koreksi pasar terhadap strategi pembangunan ekonomi yang
ditempuh selama ini, yang lebih memfokuskan kepada pembangunan industri yang bersifat hi-tech dengan mengandalkan murahya tenaga kerja dengan mengandalkan
komponen bahan baku utama adalah impor foodloose industry. Pembangunan pertanian kurang menjadi perhatian sedangkan sebagian besar penduduk Indonesia
mata pencahariannya adalah bertani. Adanya persepsi yang salah bahwa kemajuan suatu bangsa tidak mungkin dicapai
melalui pemberdayaan sektor pertanian juga merupakan salah satu penyebab lain dari kegagalan penentuan fokus pembangunan ekonomi nasional Lukmana, 1995.
Negara yang tidak mengadakan perbaikan disektor pertanian, mengambil resiko yang serius dan akan mengalami kemacetan bottle neck dalam pembangunannya Kotler,
dkk, 1998. Menurut Hardiansyah 2000 kita harus mempelajari sejarah bahwa
2
negara-negara industri seperti Amerika Serikat, Kanada, Prancis, Swiss, Inggris, Belanda, Jepang, dan Australia, memulai ekonominya melalui sektor pertanian dan
bahkan sampai saat ini masih mengandalkan produk pertanian dan hasil olahannya untuk mencukupi kebutuhan pangan dan kebutuhan devisa. Sebaliknya Negara Uni
Sovyet yang pada mulanya merupakan salah satu dari dua negara adi kuasa, sekarang menjadi tertinggal kerena menomorduakan pembangunan sektor pertaniannya
sehingga mengalami kekurangan pangan yang cukup serius. Untuk memecahkan persoalan ekonomi yang sangat luas tersebut, Indonesia
memerlukan strategi pembangunan ekonomi yang memiliki kemampuan jangkauan pemecahan masalah yang luas dan visioner, yang tidak hanya mampu menghasilkan
devisa yang besar untuk pembayaran hutang, menciptakan lapangan pekerjaan, menghapuskan kemiskinan, mewujudkan pemerataan, menjamin pembangunan yang
berkelanjutan dan strategi yang ditempuh tersebut tidak harus tergantung pada impor bahan baku, barang modal, tenaga ahli maupun pembiayaan.
Pengembangan agroindustri merupakan salah satu opsi yang perlu dipertimbangkan. Sebagai industri berbasis sumber daya, agroindustri berpotensi
dapat meningkatkan cadangan devisa serta penyediaan lapangan kerja. Hal ini dinilai strategis mengingat Indonesia merupakan satu dari sedikit negara di daerah tropis
yang memiliki keragaman hayati biodiversity cukup besar. Untuk sektor perkebunan saja tidak kurang dari 145 komoditi yang tercatat sebagai komoditi binaan, sementara
yang memiliki nilai ekonomis dapat diandalkan baru sekitar 10 diantaranya kelapa sawit, karet, kopi, jambu mete Saragih, 2000.
9
Selanjutnya, pengembangan agroindustri akan sangat strategis apabila dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan. Pengertian terpadu adalah keterkaitan usaha sektor
hulu dan hilir backward and forward linkages, serta pengintegrasian kedua sektor tersebut secara sinergis dan produktif. Sedangkan dengan konsepsi berkelanjutan,
diartikan sebagai pemanfaatan teknologi konservasi sumberdaya dengan melibatkan kelompok lembaga masyarakat, serta pemerintah pada semua aspek.
Dengan demikian diperlukan jaringan kerja dan peran aktif semua pihak yang terkait. Keterpaduan dan berkelanjutan inilah yang menempatkan UKM yang
tergabung dalam sentra-sentra, menjadi variabel penting. Hal ini karena agroindustri, yang memproduksi kebutuhan konsumsi masyarakat memiliki multiplier effects yang
tinggi karena keterlibatan berbagai komponen dalam masyarakat Tambunan, 2003 Sejak reformasi, salah satu diskursus yang mengemuka dalam pembangunan
ekonomi nasional adalah perlunya shifting paradigm agar pembangunan lebih berbasis pada pertanian dalam arti luas sehingga industri yang seharusnya
dikembangkan adalah industri manufaktur agro agroindustri. Pengembangan agroindustri diyakini akan berdampak pada penciptaan
kesempatan kerja seluas-luasnya sekaligus menciptakan pemerataan pembangunan. Diakui atau tidak, ekonomi Indonesia sekarang mempunyai masalah yang krusial
dalam bidang pengangguran dan kemiskinan. Titik lemah perekonomian kita adalah tidak bergeraknya sektor riil sehingga kesempatan kerja terbatas. Padahal sebagian
besar penduduk miskin berada pada sektor ini, khususnya pertanian dalam arti luas. Oleh karena itu, diperlukan keberanian pemerintah untuk melakukan terobosan
9
strategi menjadikan agroindustri sebagai lokomotif ekonomi untuk menarik sektor lainnya. Seperti diketahui, keunggulan komparatif perekonomian Indonesia adalah
besarnya potensi sumber daya alam terbarukan renewable resources dan pengalaman agroindustri sebagai penyelamat ekonomi kita selama krisis.
Dalam sektor-sektor agroindustri itu ditemui sejumlah keunggulan, indikatornya antara lain: pertama, dari sisi sektor tenaga kerja, kegiatan pertanian merupakan
penyerap tenaga kerja yang terbesar dan merupakan sumber pendapatan mayoritas penduduk. Kedua, dari sisi sektor pangan, pertanian merupakan penghasil makanan
pokok penduduk. Peran ini tidak dapat disubstitusi secara sempurna oleh sektor ekonomi lainnya, kecuali apabila impor pangan menjadi pilihan. Ketiga, dari sisi
sektor ekonomi makro, komoditas pertanian sebagai penentu stabilitas harga, yang menjadi indikator kesejahteraan masyarakat. Harga produk-produk pertanian
memiliki bobot yang besar dalam indeks harga konsumen sehingga dinamikanya sangat berpengaruh terhadap inflasi. Keempat, dari sisi sektor perdagangan,
akselerasi pembangunan pertanian sangat penting untuk mendorong ekspor dan mengurangi impor. Kelima, dari sisi sektor industri, komoditas pertanian merupakan
bahan industri manufaktur pertanian. Keenam, dari sisi sektor pembangunan daerah, pada tataran pelaksanaan pertanian memiliki keterkaitan antara regional dan sektoral
yang sangat tinggi. Ketujuh, dari sisi penanggulangan kemiskinan, sektor-sektor agroindustri merupakan kegiatan yang paling banyak mengikutsertakan kelompok
masyarakat yang tidak mampu dan berada dalam kawasan yang belum maju atau kawasan tertinggal. Dan kedelapan, dari sisi investasi, sektor-sektor agroindustri
10
merupakan kegiatan yang paling banyak menarik dan menghimpun investasi, terutama investasi asing.
Tantangan pembangunan yang dihadapi oleh pemerintah Kota Medan pada masa yang akan datang adalah bagaimana mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi
yang telah dicapai dan meningkatkan serta memperluas landasan ekonomi daerah yang didukung oleh peningkatan ekspor non migas dan perluasan kesempatan kerja
sehingga mempercepat peningkatan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat. Untuk menghadapi tantangan tersebut, pembangunan ekonomi Kota Medan
menghadapi pula beberapa kendala. Beberapa kendala tersebut adalah 1 tenaga kerja, 2 modal 3 prasarana dan sarana yang kurang, 4 kerusakan sumber daya
alam yang terjadi akibat pembangunan yang dilakukan selama ini, 5 koordinasi antar lembaga yang lemah, 6 penduduk yang masih tinggal dalam kemiskinan dan
7 teknologi yang masih rendah. Usaha untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan juga
berkelanjutan sustainable akan berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja, kesejahteraan ekonomi, dan ekspor. Peluang yang dimiliki oleh Pemerintah Kota
Medan untuk mencapai tersebut antara lain: 1 potensi sumber daya, yang belum optimal dimanfaatkan dan yang belum dimanfaatkan, 2 adanya industri pengolahan
agroindustri yang cukup berkembang, 3 lokasi yang strategis, dan 4 jumlah penduduk yang besar.
11
Dengan memperhatikan kendala dan peluang untuk mencapai sasaran pembangunan yang mempunyai dampak terhadap kesejahteraan masyarakat maka
perlu ada suatu kebijaksanaan yang tepat yaitu bagaimana mengembangkan sektor yang dapat menjadi unggulan dalam pembangunan ekonomi.
Pembangunan industri di Kota Medan diarahkan terutama untuk mengembangkan industri yang berorientasi ekspor dengan memanfaatkan potensi sumber daya dari
daerah hinterland, selain sumber daya alam, sumber daya manusia, letaknya yang sangat strategis sebagai pintu gerbang Indonesia bagian barat, adanya pelabuhan laut
Belawan dan Bandar Udara Polonia, memiliki sarana dan prasarana yang sangat mendukung seperti adanya Kawasan Industri Medan yang terlibat langsung dalam
segitiga pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand dan sekaligus berbatasan dengan Segitiga Singapura-Johor-Riau.
Pengembangan sektor agroindustri penting bagi pertumbuhan ekonomi karena peranannya dalam hal: 1 meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto, 2
meningkatkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, 3 meningkatkan pangsa pasar dan ekspor, 4 meningkatkan pendapatan petani, 5 persiapan menuju Negara
industri baru. Upaya pengembangan dan perluasan kegiatan industri pengolahan termasuk
agroindustri perlu ditingkatkan dan didorong melalui penciptaan iklim yang lebih meransang bagi penanaman modal. Kota Medan sebagai kota terbesar ketiga di
Indonesia sangat berpotensial untuk berkembangnya investasi khususnya disektor agroindustri. Hal ini karena Kota Medan sebagai pusat aktivitas perekonomian dan
12
perdagangan di Sumatera Utara khususnya dengan daerah hinterland merupakan daerah basis pertanian.
Dengan demikian, dipandang perlu untuk mengkaji lebih jauh pengaruh perkembangan sektor agrindustri terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Medan dan
diharapkan akan mampu menjawab tantangan saat ini dan masa yang akan datang.
1.2 Perumusan Masalah